23.✧Menanyakan Salahku Dimana?

36 9 27
                                    

                        Pernah merajut kisah cinta bersama
                            tak menutup kemungkinan
                     dia masih seperti yang kita kenal, dulu.

                                ~Manisha Friska

Aqraina dan Reza berpisah di parkiran saat Samudra menyuruhnya untuk segera pergi ke ruang guru. Sesampainya di sana hanya ada mereka berdua yang beberapa menit sempat saling diam sampai akhirnya Samudra membuka suaranya lebih dulu.

''Liat saya sebagai guru di sini, dan-''

''Memangnya apa jika bukan guru?'' jeda Aqraina berhasil membuat Samudra mengerti.

Samudra berdehem seraya memalingkan pandangannya, ''Lalu kenapa marah seperti tadi? di sini saya yang membuat aturan.''

''Perbuatan seenaknya itu tercela, kita gak tau udah seberusaha apa siswi tadi buat ujian hari ini,'' balas Aqraina.

''Saya sedang menciptakan disiplin karena banyak kelalaian yang udah terjadi disekolah ini.''

''Sedangkan saya datang untuk membenarkan, tante saya pemilik dari sekolah ini,'' ujar Samudra, sedikit membuat Aqraina penasaran.

Jauh dari lubuk hatinya, bohong jika Aqraina tidak ingin membahas masalalu tapi sekarang yang dipikirannya hanya sebuah harga diri. Aqraina tidak mau kehilangan harga diri seperti dulu, Aqraina ingin melupakan semuanya dengan tidak membahas apapun.

''Saya hanya sebentar di sini, kalo gak keberatan nanti pulang sekolah ikut saya banyak yang terjadi setelah perpisahan itu.''

''Saya tau kamu tidak lagi ingin membahasnya, tapi Rain nyatanya kita tetep masalalu yang saling mengenal.''

Muak mendengarnya Aqraina memilih keluar karena pembahasan pun sepertinya sudah selesai. Aqraina benci dengan kebodohan dirinya dimasalalu namun yang sudah terjadi pun tidak bisa dipungkiri bahwa kenangan itu bisa membuat Aqraina bahagia, bisa membuat sosoknya yang kesepian tersenyum dengan tulus.

''Za!''

''REZA TUNGGU!'' Manisha gadis itu tengah kesusahan untuk menyamakan langkahnya dengan Reza.

Sedangkan Reza yang berada di depannya memang sengaja melakukan itu, Reza tidak mau berinteraksi apapun lagi dengan Manisha. Semua sudah berakhir.

''Za liat aku,'' lirih Manisha, gadis itu mencengkram kuat lengan Reza dan menatap dalam wajahnya.

Reza melirik dan menarik nafasnya, berusaha melepaskan tangan Manisha pada lengannya.

''Kamu jadian sama Raina? adik kelas kita?'' Manisha bertanya dengan wajah yang sudah penuh dengan air mata.

''Kamu udah lupain aku? padahal selama ini aku masih nunggu kamu Za, masih nunggu kabar baik untuk hubungan kita ke depannya,'' jelas Manisha.

''Aku salah apa, hubungan kita baik-baik aja Reza!''

Reza memutar badannya menghadap Manisha yang sudah tersedu-sedu, ia angkat tangannya untuk mengusap kepala Manisha walaupun ragu.

''Mamah kamu nggak kasih restu Sha, aku mau kamu jadi anak baik yang nurut sama orang tua ya?''

Manisha tertawa mendengarnya, ''Masalah itu bisa berubah Reza, kita masih bisa punya hubungan meski mamah larang!''

''Mamah takut karena masa depan kamu Za, mamah nggak suka sama latar belakang kehidupan kamu tapi aku tulus sayang sama kamu. Aku nggak peduli Za!''

''Terus sekarang kamu percaya orang tua Raina setuju? kamu nggak takut akan berakhir sama?'' meski tidak ingin mengatakannya, namun rasa sakit dari dalam hati Manisha sudah tak terbendung.

Not Me [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang