16. Apple

4.2K 152 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Happy reading...



Sepasang anak manusia itu tengah kebingungan memilih tempat makan pasalnya kedai yang ingin dikunjungi tutup dan tempat makan lainnya sudah terlihat penuh dan untuk mencari parkir saja susah. Juan tengah fokus dengan kemudinya mencari tempat barangkali ada yang bisa mereka singgahi. Leana menjadi merasa tak enak ini adalah ajakannya apalagi Juan juga punya waktu yang terbatas banyak pasien yang menantinya setelah makan siang.

"Kak kalo makan di apartemen gue mau gak? maksud gue kan lebih deket klinik lo juga terus gue banyak bahan masakan yang bisa gue masak... cepet kok masakan gue," jelasnya panjang lebar.

"Oke gak masalah," Ide Leana tidak buruk lebih efisien juga. Tanpa lama Juan memutar kemudinya menuju apartemen Leana.

Berselang 10 menit kemudian Juan mulai memasuki unit apartemen Leana yang bernuansa pastel. Rapi dan banyak pernak - pernik miniatur minion, disudut ruang Tv juga terdapat boneka minion besar tepat disamping cat tree. Ternyata gadis itu menyukai figur mahluk kuning cebol itu.

"Duduk kak terserah mau dimeja makan atau sofa gapapa make yourself comfortable..." Juan menduduki sofa bersebelahan dengan kucing oren yang tengah tidur terlentang.

Sembari mempersiapkan bahan memasak Leana melirik Juan yang sibuk mengamati apartemennya ia tersenyum "Dia namanya waffle... mau minum apa kak? biar gue buatin" ujar Leana mengiris sayuran.
"Air mineral aja.." Juan mendekati Leana duduk dimeja bar dapur mengamati Leana yang memasak.
"Oke," Leana memberikan sebotol air mineral dingin ke Juan.
"Thanks.. kamu tinggal sendiri?"
"Yup, gue rantau dari Surabaya,"

Juan bisa melihat gadis itu terbiasa memasak ia mendapati Leana cukup lihai didapur. Merasa diperhatikan Leana menatap Juan. "Ngeliatin mulu nanti demen loh kak," gurau Leana mengibaskan rambutnya centil tapi justru poninya jadi menghalangi mata.
"Hufff hufff..." Leana terus menyebul poninya kedua tangannya terlalu sibuk membawa sendok dan botol saus.

Juan tertawa pelan "Makanya gak usah sok gombal," Juan mengulurkan tangannya menyingkap poni Leana, gadis itu tersenyum manis "Hehe biarin wlee," Leana menjulurkan lidahnya berbalik membelakangi Juan lanjut menumis sayurnya.

Senyumnya membuat jantung Juan berdegup kencang, ia memegang dadanya "Saya harus rekam jantung nanti," gumamnya sangat pelan.

Sedangkan dibalik sana Leana memasak sembari tersenyum malu.

Keduanya sama - sama salting.

15 menit kemudian tumis sapo tofu dan bakmi goreng terhidang hangat dimeja makan, gigi Leana masih sedikit linu maka dari itu ia memasak yang lunak untuk bisa ia konsumsi.
"Cobain kak enak gak.." Leana menyendokkan nasi dan lauk pauk ke piring Juan dan miliknya.

Hendak menyendokkan sesuap bakmi ke mulutnya tangan Leana terhenti melihat tangan Juan yang menggenggam dan memejamkan mata. Ia menyengir meletakkan sendoknya ikut berdoa bersama Juan "Aminn.."

Dentingan sendok dan garpu saling bersautan mereka berdua makan dengan khidmat. Juan mengakui masakan Leana rasanya enak dari bahan juga merupakan makanan yang sehat. Pantas saja tubuh Leana proposional. Juan mengakhiri makannya dengan minum segelas air putih.

"Masakan kamu enak," ungkap Juan tersenyum.
"Gimana gak enak kakak nambah 2 kali ya!" Leana terkekeh Juan hanya tersipu ia tak sadar hingga nambah untuk kedua kalinya. Leana senang Juan menyukai makanannya tidak sia - sia ia mengajaknya kemari.

