bab 13: Pengungkapan

1.2K 77 1
                                    

Setelah pengakuan mengejutkan dari Jake, suasana di antara mereka terasa sedikit tegang. Meski begitu, mereka memutuskan untuk mengakhiri perundingan dan beralih ke aktivitas pagi mereka. Sebagian dari mereka sibuk memasak sarapan di dapur, sementara yang lain membersihkan piring, dan beberapa memilih bersantai di ruang tamu, menikmati makanan ringan sambil menonton TV.

Di tengah kesibukan itu, Yeonjun memutuskan untuk menyelinap kembali ke perpustakaan. Sesuatu tentang ruangan rahasia itu terus mengganggunya, dan dia merasa ada lebih banyak petunjuk yang bisa ditemukan. Setelah memastikan tidak ada yang memperhatikan, Yeonjun dengan cepat menuju ke rak buku yang tersembunyi, mendorongnya hingga terbuka kembali.

Setelah berada di dalam, dia mulai mencari dengan teliti, mencermati setiap sudut ruangan. Setelah sekitar dua puluh menit mencari tanpa hasil, dia hampir menyerah ketika matanya tertuju pada sesuatu yang aneh di lantai, di sudut gelap ruangan.

Yeonjun berlutut dan mengangkat objek tersebut-sebuah camcorder tua. Merasa bahwa ini mungkin mengandung petunjuk penting, dia segera memasukkannya ke dalam sakunya dan meninggalkan ruangan tersebut. Saat melewati dapur menuju kamarnya, Heeseung memanggil, "Lo nggak sarapan, Jun?"

"Bentar, nanti gue sarapan. Sisain dulu, ya," jawab Yeonjun sambil terus berjalan menuju kamarnya.

Begitu sampai di kamarnya, Yeonjun menutup pintu dengan cepat dan menyalakan camcorder tersebut. Video pertama menampilkan seorang pemuda yang ia yakini sebagai korban bullying. Rekaman demi rekaman, hingga video ke-15, memperlihatkan perubahan pada pemuda tersebut, dari awal yang ceria hingga menjadi ketakutan saat seorang dokter mencoba memeriksanya. Pemuda itu tampak meringkuk dan menolak dengan keras.

"Apakah ini dampak dari apa yang dia rasakan?" pikir Yeonjun, merasakan simpati bercampur rasa bersalah.

Kemudian, video berikutnya berasal dari tahun ini, menunjukkan lingkungan kampus dari kamera belakang. Yeonjun terkejut, "Apa?! Dia kuliah di situ juga?" gumamnya dalam hati. Beberapa detik kemudian, dia terkejut setengah mati saat melihat wajah pemuda dalam video tersebut-wajah yang sangat dikenalnya.

Marah dan bingung, Yeonjun menggenggam tangannya erat, menutup layar camcorder dengan kasar. Dengan perasaan campur aduk, dia mengambil foto serta camcorder tersebut dan bergegas menuruni tangga dengan cepat, tekadnya sudah bulat untuk mengungkapkan penemuan ini kepada yang lain.

Saat Yeonjun turun dengan tergesa-gesa, suara langkahnya yang terburu-buru menarik perhatian yang lain di ruang makan. Dia langsung menghampiri pemuda yang sedang duduk menikmati sarapannya. Dengan emosi yang memuncak, Yeonjun tanpa berpikir panjang memukul sang pemuda iti hingga tersungkur ke lantai.

Heeseung yang masih menyuapkan makanan ke mulutnya langsung berdiri marah, "Apa-apaan lo, Jun? Kenapa lo mukul orang?" serunya sambil membantu pemuda itu bangkit.



































































































































"Sunghoon lo kan pelakunya, iya kan?" bentak Yeonjun dengan suara yang bergetar oleh kemarahan, mengarahkan telunjuknya ke Sunghoon.

Sunghoon menatap Yeonjun dengan kaget dan bingung, "Bukan gue! Ini bukan ulah gue!" jawabnya tegas.

Yeonjun, dengan wajah merah padam, menyerahkan camcorder dan foto yang ditemukannya sebagai bukti, "Ini semua ngarah ke lo!"

Sunoo mengambil paksa bukti yang diserakan, ia melihat beberapa video yang sama dengan Yeonjun, dirinya tentu terkejut sampai membelalakan matanya tak percaya.

Ia menatap Sunghoon yang sedang berusaha membela dirinya dengan tajam.

Sunoo yang masih menyaksikan pertengkaran itu ikut bersuara, "Kalau mau marah, marah ke Jake aja. Dia yang nyebarin fakta, kan?"

Sunghoon menunduk, merasa bersalah, namun Sunghoon tetap bersikeras, "Gue bukan yang ciptain permainan ini."

Salah satu dari mereka menyela dengan nada frustrasi, "Terus siapa kalau bukan lo? Semua petunjuk ngarah ke lo!"































"Itu gue,"



















































"Sunghoon gak salah apa-apa. Justru kalian yang pantas menerima ini, setelah perbuatan keji kalian dulu." Tiba-tiba, suara langkah mendekat dari arah pintu perpustakaan, membuat mereka semua menoleh. Seorang pria dengan wajah yang mirip Sunghoon berjalan masuk,

Semua terdiam, terkejut dengan kemunculan orang asing ini. "Lo siapa?" tanya Jay, mencoba memahami situasi.

"Gue Sungjin, Park Sungjin. Kembarannya Sunghoon, atau yang kalian kenal dulu dengan Hoonjin."

Rasa tidak percaya menyelimuti ruangan. "Apa motif lo ngelakuin ini?" tanya Heeseung dengan nada tajam.

Sungjin menatap mereka dengan tatapan tajam, "Gue cuma pengen kalian inget perbuatan kalian dulu dan sedikit balas dendam."

Soobin yang dari tadi diam bertanya, "Gimana cerita yang sebenarnya? Gue cuma pengen tahu kenapa lo sampai ngelakuin hal ini."

Sungjin menghela napas panjang sebelum menjawab, "Ya pikir aja. Sunghoon kembaran gue, saudara kandung gue. Siapa yang nggak sakit liat dia menderita karena ulah kalian berempat? Tapi karena emang tujuan gue buat kalian sadar atas perbuatan kalian, gue akan cerita."


Salam hangat
-Lin

Deadly Dare | Enhypen ft TXT ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang