...
Sarah kembali malam itu dalam keadaan lelah. Dia sengaja mematikan ponselnya, dan itu berhasil membuat ketiga kakaknya berdiri didepan rumah dengan tatapan tajam tentu saja.
"Maafkan aku" Sarah mendesah berat, tenaganya habis dan ia tidak ingin berdebat atau menjelaskan apapun untuk saat ini.
"Ponselku lowbat. Dan ada urusan penting di kampus" Sarah memejamkan matanya mencoba mempersingkat agar Shayne Rafael dan elkan menyingkir dan memberi ruang untuk sarah segera masuk kedalam rumah.
"Jangan berbohong, kami mencarimu kekampus, dan nathan ke perpustakaan dan kau tidak ada disana" Shayne mendelik dia tidak mudah dibohongi
"Pergi kemana, katakan kau pergi kemana hari ini sarah" Rafael membentak sarah,
Sarah memilih diam setelah ia hampir saja terpental mendengar bentakan Rafael.
"Hey ada apa?? Kenapa membentak sarah sekeras ini?"
Suara nathan terdengar kemudian, sarah tidak berani menoleh kesumber suara, dia merasa bersalah.
"Aku lelah, bisakah kalian membiarkan Aku istirahat" Sarah memohon, memelas berharap Rafael melepaskan genggaman kasar tangannya dilengan sarah.
"Tidak sebelum Kau mengatakan pergi kemana hari ini?"
Tunggu!! Kenapa Rafael semarah itu? Apa dia tau sesuatu?
"Sarah" Shayne mendekat dengan suara lemahnya dia mengingatkan Rafael untuk tidak bertindak kasar.
"Ada keperluan apa kau datang ke kantor Mr. Hilgerss?"
Mata Sarah membulat tidak percaya? Bagaimana Shayne mengetahui itu semua? Tunggu!! Siapa yang mengikutinya?
"Kalian menguntitku?" Sarah menghela nafas kasar.
"Apakah ini karena diriku?" Nathan yang semenjak tadi diam memilih bersuara dibelakang sana
Mata itu berhasil membuat sarah tak berkutik. Dia menunduk saat Nathan mendekat kearahnya lalu membawa tubuh sarah dalam dekapannya. Tangis sarah pecah. Kalimat Mr. Hilgerss begitu saja terngiang membuatnya semakin merasa bersalah telah menyetujui permintaan untuk putus dari Nathan dan akan kembali pada mees. Sarah memang sangat gila. Berani mengambil keputusan sebesar itu. Dan mungkin jika semuanya tahu maka sarah akan ada dalam bencana besar.
"Maafkan aku" lirih sarah,
"Jangan lakukan hal segila itu lagi" Nathan mengangkat dagu sarah agar mata itu menatapnya
"Tidak peduli meski karirku akan hancur yang terpenting cukup dirimu selalu ada disampingku"
Shayne dan elkan seling menatap bingung? Apa yang sedang dibicarakan nathan? Karir hancur?
"Ceritakan dengan jelas pada kami sarah" elkan menarik tubuh sarah dan memutarnya agar menghadap pada dirinya.
....Nathan datang kerumah besar Mr. Hilgerss sepagi itu. Amarah yang menyala tentu saja membuat pemilik Rumah terkejut. Berani sekali sepagi itu ada tamu datang kerumah besarnya dengan tatapan tajam mengintimidasi pemilik Rumah.
"Hey Nathan ada apa sepagi ini kau kemari?" Mees menghampiri Nathan menyapa pria itu
"Katakan pada ayahmu, jangan sekali kali mengganggu sarah?" Dua alis mees menyatu bingung,
Apa yang dimaksud nathan? Kenapa Ayah mees harus mengganggu sarah?
"Apa yang kau bicarakan?" Mrs. Hilgerss ikut mendekat meski awalnya ia acuh tidak peduli pada anak itu.
"Suami anda meminta sarah agar putus denganku dan kembali pada anak anda. Benar benar sangat picik bukan"
Mees dan ibunya kaget luar biasa. Keduanya saling menatap tidak mungkin pikirnya. Mees meraih kerah baju Nathan, gerahamnya mengeras tidak terima dengan omong kosong yang baru saja terlontar dari mulut sialan nathan.
![](https://img.wattpad.com/cover/369121454-288-k233745.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
-NATHANTJEO- Desire you in Summertime
FanfictionBocah lelaki itu tidak pernah mengatakan dia akan pergi mengejar mimpinya untuk menjadi pemain sepak bola terkenal. Dia meninggalkan kota kecilnya di Rotterdam saat ia berusia 13 tahun. meninggalkan teman masa kecilnya, Sarah jasmine Struick tanpa S...