Waktu luang Juan masih ada setengah jam ia putuskan untuk beristirahat sejenak bersama Leana diruang TV sembari menyemil apel yang disuguhkan. Kotak hitam besar menyita perhatian Juan ia tanpa sengaja melihat kotak itu berisi boneka, kaos, sepatu, dan berbagai macam foto yang menampilkan Leana dan Devan, iya itu Devan anaknya. Melihatnya membuat dada Juan terasa teremas.

Leana dan Devan tampak tersenyum bahagia didalam foto itu.

Melihat arah pandang Juan Leana terkejut malu ia lupa membereskan kotak itu tadi pagi.
"Gak usah ngeliatin begitu kak nanti mantan aku dateng gimana dari tuh kotak," canda Leana merapikan kotak itu meletakkan disudut ruangan.

"Kamu masih sayang ama dia sampe nyimpen barangnya begitu?" tanya Juan seolah menginterogasi.

"Enggak! sayang gue udah ilang kak waktu gue tau dia selingkuh! nih kotak mau gue kembaliin ama yang punya," Leana menyadarkan tubuhnya disofa, ia menoleh ke Juan "Kakak nonton kan pertunjukan gue?"

Juan mengangguk "Well nice show,"

Leana tertawa hambar "Gue udah kasih dia kesempatan buat jujur tapi dia gak ngaku... malah mereka berdua gak ada permintaan maaf ke gue sama sekali! Bangsat tuh orang gak ada kapok gue permaluin!" ceplosnya
"Jangan mengumpat Leana," peringat Juan Leana menyengir

"Hehe sorry gue kak.. jadi malah curhat gue," lanjutnya ia mengelus waffle dipangkuannya.

Juan tentunya sadar jika Leana cukup muda baginya ia tahu itu dari awal, namun ia juga terkejut bukan main ketika menyadari Leana adalah pacar anaknya yang cukup membuatnya pening sesaat.

Akankah Juan maju atau mundur? bersama perasaan semu ini.

"Kamu mau ngerebut bapaknya kan? itu beneran?" tanya Juan menopang dagunya.
"Anjir ya engga gitulah kak itu spontan aja.. bisa - bisa digorok emaknya gue!" seru Leana, gila kali dia jadi pelakor. Apalagi membayangkan bapak - bapak yang seusia papinya menjadi pacarnya membuatnya bergidik.

"Emang kamu tau orang tuanya?" tanya Juan menyelidik.
"Gak tau sih kak selama ini Devan gak pernah bahas keluarganya sama sekali, dia pernah bilang keluarganya di Bandung gitu doang." ungkap Leana, Juan menatap Leana tidak ada kebohongan dimatanya.

Gadis itu memang berkata jujur Leana tidak mengetahui seluk beluk keluarga Devan. Selama ini mantan pacarnya itu tinggal sendiri, selalu menutup rapat mulutnya ketika membahas keluarga. Jadi Leana rasa itu cukup privasi bagi Devan serta tak mau mengungkitnya.

Andai jika Leana tau jika orang yang ingin ia 'embat' ada didepan matanya...

"Meongg.." Waffle terbangun dari tidurnya Juan mengulurkan tangannya mencoba mengelus naas Waffle malah terkejut mencakar lengan Juan "Duh!"

"Loh kak.. luka lagi, bentar aku ambilin P3K" Leana beranjak mencoba mengambil P3K yang terletak diatas kabinet paling atas.

"Ini cuma kegores aja gapapa Leana,"
"Ya tetep aja kak harus aku obatin sorry ya Waffle emang gitu sama orang baru,"

"Mana sih?!" Leana terus menyerocos sembari menjinjit tak sampai lalu punggungnya merasakan dada juan yang menempel padanya, tangan Juan meraih P3K. Aroma maskulin menguar segar.

Kaget itulah yang dirasakan Leana ia berbalik hingga keseimbangannya hilang.

Duk!

Mereka bedua jatuh dengan Leana menimpa tubuh Juan tanpa sengaja, Leana membelalakan matanya kedua bibir mereka menempel satu sama lain.

Cup

Juan membatin "Sweet like apple"


To be continued...

-----

Thanks for reading, hope you guys like it❤️‍🔥
Jangan lupa komen & vote ya🥰✨

Deserve Better (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang