Part 40 [First Meet]

4.4K 422 16
                                    

Selamat membaca, sorry for typo.
Sebelum baca, yuk klik vote dulu sebagai dukungan.

Penuhi setiap paragraf dengan komentar kalian juga ya.

Aku tak menyangka dengan apa yang baru saja aku dengar, perkataan Mama sangat sulit untuk aku percaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku tak menyangka dengan apa yang baru saja aku dengar, perkataan Mama sangat sulit untuk aku percaya. Sakha yang meminta perjodohan kami? Itu tidak mungkin.

"Ma, itu gak mungkin."

"Mama gak minta kamu untuk percaya, Gempi. Mama cuma mau kamu tahu aja," ucap Mama dengan tatapan teduhnya.

"Walaupun Sakha minta Mama rahasiakan ini, Mama takut kalau hubungan kalian bertahan karena bergantung sama Mama. Menurut Mama, kamu harus tahu soal ini."

"Gempi, Sakha itu gak pintar soal perasaan. Sakha susah banget untuk mengekspresikan perasaannya sendiri, karena itu Mama gak bisa tutupi hal ini."

"Sejak awal Sakha sendirilah yang minta untuk di jodohkan dengan kamu, karena Sakha juga Mama akhirnya mulai desak kamu untuk terima perjodohan."

"Kamu boleh marah sama Mama karena Mama lebih mementingkan Sakha dari pada kamu, Mama cuma mau membantu Sakha mendapatkan perasaan yang belum dia sadari."

"Gimana bisa— Sakha?"

"Awalnya Mama juga kaget, waktu Sakha tiba-tiba bahas kamu. Sakha gak bilang terang-terangan sih, tapi Mama bisa sadar apa yang Sakha mau. Karena itu Mama pun mulai bahas perjodohan sama kamu."

"Kalau Sakha gak bilang, Mama juga gak kepikiran untuk memaksak kamu untuk jadi menantu di rumah ini. Karena tanpa jadi menantu pun, kamu udah jadi putri Mama satu-satunya."

Perasaanku bercampur antara terkejut dan terharu, sungguh aku sangat menyayangi wanita yang sudah melahirkan suamiku ini.

"Kamu pasti kaget ya? Rahasiain dari Sakha ya, nanti anak itu marah sama Mama karena bocorin rahasianya."

Tanpa berpikir panjang, aku langsung berhambur memeluk Mama dan menangis haru di dekapam hangatnya.

Merasakan pelukan Mama, aku merasa menjadi orang paling beruntung di dunia ini. Melupakan semua yang terjadi di masa lalu, seolah tak pernah terjadi apapun selain momen kebersamaan dengan Mama.

"Udah ah jangan nangis, nanti Sakha ngira Mama nakalin kamu lagi."

Mama meregangkan pelukanku, menyeka air mata di pipiku dan menangkup pipiku dengan kedua tangannya.

"Kenapa Mama baik banget sama aku?"

"Mama juga gak tahu, kenapa Mama bisa sesayang ini sama kamu."

"Gempi juga sayang Mama, makasih banyak karena udah jadi Mama buat Gempi," ucapku kembali terisak.

"Udahan ah, jangan nangis-nangisan. Ayo kita masak aja, buat makan malam."

Aku menyeka sisa air mata di kelopak mata, lalu mengangguk dan beranjak bersama Mama untuk memasak.

Flawless Wife [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang