Laki-laki dalam Foto

23 2 0
                                    

Jangan lupa VOMENT, FOLLOW, & SHARE cerita ini. Thankyou!

•••

Dalam ruang kerja bernuansa putih dan pink di lantai tiga Natha's Story, seorang wanita cantik nampak sedang duduk termenung di kursi kebesarannya sambil memandangi senyum indah laki-laki di dalam foto yang terlindung bingkai cantik bewarna silver.

"Mas, kamu lagi ngapain disana? Apa kamu selalu memperhatikan kami disini?." Tanya wanita yang tak lain adalah Vernatha sembari tersenyum sedih memandangi foto mendiang suaminya. "Aku kangen, Mas." Lirihnya.

Mata indah itu menerawang kejadian delapan tahun lalu. Tepat satu tahun anniversary pernikahan Natha dan Harun di sebuah restoran mewah yang dipilih sendiri oleh Natha.

Malam itu, Natha sudah duduk cantik dengan dress maroon selutut melekat indah di tubuh bak gitar spanyol miliknya. Menunggu kedatangan sang suami yang sesuai janji akan menyusul tepat jam tujuh malam.

Harun menepati janjinya, dia datang masih dengan setelan jas hitam kemeja maroon yang seolah dibuat sengaja sama dengan pakaian sang istri. Padahal itu memang pakaian yang dikenakannya tadi pagi sebelum berangkat ke kantor, hanya Vernatha yang ingin terlihat berpakaian senada dengan sang suami.

"Apakah cantikku sudah menunggu sangat lama?." Tanya Harun yang kemudian mengambil posisi duduk di hadapan sang istri.

Vernatha tersenyum malu kemudian menggeleng. Sebuah kotak beludru merah keluar dari dalam saku celana Harun, dia membuka dan mengulurkannya pada Vernatha yang nampak takjub melihat cincin emas putih bertahtakan berlian biru yang indah disana.

"Mas... Ini..."

"Untuk istriku, Vernatha Mona Alzikra. Wanita yang susah payah membuka hatinya untuk sesosok laki-laki seperti Harun Alzikra." Ucap Harun dengan senyum manis yang membuat mata Vernatha berkaca-kaca.

Cincin itu melingkar indah di jari manis Vernatha, disertai kecupan lembut penuh cinta dari bibir Harun pada punggung tangannya.

"Mas... Terima kasih banyak." Lirih Vernatha dengan air mata yang sudah jatuh mengaliri pipi mulusnya.

Harun menyeka lembur air mata itu, kemudian mengecup kembali punggung tangan istrinya. Harun sudah mengenal Vernatha sejak duduk di bangku perkuliahan semester pertama. Dia sudah sangat menyukai Vernatha, namun dirinya sadar bahwa Vernatha selalu menjauh dan sulit didekati laki-laki. Hingga akhirnya Harun tahu kalau hati Vernatha sudah dimiliki oleh orang lain. Namun Harun bisa menerima itu. Sedikit pun dia tak pernah memaksa Vernatha untuk menoleh ke arahnya.

Hingga takdir membawa mereka pada mahligai rumah tangga. Harun tak pernah menyangka bahwa akhirnya Vernatha mau menerima pinangannya. Meskipun sebagai laki-laki, Harun tahu, bahwa Vernatha belum mencintainya. Hingga kemudian benih cinta perlahan mulai tumbuh, dan Harun menyadari itu. Waktu berjalan seiring dengan perubahan yang dibawanya. Vernatha, jiwa dan raganya, sudah milik Harun sepenuhnya.

"Mas kenapa? Kok kayak gak selera makan? Bukannya yang kupesan menu favorit Mas setiap berkunjung kesini?." Tanya Vernatha ketika menyadari Harun tak seantusias biasanya ketika menyantap makanan. Padahal restoran tempat mereka melaksanakan makan malam romantis ini adalah tempat yang paling sering didatangi Harun semasa pendekatan dengannya.

"Makanannya enak. Tapi mungkin... Karena Mas setiap hari makan masakanmu? Jadi rasanya sekarang agak aneh." Jawab Harun.

"Aneh kenapa, Mas? Apa masakanku gak enak? Kenapa selama ini Mas gak pernah jujur kalau masakanku gak cocok di lidahnya, Mas?." Tanya Vernatha merasa tak enak.

CINTA TERAKHIR TUK MAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang