|10|
telah tiba, langit yang gelap perlahan lahan menjadi terang dengan cahaya mentari. 22 September 2024, Jam 05:44 hari minggu, Kakak kedua dari 7 bersaudara ini, Taufan, sedang berada di dapur.
"Hari ini libur. " Ujar Taufan membaca pesan. Taufan sedang memegang ponsel nya dengan sedikit tersenyum. Perasaan lega mulai muncul, membuat Taufan benar benar tersenyum dan terharu.
"Napa lu fan? " Ujar Halilintar mengejutkan Taufan. Si sulung perlahan lahan menatap ponsel milik Taufan. "Gw harap, kesempatan ini lu isi baik baik ya fan? " Ujar Halilintar, "Pasti. " Ujar Taufan.
Halilintar perlahan lahan pergi meninggalkan dapur dan bersiap siap berangkat kerja.
Ice yang sedari tadi tertidur pulas lama kelamaan mulai terbangun. "Ini jam berapa. " Ujar Ice dengan nada lemas, "masih jam 6. " Ujar saudara kembar nya, Blaze.
Ice mengambil posisi duduk, dan mengusap usap mata nya. "Huh ... Aku mau ke dapur dulu ya bang. " Ujar Ice. Ice meninggalkan kamar nya dan pergi menuju dapur.
Sesampainya di dapur, Ice membuka lemari dan mengambil gelas plastik untuk meminum air. Nampak nya, Ice masih belum menyadari keberadaan kakak kedua.
"Ice? " Ujar sang kakak memanggil Ice dengan senyuman manis. Ice merasa mengenali suara itu, suara itu sangat familiar di telinga Ice.
"Bang? " Ujar Ice menjawab panggilan tersebut sembari menoleh kepada sang kakak.
Sudah dari Ice kelas 1 sma, Taufan dan Halilintar bekerja. Padahal waktu itu mereka berdua masih kelas 3 sma. Mereka memutuskan berhenti sekolah dan mulai bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dan, dari saat itu juga mereka kehabisan waktu untuk meluangkan waktu bersama adik mereka. Perusahaan tempat mereka bekerja, sangat jahat.
Mereka selalu memaksa karyawan nya untuk bekerja sampai pagi hari, bahkan sering kali tidak mengizinkan mereka untuk pulang.
Taufan pernah diberi hari libur 4x oleh bos nya. Namun sang kakak pertama, hanya mendapat libur sekali. Bos mereka memang selalu sesuka hati.
Namun Taufan dan Halilintar tidak pernah keluar dari pekerjaan itu, karena hanya itu pekerjaan yang mau menerima mereka.
"Bang Taufan! " Ujar Ice memeluk Taufan. Taufan sedikit terkejut melihat tingkah adik nya itu, namun Taufan hanya merespon dengan senyuman manis dan mata yang berkaca kaca.
Sore, 16.00
Taufan tak mau kesempatan ini diisi dengan kekosongan, melainkan diisi dengan kenangan bersama adik adik tersayang nya. Tapi, tetap saja, ini sudah terlambat.
Adik keenam dari 7 bersaudara ini, tak dapat merasakan kebahagiaan ini. Tapi kesalahan ini, tak akan terulang lagi. Setidaknya.
01.00
Sudah tengah malam, sang kakak kedua terbangun untuk pergi ke kamar mandi, ia melihat kearah kiri nya, dia melihat bahwa adiknya tidak ada disana.
"Uh. " Batin Taufan. Taufan membuka pintu nya dan melangkah pergi dari kamar nya. tanpa sengaja, ia melihat adik nya yang sedang duduk di kursi dapur. Dengan rasa penasaran, Taufan pun menghampiri adik nya.
"Gem, kamu kenapa? " Ujar Taufan, "Eh ... Gapapa bang. " Ujar sang adik, Gempa. Taufan mulai memperhatikan meja dapur, dan ia melihat seperti sebuah obat.
"Kamu ... Gak bisa tidur? " Gempa terdiam, dan tak menjawab pertanyaan sang kakak.
Gempa sedikit menundukkan kepala nya, dan menggenggam erat tangan nya. Gempa menghela nafas, "I-iya bang. "
Taufan pun menarik kursi yang berada di sebelah sang adik, dan menduduki nya. Taufan menatap wajah adiknya yang tampak murung. "Gem? Kamu ... Beneran gak papa. "
Taufan mengelus pundak Gempa, dengan sedikit perasaan khawatir. "Gak papa ... Beneran gak papa. " Ujar Gempa, "Oh ... Yaudah, cepetan tidur ya. " Sang kakak pun bangun dari posisi duduk nya, dan berjalan menuju kamar mandi.
Beberapa menit berlalu, Taufan keluar dari kamar mandi, dan pergi melewati lorong. Tiba tiba saja Taufan mendengar samar samar suara tangisan dari kamar Solar. Taufan mulai mendekat kearah kamar Solar, dan mendengarkan dengan seksama.
Semakin lama, suara tangisan itu semakin kecil. Taufan mengetuk pintu kamar itu, dan membuka pintu nya.
"Lar? "
Solar terkejut melihat sang kakak yang memasuki kamar nya. Solar mengusap usap air mata yang membasahi pipinya. "Kamu belum tidur Lar? " Tanya sang kakak, "B-belum. " Jawab sang adik.
Solar nampak sedang duduk di atas kasur milik saudara kembarnya, Duri.
Taufan menghampiri adiknya, dan duduk di sampingnya. "Lar, tidur ya? " Ujar sang kakak kepada sang adik. "I-iya bang. " Ujar Solar mengiyakan. Solar pun kembali ke kasur nya yang berada di sebelah kasur saudara kembarnya.
Taufan membuka pintu kamar Solar, dan keluar dari kamar itu.
Taufan kembali kekamar miliknya. Dan tampak sang sulung sedang fokus dengan layar laptopnya. Taufan pun berbaring diranjangnya dan mulai menutup mata nya kembali.
Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
rampung : boboiboy horror fanmade :
HorrorSejarah keluarga. Umumnya diketahui oleh anggota keluarga dan tradisi nya tetap turun temurun. Namun, jika ritual dukun keluarga? Apakah itu harus di turunkan kepada penerus? Korban nya tak hanya satu. Bahkan banyak hingga ratusan. Namun anehnya, t...