22. Messed up

3.7K 131 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy reading...



"WHAT?!!! Juan yang selama ini lo deket ternyata dia itu bokapnya Devan?!" Suara Naya menggelegar diseluruh apartemen Leana.

"Bokap tiri kali," koreksi Leana mengusap telinganya.
"Yee sama aja kali lo macarin bapak dia sendiri, Gacor lo Le! ilmu pelet darimana lo dapet gebetan duda keren begitu" Leana melempar keripik kentangnya ke wajah Naya.

"Sumpah takjub gue, kutukan lo ke Devan bener - bener manjur," Naya masih kagum tak percaya.

Mereka berdua sedang berada diapartemen Leana. Ketika mendengar Leana izin sakit Naya seusai kelas langsung tancap gas menjenguk sahabatnya.

Baru beberapa minggu yang lalu Leana memberitahu Naya jika sedang dekat dengan Juan, tentu Naya senang ia mendukung apapun yang membuat Leana bahagia dan bisa move on dari Devan. Hari ini cukup membuat Naya tercengang atas fakta jika Juan daddy tiri dari Devan.

Leana juga menceritakan dirinya yang kemarin bertemu Devan hingga sakit dirawat Juan. Leana benar - benar merasa dilindungi oleh Juan.

"Terus gimana Le? lo ngapain lagi? Hohohihe gak?"
"Sompral lo! Hohohihe dari hongkong! gue cuman ciuman ya anjing,"
"Idih gak seru lo! Udah sekop - sekop juga, tutor kali Le dapet spek kayak kim mingyu begitu," ucap Naya menaik turunkan alisnya.
"Heh tuh mulut lo, mau gue aduin Valdo?" Naya mencebikkan bibirnya.

Semenjak pertemuan di cafe waktu dulu, hubungan Naya dengan Valdo semakin dekat kini mereka baru menjalin hubungan pacaran. Leana bersyukur sekian lama Naya mencari tambatan hati dan akhirnya ia menemukan Valdo, pria itu baik dan cenderung kalem berbeda dengan Naya yang bar - bar, mungkin karena itulah mereka cocok saling melengkapi.

"Lea kan lo udah tau Juan bokap tiri Devan, gimana masih mau lanjut lo?" pertanyaan Naya membuat Leana terdiam.

"Gue bingung Nay harus gimana... jujur aja gue juga naksir Juan, gue masih mau jalanin hubungan kita yang lagi deket ini"
"Yee elu mah, gini Lea cowok hot dan mapan kayak Juan usianya gak cuma pacar - pacaran doang kayak kita. Beda ama Devan yang modal jalanin dulu aja, kalo lo jadi ama Juan lo juga mesti sadar hubungan lo bakal kemana nantinya,"

Seakan tertampar akan ucapan Naya, Leana menghela napasnya. Kata - kata Naya sepenuhnya benar, seorang pria dewasa seperti Juan memiliki prinsip yang kuat dalam hubungan 'modal jalani saja dulu' pasti tak berlaku baginya.

"Lo pikirin mateng - mateng nanti... Tenang gue pasti selalu dukung dan bantuin lo dimanapun Lea," mereka berpelukan, Leana tersenyum "Thanks bestie".

🌹🌹🌹

Sudah sejak pukul 8 malam tadi klinik Juan tutup hingga sekarang pukul 12 malam namun ia belum beranjak pulang. Malam ini Juan masih berkutat dengan laptopnya minggu lusa ia akan menghadiri seminar dimana Juan menjadi narasumber ia harus menyiapkan materinya. Padahal ia ingin menemui Leana untuk memeriksa kondisinya, melihat jam yang sudah menunjukkan tengah malam dapat dipastikan Leana sudah terlelap. Besok Juan akan mencoba mendatanginya.

Tok! Tok!

Siapa itu? seingatnya para staff sudah pulang, mungkin itu securitynya dari depan.

Pintu terbuka menampakkan Devan dengan wajah berantakkannya, bajunya lusuh rambutnya berantakan dengan raut wajah sempoyongan.

"Here you are... i'm looking for you asshole!" Devan meracau bau alkohol menyengat dari tubuhnya.

"Udah berapa botol yang kamu abisin Dev?!"

Devan jelas mabuk. Ia terlihat sangat kacau.

Juan beranjak memegangi tubuh lunglai Devan yang ditepis olehnya "Fuck off!"

"Devan! Keterlaluan kamu!" Bentak Juan.

Devan tertawa sumbang mendengar penuturan Juan yang tak masuk akal baginya.
"Gue keterlaluan? Lo yang ambil pacar gue bangsat!" Devan ingin menonjok Juan namun malah menabrak sofa.

"Gue bakal beri peritungan ke lo bokap sialan!" Mulut Devan terus meracau, beruntung hanya ada Juan dikliniknya ia tak perlu merasa malu dengan drama Devan.

Dengan paksa Juan menyeret Devan ke mobilnya mengantarnya ke apartemen Devan. Sesampainya disana Devan masih sempoyongan mulutnya masih fasih mengeluarkan umpatan - umpatan yang bersarang dibenaknya. Sang objek umpatan alias Juan hanya merasa biasa ia tidak memperdulikan Devan yang marah kepadanya yang ia pedulikan adalah bagaimana Devan agar bisa mengikhlaskan Leana dan berhenti membuat kekacauan dalam hidupnya. 

Sebagai orang tua Juan juga berharap Devan dapat menjadi pribadi yang baik dan menyenangkan seperti sediakala.

Juan mengarahkan Devan ke kamarnya setelah Devan mendarat diranjang Juan meregangkan ototnya, bobot Devan 11 12 dengan dirinya. 

Tiba - tiba Devan terduduk dari tidurnya jarinya menunjuk Devan "Lo liat aja gue gak akan biarin lo dapetin Leana," Juan bersidekap menatap anak tirinya yang mengenaskan.
"Biarin dia bahagia sama saya Dev,"
"No I can't! I love her!!" Racaunya.

Juan menghela napas menatap pipi Devan yang membiru akibat pukulannya kemarin. Dengan telaten Juan mengganti baju dan mengobati wajah Devan, pemuda ini ia sudah anggap seperti adik dan anaknya disaat bersamaan. Sulit untuk membenci Devan terlepas kelakuannya.

Devan masih bisa mendengar Juan dengan jelas walaupun pandangannya samar - samar.

"Saya gak akan lepasin Leana, kamu sendiri yang membuang dia, Jadi jangan salah jika saya menggantikan kamu."

Seorang Juan memiliki pendirian yang tak tergoyahkan, jika ia sudah menginginkan sesuatu ia akan berjuang mendapatkannya bagaimanapun caranya. Sekali pun itu melewati Devan.

"Sialan," Desis Devan.
"Saya gak peduli Devan meskipun kamu anak saya,"
"Hnggg.. Sampai kapanpun gue gak akan biarin lo berdua!" Teriak Devan tubuhnya semakin lemas ia pun tepar diatas diranjangnya.

"Kita akan bicara tapi sewaktu kamu sadar gak kayak begini," tukas Juan.

Melihat Devan yang sudah tumbang Juan beranjak pergi dari apartemen Devan. Ia meremas rambutnya. Ia tahu setelah ini tidak akan mudah baginya dan Leana.


To be continued...

-----


Thanks for reading, hope you guys like it❤️‍🔥
Jangan lupa komen & vote ya🥰✨

Author tambahin sampul judul sebagai pemanis gimana menurut kalian?

Deserve Better (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang