....
"Sarah, what do you want for dinner?"
Tunggu, itu suara kak Noel? Sarah bergegas melompat dari kasurnya keluar kamar. Suara berisik terdengar sayup dari dapur.
"Elkan? You there?" Sarah mencoba memanggil, dia tahu elkan bukan type pria suka memasak. Dia lebih memilih pesan makanan diluar.
Lalu apa ini?? Aroma spaghetti dengan saus keju menarik indera penciumannya.
Dan deg..
Sungguh jantung Sarah hampir saja meloncat dari bagian tubuhnya. Nathan tersenyum kearahnya. Ia begitu lihai menuangkan spaghetti ke piring dan menaruhnya di meja makan.
"Your favorite food" Nathan menunjuk sepiring spaghetti yang telah terhidang dimeja.
"What r you doing in my kitchen?"
Apa yang Nathan harapkan, ucapan terima kasih. Bagus itu tidak akan pernah!! Sarah telah berubah, dia terlihat muak melihat Nathan berada dalam jarak sedekat itu.
"Elkan, where are you? How dare you let this guy into this house" Sarah marah luar biasa, dia bahkan berteriak dengan muka memerah.
"Heyy, elkan isn't here. He met his friends" Nathan mencoba menahan Sarah.
"Stay away from me" dengan gerak cepat Sarah menarik dirinya, tapi gagal. Nathan semakin mengeratkan pegangannya.
"Not this time. Please give me a reason. Kenapa kamu bersikap seperti ini sama kak Noel" nafas Sarah naik turun, dia mencoba kembali terlepas dari kunkungan tubuh tinggi Nathan.
"....."
Diam bukan alternative yang diharapkan Nathan.
"Apa salah kak Noel sama sarah" Sarah masih diam, tapi kali ini ia tidak berusaha untuk terlepas dari genggaman tangan Nathan di bahunya.
"Tolong kasih penjelasan biar kak Noel bisa memperbaikinya"
Pelan Nathan melepas Sarah, mengarahkan gadis itu untuk duduk di kursi meja makan.
"Lupakan, kalau kamu merasa tidak punya salah. Aku lapar, terima kasih untuk spaghettinya" Sarah lebih memilih untuk tidak mensia-siakan spaghetti buatan Nathan.
"Apa ini terkait kepindahanku yang mendadak dan tidak memberitahumu"
"Eoh, spaghettinya enak" Sarah tersenyum melirik Nathan sekilas disebelahnya.
"Sarah, kak Noel minta maaf"
"For what" selera makan Sarah menghilang,
"For everything" mata Nathan menghipnotis Sarah untuk sekian detik.
"Just forget about it"
"Sarah" Nathan menarik kursi Sarah agar lebih dekat dengannya.
"Tidak bisakah kita selesaikan malam ini?"
"Apa yang perlu diselesaikan? Kita bahkan belum memulai apapun" suara Sarah semakin melemah,
"Benar pasti kesalahan kak Noel begitu besar hingga Sarah gak bisa maafin"
"Aku sudah maafin kok" Tidak terima, Sarah menyela dengan tegas.
"Berarti setelah ini kita baikan ya dan bisa seperti dulu lagi" Sarah menggeleng membuat Nathan bingung,
"Jasmine akan cemburu jika kita sedekat dulu" Nathan menghela nafas dan mengusap wajahnya kasar.
"Yeah that's true"
Tak ada lagi percakapan setelahnya. Sarah melihat kembali sisa spaghetti dipiringnya. Sudah dingin, dan pasti sudah tidak seenak sebelumnya.
"Sudah malam, kak Noel sebaiknya pulang"
YOU ARE READING
-NATHANTJEO- Desire you in Summertime
FanfictionBocah lelaki itu tidak pernah mengatakan dia akan pergi mengejar mimpinya untuk menjadi pemain sepak bola terkenal. Dia meninggalkan kota kecilnya di Rotterdam saat ia berusia 13 tahun. meninggalkan teman masa kecilnya, Sarah jasmine Struick tanpa S...