|7|

44 4 0
                                    

|7|

kesunyian dan kegelapan. Nampak nya, lampu lupa dinyalakan. Sumber cahaya diruangan ini hanya berasal dari jendela, yang bahkan tak terbuka sepenuhnya. Ice masih terbaring koma di ranjang rumah sakit. Blaze yang sedari tadi menemani Ice di kamar rumah sakit, kini diharuskan untuk kembali pergi ke kuliah nya.

Namun Solar, lebih memilih untuk izin demi menemani abang nya. Ruangan ini, tidak ada suara satu pun. Suara yang terdengar pun, hanya berasal dari lorong rumah sakit. Dari sekian banyak nya kamar di rumah sakit, hanya ruangan yang Ice tempati yang sunyi. Bahkan, hanya Ice lah satu satu nya pasien di kamar tersebut.

Tepat jam 6 sore, tiba tiba saja Solar dipanggil oleh seorang gadis remaja berambut hitam panjang. Solar mengikuti panggilan itu, sembari merasa penasaran. Ice yang sedang koma, perlahan lahan mulai sadar. Saat sudah benar benar sadar, Ice membuka kedua matanya. Ice mulai memperhatikan sekelilingnya, "huh" Ice menghela nafas dengan suara yang kecil.

Tiba tiba, udara di sekitar menjadi dingin, seakan akan, ruangan ini berada di dalam kulkas. Ice menarik selimut milik nya sampai ke pundak nya karena merasa kedinginan. Semakin lama suhu nya semakin dingin, walaupun telah diselimuti oleh selimut yang cukup tebal. Ice mencoba melihat lihat ke sekeliling nya, agar Ice dapat menemukan remote AC.

Namun sebelum Ice menemukan remote yang ia cari, Ice sudah merasa terkejut saat melihat AC yang tak di nyalakan.
Bahkan jendela tak dibuka, semua nya tertutup rapat. Lalu mengapa udara nya terasa sangat dingin. Tiba tiba saja ada sebuah suara dari bawah ranjang yang Ice tiduri. Seperti suara ketukan dan suara suara yang memanggil Ice.

Ice berusaha tidak mempedulikan suara itu, dan memiringkan badan nya kearah samping. Namun semakin lama, Ice semakin gelisah. Kegelisahan Ice mulai menjadi jadi saat Ice merasa ada seseorang di belakang nya. Hingga tubuh Ice merinding, saat ada sebuah tangan yang memegang nya. Tangan itu memiliki kuku yang tajam, dan memiliki tangan yang kasar.

Lama kelamaan, tangan itu mengarah ke wajah Ice. Itu membuat Ice keringat dingin. Ice ingin berteriak, namun suara nya seakan menolak untuk berbicara. "Ahg sialan! " Batin Ice.

"Icee~"

Tiba tiba ada suara yang memanggil Ice tepat di sebelah telinga Ice. Sekujur tubuh Ice merinding hingga tanpa Ice sadari, ia telah meneteskan air mata. Ice merasa ketakutan serta merasa panik. Tiba tiba, oksigen di ruangan itu semakin lama semakin berkurang. Ice mulai menjadi sangat panik. Hingga Ice mulai berteriak dengan sangat keras, "Emang gw salah apa!?"

Setelah ucapan itu, tiba tiba tangan yang mendekati wajah Ice lama lama mulai menghilang. Oksigen diruangan itu juga kembali. Namun walau begitu, Ice tetap merasa gelisah. Sebuah suara ketukan dari balik pintu mulai terdengar di telinga Ice. Ice mulai merasa panik, namun yang memasuki ruangan ini adalah sang adik yaitu Solar.

"Bang? Abang gapapa? " Tanya Solar dengan perasaan khawatir, "Gk, gapapa kok" Ujar Ice dengan suara yang kecil. "Tadi Solar denger abang teriak dari dalem, abang beneran gak kenapa napa? " Tanya Solar memastikan, "Udah udah, gw gak papa kok" Ujar Ice meyakinkan Solar.

Perasaan gelisah, ketakutan, dan kepanikan yang Ice rasakan lama kelamaan sedikit menghilang. Itu membuat Ice merasa lebih tenang, walaupun kejadian itu akan terus membekas.

7 September 2024

Hari ini Ice sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. Setelah mendengar itu, Ice pun pulang ke rumahnya. Dirumah nya, ia disambut hangat oleh saudara saudara nya. Mereka merindukan Ice, saudara mereka yang mereka sayangi.

8 September 2024

Hari yang cerah, namun tidak seperti Ice yang suram. Ice masih terjaga, entah mengapa sejak kejadian dirumah sakit waktu itu ia merasa takut untuk tertidur.
Mungkin saja ada tangan yang sama dengan waktu itu. Bahkan memikirkan itu saja sudah membuat Ice keringat dingin.

Ice sekarang sedang berjalan menuju kamar mandi, namun Ice berhenti di depan pintu kamar mandi. Ia tiba tiba saja mengingat pengalaman tak mengenakkan yang pernah ia alami. Sosok wanita itu, nampak nya ia adalah sosok yang menyentuh Ice di rumah sakit.

Ice mulai diselimuti ketakutan, ketakutan akan gangguan, atau bahkan kematian. Ice perlahan lahan memundurkan langkah nya. Tubuh nya seperti tak ingin memasuki kamar mandi itu. Ice dengan rasa terpaksa harus memberanikan diri untuk memasuki kamar mandi.

Ice berusaha secepat mungkin, agar ia tak lama didalam kamar mandi. Setelah selesai, Ice berlari cepat menuju kamar nya.

Bersambung ...

rampung : boboiboy horror fanmade :Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang