'Gak harus sakit, semua akan meninggal kalo udah saatnya'-Zayyan-
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.🥀
Shaqil mematung di tempat. Begitu juga dengan Zeline yang berada di sampingnya. Penampakan yang mereka lihat di dalam kamar Thalisa sungguh membuat keduanya terkejut.
"ZAYYAN!!" teriak Shaqil menggelegar.
Terdapat banyak bercak darah di kasur Thalisa dan juga di lantai.
Ia langsung melangkah masuk ke kamar dan langsung mengecek kasur tersebut. Tangan Shaqil meraba-raba seprei putih itu. Dahi berkerut ketika mendapati sesuatu yang aneh dari cairan itu."Zeline.." lirih Shaqil.
"Apa?!" Tanya gadis itu mendekat.
"Ini... Ini bukan darah.."
Zeline juga turut mencium Aroma seprei tersebut.
"Sha. Ini cuma cat""APA YANG KALIAN LAKUKAN DI RUMAH SAYA?!"
Teriakan yang melengking itu berasal dari seorang wanita yang tengah berdiri di depan pintu kamar Thalisa.
"Mama?" Tanya Zeline.
Emosi wanita itu terlihat tidak bisa dikontrol lagi.
"Dimana Thalisa?!"Zeline dan Shaqil saling bertatapan.
Bukankah Thalisa sedang berada di ruang tamu bersama Leo?"JAWAB!!"
"Zeline gak tau mah! Tadi Zeline liat dia ada di ruang tamu"
"Alahh!! Ruang tamu apa! Mama sampai sini malah ngeliat laki-laki lain di rumah ini. Sekarang kamu juga ajak satu laki-laki lain ke kamar Zeline?! Apa kamu belum puas sama kejadian dulu hah?!! Kamu belum puas iya?? Apa mama harus jual kamu ke om om di luar sana?!"
"Tante!!" Seru Shaqil dengan nada yang meninggi. Ia menoleh ke arah Zeline yang sudah menundukkan kepalanya.
"Apa kamu?! Kenapa juga kamu mengotori kamar Thalisa seperti ini!? Kamu juga mau ngerusak anak saya yang lain!?"
"Mama!"
"Diam kamu! Sekarang dimana Thalisa? Kenapa kamar dia penuh bercak merah begini!?"
Shaqil mengepalkan tangannya erat. Sialan! Gadis itu berani beraninya membohongi mereka.
Mama Zeline yang bernama Rena itu mendapatkan panggilan dari ponsel nya.
Dengan cepat wanita itu menggeser tombol Hijau disana dan mendekatkan ponselnya ke telinga."Iya sayang? Kamu dimana nak!? Mama khawatir sama kamu"
Tiba-tiba Rena menjatuhkan ponselnya ke lantai. Tubuhnya bergetar hebat ketika mendapat jawaban dari orang yang berada di seberang sana.
"Ini semua gara-gara kamu dasar anak sialan!!"
Rena buru-buru pergi meninggalkan kamar Thalisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Fatamorgana]
Teen FictionJudul awal : Tiga Bayangan. Roda hidup terus berputar. Tidak mungkin di dunia ini kita selalu merasakan kebahagiaan, pasti akan ada saatnya merasa sedih, kecewa, kehilangan dan putus asa. Bahkan mungkin rasa ingin mati, atau memang di inginkan untuk...