7

3K 233 35
                                    


Warning! Typo


...



Satya melamun, meratapi aksinya yang meninggalkan Azka sendirian di apartemen. Beberapa kali kepalanya dipukul, mencoba telungkup kan wajahnya pada stir mobil untuk mencari ketenangan. Otaknya berkecamuk, entah harus memilih kembali keatas atau tancap gas untuk pulang kerumah.

"Anjingggggg.... !!!!"

Akhirnya setelah 10 menit berperang melawan egonya, Satya banting pintu mobil untuk memilih kembali naik ke apartemen Azka.

Masabodo dengan apa yang akan terjadi setelah ini, yang terpenting sekarang adalah mendapatkan maaf dari Azka yang tengah ketakutan karena ulahnya.

....




Nafasnya yang terasa berat itu dibuang, mencoba tenang akan debaran pada jantungnya. Perasaan Satya mendadak campur aduk, entah takut, panik, sedih semuanya seperti menyatu menjadi satu

"Oke Satya, Lo cuma harus minta maaf, setelah itu bantu Azka pakai baju dan biarin dia terlelap istirahat. Gak buruk sat, 5 menit juga kelar"

Cklek

Pintu terbuka, menampilkan Azka yang tengah meringkuk dengan isakan kecil. Keadaan nya masih sama, hanya saja kali ini Azka gunakan selimutnya dengan benar.

Boomber hitam yang ia pakai ditanggalkan, membiarkan dinginnya ruangan menembus kulitnya yang basah hasil keringat dingin barusan.

"Azka"

Ruangan mendadak sunyi, azka bangun dengan keadaan wajahnya yang sudah basah oleh air mata dan keringat.

Kacau, dan Satya merasa bersalah untuk itu.

"Satya, Lo nggak pergi?"

Disela langkahnya Satya menggeleng, menarik tisu sebelum naik dekati Azka disana " maaf", terlalu singkat dan pelan, sampai Azka tak dengar apa yang baru aja Satya ucapkan.

Tapi yang jelas saat Satya kembali rapihkan rambut lepeknya_tangisan Azka kembali pecah

"Hiks, jangan pergiiii... Jangan tinggalin gua sendirian, gua takut "

"Ssttt... Iya, gua ggak pergi, gua bakal disini_"
pipi azka disentuh pelan menyalurkan ketenangan disetiap usapannya "_ maafin gua ya udah bentak Lo tadi. Rasanya masih panas ? Sini gua bantu"

Azka tak menolak saat kedua tangannya digenggam, menariknya pelan untuk membawanya kembali pada pangkuan nyaman.

"Sebenernya gua masih penasaran sama apa yang baru aja Lo makan diparty tadi, yang jelas gua curiga ada campuran obat perangsang didalem nya" dagu Azka ditarik, membiarkan tatap keduanya terkunci.

Dengan suara berat Satya berucap.

"Mungkin setelah ini gua bakal dihantui beribu rasa bersalah, Because Whatever we will do_ Gua harus sadar klo lo dalam keadaan mabuk, dan gua dalam keadaan gak suka sesama jenis"

Lalu ditutup dengan tarikan lembut pada pinggang ramping Azka, sebelum bilah bibir keduanya kembali bertemu.

....


"Aaahhh... Satyahh.." erang Azka, mencoba bertekuk lutut sesekali meremas Surai legam Satya yang tengah hisapi nipple nya.

Badannya sesekali tersentak, merasakan sensasi panas dari telapak tangan satya yang kini tengah membelai setiap inci kulitnya.

Setelah puas habisi nipple nya, satya berpindah untuk kembali kecupi tengkuk Azka hingga puas " dimana lagi yang harus gua bantu?"

Manik keduanya bertemu, dengan pipi merona Azka menggeleng " gue _ malu " tapi Satya tau kearah tangan Azka bermain, apalagi saat melihat penis itu yang sudah ereksi sedari tadi.

XO [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang