Hai! Terimakasih sudah mau klik cerita ini
Selamat membaca :)
|1|
Di sebuah ruangan bernuansa suram berwarna merah, terdapat 2 orang lelaki yang memakai jubah hitam, dengan lilin diantara mereka. Mereka seperti sedang melakukan ritual. Pemuda pertama tidak terlalu jelas wajah nya. Pemuda kedua berambut kuning bermata biru langit.
Minggu, 04 Agustus 2024
Seorang lelaki berusia sekitar 22-23 tahun, berambut hitam kecoklatan dengan sedikit putih, bermata hijau, dan berbaju Berdominan hitam dan hijau sedang mengerjakan pr nya dimeja tersebut. "Huh... " Suara itu adalah helaan nafas dari lelaki itu, Duri.
"Ish, PR nya kapan selesai" Ucap Duri sambil mengeluh, "mana udah jam 1 pagi lagi" Sambung Duri. Tiba tiba Duri mendengar suara berisik dari kamar mandi, seperti suara orang menangis dengan pelan dan suara air yang terus mengucur.
Duri awalnya tidak terlalu peduli dengan suara itu, "palingan suara nya Ice" Fikir Duri. Semakin lama, suara itu semakin keras, disertai dengan suara benda jatuh.
Duri berusaha berfikir positif, mungkin saja itu saudara nya yang tak sengaja menjatuhkan barang, namun jika begitu, kenapa barang yang jatuh seperti tak terhingga jumlahnya. "Di kamar mandi, perasaan barang nya dikit" Fikir Duri.
Karena rasa penasaran nya, Duri pun bangkit dari kursi nya, dan meraih gagang pintu. Setelah berhasil membuka pintu, Duri berjalan dengan perlahan di lorong rumah nya agar tidak membangun saudara nya.
Setelah sampai di depan pintu kamar mandi, Duri dengan badan yang gemetaran berusaha memberanikan diri untuk membuka pintu kamar mandi tersebut. Saat pintu di buka, Duri tidak melihat siapa siapa, keran air tertutup, dan barang barang tersusun rapih.
Duri menghela nafas lega, dan memegang gagang pintu untuk menutup pintu kamar mandi. Sebelum kamar mandi benar benar tertutup rapat, Duri mendengar sebuah suara dari dalam toilet.
"Duriiii~", mendengar suara itu, Duri berhenti menutup pintu. Dengan perlahan lahan, Duri menengok ke belakang, Duri merasakan panik, ketakutan, dan khawatir. Saat Duri benar benar melihat kebelakang, pupil dia mengecil, jantung dia hampir mau copot, dan karena ketakutan nya, tubuhnya berhenti, seakan tak mau bergerak.
Melihat sosok itu, membuat Duri tak dapat berteriak meminta bantuan. Sosok seorang wanita, berambut hitam panjang sampai ke lantai, badannya tinggi hingga 2 meter, dan bergaun putih polos.
Tangan nya yang kasar memegang pipi Duri yang sedang ketakutan setengah mati. Duri tambah merinding saat melihat kuku panjang dan tajam sosok itu.
Duri menutup matanya, dan mundur perlahan lahan. Dengan senyuman lebar nya, sosok itu mendorong Duri ke kamar mandi. Duri menjadi sangat panik, seluruh tubuhnya menjadi panas. karena kepanikan nya yang sudah melewati batas, kepala Duri terasa sangat pusing, hingga akhirnya pingsan.
"Duri!"
Suara jeritan itu berhasil membuat Duri tersadar dari pingsannya. Duri membuka kelopak matanya dengan perlahan lahan. Duri melihat seorang lelaki berusia sekitar 22-23 tahun, berambut hitam kecoklatan dengan sedikit putih, bermata kuning ke orenan, dan berbaju Berdominan oranye dan putih sedang duduk didepannya, Solar saudara kembar Duri.
"Solar? " Ucap Duri dengan suara yang kecil, Duri lumayan terkejut melihat pipi Solar penuh air mata, haha, sesayang itu ternyata Solar ke Duri.
"Duri! Lu gapapa kan? " Tanya Solar sembari menangis sedikit sedikit, "gw gak papa Lar" Jawab Duri dengan senyuman kecil nya yang sangat manis.
"Pas Solar mau ke kamar mandi, tiba tiba Solar ngeliat Duri pingsan di situ" Ucap Solar disertai dengan perasaan sedih nya.Duri memeluk Solar dengan erat. Duri menepuk punggung Solar sembari mengucapkan, "udah, gapapa ya Lar".
Solar sedikit tersenyum, dan kemudian duduk kembali, " Duri yakin gapapa? Badan Duri anget loh" Ucap Solar dengan perasaan khawatir, "besok juga sembuh kok Lar, udah, ayo balik ke kamar" Ucap Duri sembari menarik tangan Solar menuju kamar.Sekarang jarum jam menunjukkan pukul 4:00, Solar tertidur pulas di ranjang nya yang empuk, sedangkan Duri masih terjaga. Duri tidak berani untuk tertidur, tiap kali dia menutup matanya, dia mulai merasakan keberadaan sosok itu di dekatnya.
Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
rampung : boboiboy horror fanmade :
HorrorSejarah keluarga. Umumnya diketahui oleh anggota keluarga dan tradisi nya tetap turun temurun. Namun, jika ritual dukun keluarga? Apakah itu harus di turunkan kepada penerus? Korban nya tak hanya satu. Bahkan banyak hingga ratusan. Namun anehnya, t...