18-Kembali ke Hastinapura

369 45 0
                                    

Ratu Kunti tersenyum menatap kedatangan anak-anaknya. Dia tidak sabar memeluknya.

Gayatri sendiri berpartisipasi dalam duel ini, duel yang dikatakan sebagai penentu posisi Putra Mahkota!

Tentu...

Gayatri mewakili pihak Pandawa, jika dia menang, maka Kakak Yudistira yang berhak dengan posisi itu.

"Nona Sri Gayatri vs Pangeran Wikarna"

Mereka berdua adalah seorang pemanah, yang hebat. Gayatri tidak sabar, untuk mengalahkannya~

"Mohon bantuannya"Wikarna memberi salam sopan padanya, yang dibalas sopan juga oleh Gayatri.

Diantara seratus satu Kurawa, Gayatri harus akui jika hanya Wikarna dan Dursala yang normal~

Yang lain cukup menyebalkan menurutnya~

Shuaa

Selanjutnya panah melesat, saling beradu kekuatan. Setiap Gayatri menarik busur dan menembakkan anak panahnya, selalu saja Wikarna melakukan hal yang serupa.

Mereka seperti mesin yang tidak berhenti melancarkan serangan, hingga Gayatri melihat kesempatan untuk menjatuhkan senjatanya.

Shuaaa

Senjata milik Wikarna terlempar, dan ini dapat diartikan kemenangan untuk Pandawa.

"Nona Gayatri menang!"sorak-sorai terdengar memanggil namanya.

Gayatri tersenyum sopan, dan berjalan kembali ke kamp Pandawa.

"Kamu hebat!~"seru Bima sambil tertawa terbahak-bahak.

"Terima kasih"

"Sekarang giliran mu, Kakak Bima. Jangan kalah dari Kak Duryudana!"seru Sadewa yang di angguki Nakula.

"Lakukan yang terbaik!"Yudistira tidak memaksanya untuk menang, dan hanya memintanya melakukan yang terbaik.

"Aku tidak akan kalah!"yakin Bima dengan tatapan penuh perjuangan.

"Jika kamu kalah, kami akan menghabiskan bagian makan siang mu loh~ jadi harap berhati-hati"ejek Nakula yang berhasil membuat Bima marah, Bima melotot kearah Nakula dengan ekspresi mengancam.

"Hahahaha.... Dia langsung marah saat makanannya terancam~"tawa Nakula.

"Jangan mengganggunya, Kak Nakula"desah Gayatri tidak berdaya. Mereka selalu bertengkar tanpa henti, ini benar-benar sangat kekanak-kanakan.

Pertempuran terus berlanjut, dalam pertempuran ini hanya tersisa tiga kontestan, yaitu Pangeran Arjuna, Sri Gayatri, dan Pangeran Duryudana.

Gayatri menatap tempat kompetisi dengan senyuman bahagia, sepertinya dirinya tidak perlu repot-repot untuk turun ke arena lagi, Kakaknya Arjuna akan mengalahkan Pangeran Duryudana.

"Pangeran Arjuna menang!"seru wasit pertandingan, semua orang bersorak gembira, tetapi kebahagiaan itu tidak bertahan lama, karena ada yang keberatan dengan hasilnya.

"Aku tidak setuju dengan hasil pertempuran ini!"seorang pria tampan dengan tanda Surya dikepalanya, mengatakan keberatannya akan hasil tanding itu.

"Siapa kamu?"tanya Gayatri penasaran, seseorang yang menentang kemenangan seorang sehebat kakaknya, pastinya bukan orang sembarangan.

"Aku Karna, putra Radha dan Adirata"ucap Karna memperkenalkan dirinya.

"Karna?"Gayatri menunduk, sepertinya dia pernah mendengar nama ini dari suatu tempat.

Dimana itu?

Tunggu dulu!

Apakah dia kakak laki-laki yang menyelamatkan ku, saat itu?!

"Aku ingat....dia..."belum selesai Gayatri mengatakan pikirannya, Bima langsung berteriak keras dan menghina Karna.

"Beraninya kamu menentang seorang pangeran! Kamu pikir siapa dirimu?!"marah Bima.

"Aku adalah putra seorang kusir, meskipun begitu, aku yakin dengan kemampuan ku"Karna mengakui asal-usulnya tanpa malu sedikitpun.

"Hahahahahahaha.... Putra seorang kusir, beraninya dia menantang pangeran Arjuna!"

"Tidak tau malu!"semua orang mengejek identitas Karna.

"Hentikan! Berhenti berbicara"Gayatri tidak puas jika ada yang mengolok-olok Karna, mungkinkah karena dia melihat bayangan dirinya sendiri saat diolok-olok tentang identitasnya yang merupakan Putri seorang pelayan?

Gayatri juga tidak paham, tetapi dia tidak menyukai situasi ini!

"Bukankah itu hanya karena identitas? Yang Mulia Destarasta, aku ingat anda telah memberikan saya token emas yang dapat mengabulkan satu keinginan apapun. Bisakah saya menggunakannya pada Karna?"tanya Gayatri.

"Gayatri, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu menggunakan hal berharga seperti itu, pada putra seorang kusir?"tanya Bima tidak puas.

"Kakak Bima benar, kenapa menggunakannya pada seseorang yang menentang kemenangan Kak Arjuna?"tanya Nakula tidak senang.

Gayatri mengabaikannya, dia hanya tidak suka seseorang yang menampakkan sosok dirinya dimasa lalu. Itulah yang membuatnya tergerak.

"Nak, apa kamu yakin akan menggunakannya untuk orang ini?"tanya Destarasta ragu.

"Iya, berikan dia status layak agar dapat menentang Kak Arjuna "Gayatri menatap Raja Destarasta dengan yakin.

"Kamu tidak takut jika Kakak tersayang mu kalah?~"ejek Sangkuni.

"Kakak ku adalah pemanah terhebat di tanah Arya, akan sulit untuk mengalahkannya. Jadi tidak perlu mengkhawatirkannya"Gayatri tidak menunjukkan kelemahan apapun pada ucapan penuh dengan ejekan dari Sangkuni.

"Gayatri, ini sama saja kamu menentang kami kan?"ujar Sadewa tidak puas, Gayatri menatapnya lama dan setelahnya berucap dengan sungguh-sungguh.

"Aku akan selalu berada dipihak kakak-kakak ku, tapi selalu ada beberapa hal yang ingin ku lakukan sesuai keinginan ku sendiri, karenanya mohon jangan pertanyakan sikap ku"setelahnya para Pandawa terdiam, dan tidak memiliki keinginan untuk mengungkitnya lagi, tetapi didalam hati mereka tersimpan benih ketidaknyamanan, untuk pertama kalinya adik mereka menentang mereka secara terbuka.

***

Bersambung ~

See you

Variabel Mahabharata_[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang