Part 38 [Pernyataan]

3.6K 308 29
                                    

Happy Reading, sorry for typo.

"Kamu kenal Clara darimana, Sakti?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu kenal Clara darimana, Sakti?"

Saat ini aku dan Sakti ada di dapur rumah Mama dan Papa, rumah masa kecil Sakha dan Sakti. Kami baru saja selesai makan siang, aku sedang mengambil air minum saat Sakti sedang memakan es krim di kursi bar.

"Dia temennya Josephine, dulu Clara itu adik tingkarnya di kampus. Kenapa?"

"Ah enggak, cuma pengen tahu aja."

"Menurut lo, dia oke gak?"

"Kamu serius sama Clara?"

"Belum ke tahap itu sih, gue bawa dia ke sini karena ancaman Mama. Tapi menurut gue, she's not bad."

For me, she's bad. Ternyata benar, Clara itu bermuka dua.

"Actually, i dont like her."

"Why?" tanya Sakti dengan santai, tak terlihat tersinggung dengan jawabanku. Baguslah kalau dia belum punya rasa ada Clara.

"Perilakunya buruk."

"Oh iya? Tapi beberapa kali ketemu, dia kayak cewek lugu lho."

"Terserah kamu, mau percaya atau enggak. Yang penting, aku udah kasih tahu jawabanku."

"Kalau Nyonya Sakha bilang seperti itu, akan saya pikirkan kembali."

"Kamu percaya?"

"Gue bahkan lebih percaya sama lo daripada Sakha."

Aku tertawa mendengarnya, untunglah Sakti sangat open minded orangnya. Aku yakin dia tak akan tertipu hanya dengan seorang gadis.

"Tapi dia pinter banget cari muka sama Mama, ya kan? Seenggaknya gue berhasil alihin Mama buat gak jodohin gue."

"Setakut itu perjodohan?"

"Kalau cewek yang di jodohin setipe sama lo, gue gak masalah. Tapi Mama kenalin gue ke cewek yang gak bener semua, gimana gue gak kesel coba?" balasan Sakha membuatku semakin tertawa.

"Aku ngiler lihat es krim punya kamu, masih ada gak?"

"Kenapa gak bilang dari tadi kalau kepengen, ambil aja di kulkas. Masih banyak stok buat gue bagi ke kakak ipar bumil."

Aku membuka lemari pendingin, mengambil satu es krim kesukaan Sakti yang entah kenapa terlihat menggiurkan di mataku.

Setelah mendapatkannya, aku memilih untuk berjalan kembali ke ruang tengah berkumpul bersama yang lain.

Langkahku terhenti melihat sesuatu yang mengganjal di penglihatanku, di posisiku berdiri memperlihatkan punggung Sakha dan Clara yang duduk menghadap Sakha.

Aku yakin sekali yang di jadikan objek penglihatan Clara adalah Sakha, dan aku juga yakin jika aku melihat tatapan tertarik yang Clara berikan pada Sakha. Kenyataan apa lagi ini? Apa mungkin alasan lain Clara membenciku karena dia cemburu?

Flawless Wife [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang