Aman💔🤥

1.1K 125 27
                                    

'Kita memang tidak sedarah, tapi
Anehnya gue sayang banget sama
Lo~ '
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Shaqil sedang berkemas untuk pergi ke luar kota malam ini bersama kedua orang tuanya. Ia akan mengikuti lomba olimpiade matematika. sementara Windy dan Daniel, juga sedang ada projek baru di kota yang sama dengan Shaqil.

"Pokoknya Lo tiap detik harus laporan ke gue paham?" Mendengar adiknya di ganggu kembali oleh Leo, membuat nya khawatir untuk meninggalkan nya bersama Leo di rumah.

"Iya bang"

"Jangan cuma iya-iya aja. Sedikit tu biawak sentuh lo?! Pulang nya habis tu anak di tangan gue! Gue goreng sekalian biar jadi biawak gosong!!"

Zayyan terkekeh mendengar tuturan kakaknya.

"Bang Leo manusia kalii.. bukan biawak, suka bener dari dulu manggil biawak"

"Emang dia mirip banget kok! Gak ada bedanya"

"Yaudah sana.. keburu di tunggu mama papa"

Sebelum pergi, Shaqil memeluk Zayyan erat.
"Gue tau kita gak sedarah.. tapi rasanya gue sayang... Banget sama lo Zayyan. Sampe gue liat lo lecet dikit aja! Gue suruh papa coreng dia dari kartu keluarga!"

"Jangan kejam kejam bang"

"Biar!"

"Udah ah ayok! Mulek di sini Mulu!"

Zayyan menarik tangan Shaqil untuk keluar dari kamarnya. Mereka menuruni tangga dan berkumpul bersama di ruang tamu.

Sebelum pergi, Windy mencium kening Zayyan lama.

"Love you sayang!"

"Love you too ma"

"Leo, jaga adik kamu ya sayang! Mama percaya sama kamu"

Leo berdecak. "Dia udah bukan bayi lagi kali ma"

"Udah kewajiban elo kali! Sebagai Abang!!" Komen Shaqil kesal.

"Leo.. jaga Zayyan ya! Ajari dia kalau ada PR yang gak dia bisa" tambah Daniel.

Leo mendengus sebal. "Iya mah.. iya pah.."

"Yaudah kita pamit dulu, nanti kalo Shaqil udah selesai dia pasti pulang duluan kok" ucap sang Mama sebelum berpamitan.

. . .

Setelah kedua orangtuanya dan Shaqil berangkat, Zayyan memutuskan untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya (PR).
Zayyan mengingat ngingat kejadian saat ia dibuang di taman dahulu. Zayyan masih mengingat, bagaimana wajah kedua orang tua kandungnya itu. Di keluarga itu, Zayyan memang tak pernah merasakan kasih sayang. Mereka selalu sibuk dengan pekerjaan nya hingga melupakan sosok anak mereka.

Zayyan sendiri juga hobi menggambar sejak kecil. Dan hal itu membuat sang ayah tidak senang dengan anaknya. Setiap kali Zayyan memamerkan hasil gambarnya pada kedua orangtuanya, mereka selalu berkata "Dasar anak bodoh!! Tau nya cuma menggambar hal hal yang gak berguna!! Sudah sana! Lebih baik kamu belajar matematika saja!" begitu kata mereka.

[Fatamorgana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang