bab 16: Aku mencintaimu

1.9K 84 8
                                    

Setelah pengungkapan penuh emosi, suasana di mansion Jake sangat tegang dan penuh kesedihan. Setiap sudut ruangan terasa berat dengan ketegangan yang mengisi udara. Sunghoon berdiri di tengah-tengah ruangan, dikelilingi oleh teman-temannya yang tampak sangat terpukul oleh apa yang baru saja terjadi.

Heeseung, dengan air mata yang mengalir di pipinya dan wajah penuh penyesalan, melangkah mendekat. Suaranya bergetar saat ia berbicara.

"Sunghoon, gue minta maaf banget. Gue gak pernah nyangka semuanya bakal begini. Semua ini salah gue." Ia menghela napas panjang, matanya penuh kesedihan dan penyesalan yang mendalam. "Gue benar-benar gak tahu kalau ini bakal berakhir seperti ini."

Jay, yang berdiri di samping Heeseung, mengalihkan pandangannya ke Sunghoon dengan rasa bersalah yang mendalam. Wajahnya tampak pucat dan penuh penyesalan. "Gue juga minta maaf, Hoon. Gue gak bisa percaya kalau gue terlibat dalam semua ini. Gue benar-benar menyesal, dan gue harap lo bisa memaafkan gue," katanya dengan nada penuh rasa bersalah, suaranya hampir tak terdengar karena tercekik oleh rasa sesal.

Jake, yang merasa sangat bersalah karena tidak mengenali Sunghoon sebagai teman lama, melangkah maju dengan wajah yang penuh penyesalan dan rasa bersalah yang mendalam. "Gue juga minta maaf, Hoon. Gue gak ngenalin lo yang dulunya pernah berteman dekat sama gue. Gue nyesel banget kalau gue gak bisa melihat lo lebih baik," ucapnya, suaranya penuh penyesalan, matanya terlihat hampir merah karena air mata yang tertahan.

"Waktu itu gue lihat Heeseung sama Sunghoon ciuman, gue marah dan langsung pergi. Gue baru inget waktu itu gue terlalu kalut sama emosi dan gue curahkan semua isi di diary itu, besoknya gue sengaja nyebarin rahasia terbesarnya, gak bermaksud apa-apa, gue cuma mau Sunghoon, Hoonseung jera. Tapi gue gak tau malah berakhir gini." Penjelasan Jake membuat yang lain tercengang.

Sunghoon, meskipun hatinya terluka, mencoba untuk tetap tenang. Ia membuka hati dan berbicara dengan suara lembut. "Gue udah lama memaafkan kalian. Gue juga minta maaf karena kejadian di perpustakaan buat Jake salah paham. Dan juga gue meminta maaf atas perilaku kembarannya yang mungkin terlalu keras dan ekstrem. Gue tahu kalian juga merasa bersalah, dan gue gak mau tambah memperburuk keadaan."

Heeseung, masih merasa bersalah dan ingin meringankan suasana. "Sunghoon, setelah pulang dari sini, bisa antar gue ke tempat peristirahatan dedek?" Ia tersenyum kecil, rasa bersalah yang mendalam di wajahnya.

Sungjin, kembarannya, langsung melotot ke arah Heeseung dengan tatapan tajam. "Apa maksud lo?" tanyanya dengan nada penuh kebingungan dan kemarahan, suaranya penuh ketegangan. Wajahnya tampak merah karena kemarahan, dan matanya menyorot tajam ke arah Heeseung.

Heeseung, merasa perlu menjelaskan, berkata dengan nada serius, "Yang membuat Sunghoon hamil itu gue, karena gue yang keluar di dalam, sedangkan Jay belum sempat keluar." Ia mencoba menjelaskan dengan tenang meski wajahnya masih terlihat penuh penyesalan.

Sungjin hampir tidak bisa menahan kemarahannya, tubuhnya bergetar dengan dorongan untuk melampiaskan kemarahan. "Gue mau tonjok lo, Heeseung," ancamnya dengan nada berapi-api, suaranya bergema dalam ruangan, menandakan betapa marahnya dia.

Sunghoon, dengan cepat menahan Sungjin, mencoba menenangkan situasi yang semakin memanas. "Jangan, Jin. Kita harus menyelesaikan ini dengan cara yang lebih baik. Jangan buat suasana semakin buruk," katanya dengan suara lembut namun tegas, matanya menunjukkan keputusan untuk menyelesaikan situasi dengan cara yang lebih damai.

Sungjin, dengan nada serius dan penuh tekad, menyatakan keputusan finalnya. "Sekarang gue lepasin kalian. Heeseung, lo harus tanggung jawab atas apa yang terjadi." Suaranya tegas, penuh dengan rasa tanggung jawab dan keputusan yang bulat.

Heeseung, dengan napas yang berat dan wajah yang penuh rasa bersalah, mencoba menjelaskan perasaannya. "Sebenarnya, gue udah lama suka sama Sunghoon sejak dia pertama kali pindah ke kampus. Jadi, gue juga gak mau meninggalkannya begitu saja." Suaranya penuh penyesalan, matanya mencari pengertian dari Sungjin.

Deadly Dare | Enhypen ft TXT ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang