17.✧Seulas Senyum

79 30 6
                                    

                         Bumi masih ramai, tapi sekali lagi
                         semesta mengambil yang terbaik

                                       ~Not me

Sekarang tepat pukul 23.00 malam, pesta ulang tahun Kalyla sudah selesai hanya beberapa teman dekatnya yang masih stay dirumahnya. Aqraina sudah melakukan ucapannya yang akan menjaga stand Gesya dengan Ayunda dan Lolly yang menemani. Lama termenung dengan seorang pria di sampingnya membuat Aqraina menoleh ke arahnya dan mengatakan sesuatu.

''Lo abang yang hebat, gak perlu nyalahin diri sendiri karena ini bukan kesalahan lo,'' ujar Aqraina mengalihkan pandangannya ke depan lagi.

Kini bergantian dengan Reza yang menoleh menatap Aqraina yang masih terlihat cantik dengan gaunnya dan beberapa make up di wajahnya.

’’Kalo gue punya banyak uang gue nggak akan buat Gesya kaya gini, Rain.’’

’’Orang tua gue boleh pergi, tapi gue butuh uang banyak untuk membiayai adik dan untuk gue sendiri,’’ jelas Reza memandang sendu langit gelap di depannya.

Mereka sedang berada di balkon cafe yang langsung menampakan gulitanya malam hari dengan beberapa angin yang lalu lalang.

’’Lo salah. Keluarga lebih dari segalanya termasuk uang, uang gak akan buat lo kuat.’’

’’Bisa jadi lo udah berjuang sampe sekarang karena adik lo, cuma demi Gesya. Itu udah jadi salah satu bukti kalo keluarga itu segalanya,’’ Aqraina menarik nafasnya tenang, semua perkataannya barusan tidak jauh dari pengalaman hidupnya.

’’Mau tau kenapa gue punya perasaan lebih buat lo?'' Reza bertanya lalu tersenyum.

Aqraina hanya diam menunggu ucapannya selanjutnya dari abang kelasnya ini.

’’Lo cantik, hidup lo sempurna. Keluarga utuh dan bokap lo yang polisi itu mampu buat gue minder dan ngerasa gak pantes buat lo,'' jelas Reza.

Aqraina yang mendengar hanya bisa memberi senyuman. Terlihat biasa namun bagi Aqraina memiliki makna yang menyakitkan, andai semua bisa ditebak mungkin gadis itu tidak perlu kesulitan untuk menjelaskan.

'’Mudah menilai udah jadi bagian dari sifat manusia namun bisa diubah jika orang itu udah mengerti. Dan gue termasuk orang yang udah mengerti. Za hidup yang banyak sakitnya ini gak perlu banyak orang yang tau untuk mendapat belas kasihan,’’ balas Aqraina sebisa mungkin ia tahan air matanya agar tidak jatuh.

Seketika semua memori dari bagian paling bahagia sampai yang paling menyakitkan seolah mampu membunuh mentalnya, itu semua memori tentang keluarganya. Keluarga yang sudah kehilangan banyak perannya di sana, ia yang seharusnya jadi kakak namun terlalu jauh untuk di dekat adiknya, ayah dan bunda yang harusnya memeluk hangat dan memberikan support nya justru hanya memberi luka yang membekas.

Reza yang berada di sampingnya itu tiba-tiba menghampiri menepis jarak di antara keduanya, dan dengan sengaja memeluk tubuh mungil Aqraina yang entah kapan sudah bergetar menahan tangisnya.

Aqraina lemah, Aqraina terlalu banyak memendam sampai-sampai siapapun yang siap mendengar ceritanya ataupun memeluk memberi semangat dengan suka rela mampu membuat Aqraina tersentuh dan meluapkan segala isi hatinya yang tak banyak orang tahu.

Seorang anak muda menegur pria sebayanya yang tengah berjalan seperti tanpa tujuan, ''Mas mau kemana malem malem?''

Sang empuh menoleh lalu memberikan senyumannya dan pandangannya beralih pada tulisan dengan banner besar WARKOP MANG IRUL.

Not Me [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang