09.✧ Bipolar

167 55 17
                                    

       Rain gak gila! Rain hanya kehilangan arah, Rain butuh kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rain gak gila! Rain hanya kehilangan arah, Rain butuh kalian.

~Aqraina Iphigenia

''Gimana, lo jadi masuk eskul musik?'' tanya Ayunda.

Aqraina hanya diam sembari berpikir, masalahnya ini bukan keputusan sepele. Aqraina tahu konsekuensinya jika sampai kedua orangtuanya mengetahui hal ini.

''Gue butuh waktu, masih ada satu minggu lagi 'kan?''

''Iya santai aja,'' balas Lolly kini tengah menyantap sarapannya.

Bunda: Raina pulang sekarang!

Bunda: Saya sudah izin dengan pihak sekolah.

Aqraina mengerutkan keningnya setelah membaca isi pesan dari Tari.

Tidak ingin banyak bertanya apalagi sampai membuat wanita paruh baya itu marah, Aqraina memutuskan untuk meraih tasnya lalu berpamitan dengan Ayunda dan Lolly.

''Gue pulang duluan. Ada urusan mendadak,'' pamitnya.

Ayunda hanya diam melihat kepergian Aqraina yang belum sempat bertanya apa penyebabnya.

Saat ini Aqraina sedang berusaha nyari taksi yang akan mengantarnya pulang, namun tak butuh waktu lama taksi lewat tepat di hadapannya. Dengan langkah yang terburu-buru Aqraina menaiki taksi tersebut dan meninggalkan pekarangan sekolah yang sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.

''Itu Aqraina Ron,'' ujar Marcel melihat Aqraina menaiki taksi dari arah sebrang.

''Eh, iya mau ngapain dia,'' balas Rony dengan puntung rokok ditangannya.

Masih dengan pikiran penasaran mengapa Tari menyuruhnya pulang, dengan langkah penuh ketakutan Aqraina memasuki rumahnya. Jelas sudah disambut dengan kedua orangtuanya di ruang tamu, sudah ada Aditha di sana dengan seragam kebanggaannya.

''Assalamualaikum, bunda, ayah,'' salamnya.

''Masuk kamar, mulai hari ini kamu tidak perlu lagi berangkat ke sekolah. Karena saya akan mendaftarkan homeschooling buat kamu,'' jelas Aditha menjawab semua rasa penasaran di otak Aqraina.

Aqraina terdiam, masih berusaha mencerna apa yang diucapkan Ayahnya barusan. Bagaimana bisa tiba-tiba seperti ini? Tanpa persetujuan darinya?

''Nggak, kalian gak bisa mengambil keputusan sendiri kaya gini,'' bantah Aqraina.

''Aku berhak mau sekolah di manapun!''

Sungguh ada keberanian darimana Aqraina berani membantah di depan kedua orangtuanya langsung, tapi bagi Aqraina ini sudah berlebihan dan sesuatu yang pantas untuk diperpanjang.

''Berani kamu?!'' balas Tari.

''Rain gamau, sampai kapanpun nggak akan mau!''

Aditha berdecak pelan mendengar bantahan putrinya barusan, tawanya terdengar menyepelekan.

Not Me [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang