bab 3: permainan dimulai

1.9K 121 10
                                    

Malam semakin larut, ketegangan di mansion semakin terasa. Para pemuda
duduk melingkar di ruang tengah, mencoba
memahami situasi aneh yang mereka
hadapi. Lampu redup dan suara angin dari
luar jendela memberikan kesan misterius
dan menegangkan. Di tengah keheningan.
Ni-kl mengambil botol kaca dan
meletakkannya di tengah lingkaran.

"Siap, ya. Kita putar," ucap Ni-ki dengan
penuh antusias,mencoba
menyembunyikan rasa takutnya.

Botol pun diputar, berputar cepat dan akhirnya berhenti, menunjuk ke arah
Hueningkai. Semua mata tertuju padanya
Jantung Hueningkai berdetak kencang, ia
bisa merasakan tatapan teman-temannya
yang penuh harap dan cemas.

"Hueningkai, lo yang pertama." kata Ni-ki
dengan nada sedikit bercanda, mencoba
meredakan ketegangan.

Hueningkai menelan ludah, ragu sejenak,
lalu mengulurkan tangan untuk mengambil
bola dari aquarium. Tangannya sedikit
gemetar saat menyentuh bola tersebut. Dia
membuka bola itu perlahan dan melihat
kertas di dalamnya. Wajahnya tiba-tiba
berubah pucat.

"Apa tantangannya?" tanya Sunoo
penasaran, matanya melebar dengan rasa
ingin tahu.

Hueningkai diam sejenak, lalu
menggelengkan kepala. "Nggak, gue nggak
bisa. Ini nggak masuk akal," katanya
dengan suara bergetar, matanya tak lepas
dari kertas di tangannya

"Apa sih? Coba kasih tau,' desak Jay,
mendekat untuk melihat lebih jelas.

Hueningkai menunjukkan kertas tersebut
kepada teman-temannya.










































































Mission: ajak salah satu temanmu, dan lakukan sex di hutan.





















































"Gila, ini terlalu gila," kata Heeseung
serius, menatap kertas dengan kengerian

"Gue nggak akan ngelakuin ini. Nggak
masuk akal," ucap Hueningkai tegas,
melempar kertas tantangan itu ke lantai.
Wajahnya tampak tegang dan marah,

"Kai, lo harus. Kita semua udah
setuju buat ikut aturan permainan ini,"
desak Ni-ki, mencoba meyakinkan.

"Ngapain juga kita harus ikutin permainan
bodoh ini?" sahut Taehyun dengan nada tak
percaya.

"Apa lo mau kita semua kena kutukan
gara-gara lo nggak mau ikut?" ujar
Sunghoon dengan nada serius, matanya
menyipit menatap Hueningkai.

Namun, Hueningkai tetap pada
pendiriannya. 'Nggak, gue nggak bakal
ngelakuin ini. Titik, lagian gue masih normal ya !!!" katanya dengan tegas,
suaranya sedikit bergetar.

Kai langsung beranjak pergi dari tempat duduknya, tanpa melakukan tantangan itu.

Mereka pun terdiam, suasana semakin
tegang. Tidak ada yang tahu apa yang akan
terjadi jika mereka tidak mengikuti aturan
permainan.

Malam itu, mereka akhirnya
sepakat untuk tidak memaksa Hueningkai,
meskipun rasa khawatir dan cemas tetap
menghantui pikiran mereka.

Saat malam semakin larut, suara angin
yang berdesir dan gemerisik daun di luar
membuat suasana semakin mencekam.

Hueningkai duduk sendirian di sudut
ruangan, masih terkejut dan takut dengan
tantangan yang dia hadapi. Yeonjun menghampirinya dan duduk di sampingnya.

"Kai, gue ngerti kalau ini semua gila. Tapi
kita harus bertahan bersama-sama. Entah gue punya firasat buruk. Gue takut kalau kita nggak ikutin aturan, sesuatu yang lebih buruk bakal terjadi," kata Yeonjun, mencoba menghibur dengan nada lembut.

Hueningkai hanya mengangguk pelan.
tatapan matanya masih kosong. "Gue
nggak tahu, jun. Gue cuma merasa ini
salah," jawabnya pelan, suara hampir berbisik.

"Gue masih normal, gue masih suka sama wanita. Tapi tiba tiba gue di kasih tantangan kayak gitu?, gila. Udahlah gue masuk tidur dulu." Kai pun pergi meninggalkan Yeonjun yang masih diam.



















































































'Maaf, karena ulah mereka lo harus terlibat kai'










































































































Dengan hati yang masih diliputi ketakutan
dan kecemasan, mereka akhirnya tertidur,
berharap pagi akan membawa jawaban
atau setidaknya sedikit ketenangan.

Jam menunjukkan pukul 11. Tapi malam itu, Hueningkai merasa ada yang mengawasinya. Dia mendengar bisikan halus di telinganya, suara yang
memberinya peringatan akan konsekuensi
dari penolakannya.

Di tengah malam, Hueningkai terbangun
dengan napas tersengal. Dia merasa ada
yang menatapnya dari kegelapan
Bayangan samar di sudut ruangan
membuatnya merinding. Dia menggosok
matanya, berusaha meyakinkan diri bahwa
itu hanya imajinasinya. Namun, bisikan itu
terus berlanjut, membuatnya semakin
ketakutan.

'Kai, bangun!" Sunoo mengguncang bahu
Hueningkai yang terbangun dengan kaget

'Huff ~ ternyata cuma mimpi' batin kai






















HAIIII.....

Lin mau bilang makasih yang udah vote dan comment, Lin merasa di hargai banget.

Oiya perlu di garis bawai ya, cerita ini memang bergenre misteri, tapi juga mengantung 21+ area.

Lin udah 3x ngerombak deskripsi, dan bagi yang baca deskripsi ceritanya dulu terus kaget sama isi cerita kok ada frontal frontalnya. Soalnya waktu itu Lin bingung banget ngasih sipnosis yang pas buat sama isi ceritanya. Maaf ya manteman......
















Salam hangat

-lin

Deadly Dare | Enhypen ft TXT ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang