Ketahuan

691 79 5
                                        


Typo Bertebaran✌️


"Gue?"

Gadis yang berada di hadapannya itu tertawa lepas sambil terus bertepuk tangan.

"Zayyan..Zayyan.., lo itu polos banget ya? Eh! Maksudnya.. kamu kok polos banget sih?" Gadis itu menekankan pada bagian kamu.

Refleks Zayyan menjatuhkan cangkir yang berisikan teh itu hingga jatuh pecah di lantai.

"Lo siapa?"

"Salam kenal. Nama gue Thalisa"

"Thalisa..?"

Gadis yang bernama Thalisa itu terkekeh. "Zeline gak pernah cerita ke lo ya soal gue? Gue sama Zeline itu kembar. Harusnya dari suaranya aja, lo udah bisa bedain mana Zeline dan mana Thalisa"

"Apa yang lo rencanain?"

"Apa ya..??" Thalisa pura pura berpikir.

"Gue cuma mau dapetin lo Zayyan. Lo liat gue? Meski kembar, gue itu lebih cantik ketimbang Zeline"

Thalisa perlahan mulai mendekati Zayyan. Ia hendak menyentuh dada Zayyan namun dengan cepat laki-laki itu menepis nya.

"Cewek gila!"

Zayyan segera berlari ke arah pintu dan berusaha membukanya. Tapi percuma, pintu itu telah terkunci rapat oleh Thalisa.

Zayyan berusaha mendobrak pintunya, namun pusing di kepalanya semakin menjadi jadi.

'sial'

Tunggu sebentar. Zayyan baru teringat sesuatu. Kalau dia Thalisa, lalu di mana Zeline sekarang? Apa dia baik-baik saja?.

. . .

BRUK!!

Zeline terperanjat kaget saat lelaki di depannya melempar sebuah meja kayu ke sembarang arah. Mata lelaki itu menatap layang ke arah Zeline dengan senyum menyeringai.

"Mau bermain main sebentar seperti dulu hm?"

Zeline menggeleng kuat. "Enggak!! Itu bukan aku!"

"Benar.. itu memang bukan lo. Makannya gue pengen lo juga rasain apa yang dia rasakan" ucap lelaki yang bernama Agam itu.

Dan lokasi mereka saat ini sedang berada di markas Leo. Tempat Leo beserta teman-temannya berkumpul.

Agam perlahan mendekati Zeline. Lelaki itu menampar pipi Zeline dengan keras lalu menjambak rambut nya.

"Lo cantik banget kalo kayak gini"

Agam menjatuhkan tubuh Zeline dengan kasar.

Zeline menggigit bibir bawahnya. Ia menatap seorang lelaki yang berada di samping Agam.

"Kak Leo..? Gak mau nolongin Zeline ya?"

Leo memandang Zeline dengan datar. Ia tidak peduli dengan kondisi gadis itu saat ini. Melihat nya seperti itu justru juga membuat dirinya senang.

"Lo gak ada niatan buat adek gue kayak gitu juga?" Tanya Leo.

"Adik lo yang mana? Si Shaqil?"

"Berani lo sentuh dia sedikit aja gue patahin juga tangan lo!"

Agam tertawa kecil. "Gue bercanda. Berarti si anak pungut itu ya?"

[Fatamorgana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang