bab 10: Rahasia dibalik angka

953 59 9
                                    

Pagi itu, suasana di mansion masih diselimuti oleh ketakutan dan kebingungan setelah malam yang penuh teror. Matahari yang muncul di balik jendela tidak mampu menghangatkan kegelapan yang menyelimuti hati mereka. Mereka duduk di ruang makan, berusaha mengatasi rasa duka dan ketakutan yang menyelimuti mereka.

Saat keheningan menyelimuti mereka, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu utama:
































tok, tok, tok.











































Suara itu membuat semua orang terdiam dan saling berpandangan, penuh waspada.

Dengan hati-hati, Jake bangkit dan berjalan menuju pintu. Ketika dia membukanya, dia menemukan sebuah amplop cokelat besar tergeletak di ambang pintu. Tidak ada tanda-tanda keberadaan orang di luar sana.

Jake kembali ke meja dengan amplop itu dan berkata, "Gue nemuin ini. Apa ini petunjuk yang dikasih si Mr. X?"

Jake membukanya dengan perlahan. Di dalamnya, terdapat dokumen medis, tetapi informasi penting lainnya, seperti nama dan tanggal, dihitamkan.

Jay membaca dokumen itu dengan seksama dan berkata, "Bener!! Ini petunjuk. Liat ini, ini bukannya hasil lab?" katanya dengan mata terbelalak.

Sunoo meraih dokumen itu dari Jay dan memeriksanya. "Iya, ini hasil lab," ucapnya sambil mengerutkan alis, mencoba memahami konteks informasi tersebut.

"Dikatakan ini orang termasuk dalam salah satu pria yang memiliki rahim," lanjut Sunoo, tatapannya terfokus pada kata-kata di atas kertas.

Jungwon yang duduk di ujung meja bersandar ke belakang, berpikir keras. "Jadi, pelakunya orang yang punya rahim gitu?" tanyanya, sedikit ragu namun penasaran.

"Bisa jadi gitu," kata Jake, suaranya serius namun penuh pertimbangan.

Soobin yang sedari tadi terdiam akhirnya berbicara, "Guys, gue nemuin kertas ini di amplop." Dia mengangkat selembar kertas kecil dengan angka yang tercetak jelas di atasnya.




























222100761


































angka itu tertera di kertas, membuat semua orang kembali fokus pada petunjuk baru tersebut.

Sunghoon menatap angka itu dengan seksama, mencoba mengaitkannya dengan sesuatu yang familiar. "Apa mungkin ini semacam kode? Atau mungkin nomor telepon?"

Jay menggeleng, menatap kertas itu dengan bingung. "Kelihatannya bukan nomor telepon. Mungkin kode akses atau koordinat?"

Taehyun, sambil berpikir keras, berkata, "Tunggu!!, Ni-ki mana buku diarynya Jake?"

Ni-ki mengangkat bahu, "Diarynya disimpan sama Heeseung."

Taehyun langsung berdiri, "Suruh Hee ke sini."

Tak lama kemudian, Heeseung datang membawa buku diary itu. "Ini ada apa?" tanyanya sambil menyerahkan buku diarynya.

"Kita udah dapat petunjuk dar—"

"Ketemu!" potong Taehyun dengan semangat. "Kan udah gue duga."

"Apa?" tanya Heeseung, penasaran.

"Lihat, angka ini sama di diary. Bukannya jumlah angkanya sama: angka 2 ada 3, angka 1 ada 2, 0-nya ada 2, angka 7 ada 1, angka 6 ada 1."

Jungwon menatap angka-angka itu dengan serius. "Berarti 22072016?"

Semua terdiam sejenak, mencoba memahami makna di balik angka itu. Jake mengangguk pelan, "Mungkin ini tanggal. Bisa jadi ada sesuatu yang terjadi di tanggal itu."

Sunoo mengernyitkan dahi. "Tanggal 22 bulan 07 tahun 2016? Bukannya itu tahun kita masih SMA? Ya kan?"

Heeseung mengangguk, "Iya, benar. Kita masih SMA pada tahun itu. Tapi apa yang bisa terjadi pada tanggal itu?"

"Soal ini kita harus mencari tahu lebih dalam," kata Jake. "Mungkin ada sesuatu yang berhubungan dengan masa lalu kita atau sesuatu yang kita lupakan."

"Yang gue inget, kalo nggak salah sekitar tanggal itu gue bertengkar hebat sama Hee," ucap Jake setelah diam beberapa saat.

Heeseung tertegun sejenak, mengingat kembali masa lalu yang sudah lama terkubur. "Oh. Gue juga ingat. Kita memang sempat berantem besar," ujarnya sambil menatap Jake.

Jay menoleh dengan rasa ingin tahu, "Kenapa kalian berantem? Ada hubungannya sama ini?"

Heeseung menghela napas panjang. "Waktu itu, kita sempat gak akur karena salah paham soal sesuatu. Gue gak ingat detailnya, tapi itu bikin kita nggak ngomong satu sama lain selama beberapa minggu."

Jake menambahkan, "Ck kita berdua bertengkar karena lo selingkuh." Jake menatap Hee dengan sinis.

"Tapi, kok bisa tanggalnya sama persis?" Tambahnya.

Taehyun menyela, "Mungkin ini bukan cuma soal kalian berdua. Bisa jadi ada kejadian lain yang lebih besar di tanggal itu. Tapi apa?"

Mereka semua terdiam, merenung tentang kemungkinan yang ada. Misteri semakin dalam, dan perasaan gelisah makin meningkat.

Huaaaaa
Lin kangen banget sama kalian, pasti kalian enggak. Heheheh canda manteman canda, peace ^ ^
Untuk bab ini segini dulu ya, ga banyak hehehe. Oiya terima kasih yang udah vote maupun comment ♡

































Salam hangat
-lin

Deadly Dare | Enhypen ft TXT ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang