Thanks Molto!

18 2 1
                                    

Jangan lupa VOMENT, FOLLOW, & SHARE cerita ini ya! Thankyou!

•••

"Mbak Cantik? Lah, Mbaknya ngapain disini?" Tanya Aksero ketika menyadari gadis pujaan hatinya tengah duduk sambil menikmati semangkuk es serut di sore menjelang senja hari itu.

Dia sudah mengambil posisi duduk di hadapan sang gadis dan memangku sikunya di atas meja panjang.

"Nyuci sepatu, Mas!" Jawab Jessy asal yang membuat Aksero melongo dan wanita berpakaian kantor itu menahan tawa.

"Ini yang kakak ceritain beberapa hari lalu?" Tanya wanita itu kepada Aksero yang mendapat anggukan dari pria blasteran itu.

Sementara Jessy yang merasa menjadi topik perbincangan mengernyitkan dahi bingung. Matanya bergantian menatap Aksero dan wanita cantik dengan pakaian ala kantoran itu.

"Hai, kak, kenalin Aku Aksena Mark. Panggil aja Shena. Aku adiknya kak Aksero." Ujar si wanita yang ternyata bernama Aksena itu seraya mengulurkan tangannya dan disambut hangat oleh Jessy.

"Jangan panggil kak, dia lebih muda dari kamu!" Celetuk Aksero yang membuat dua perempuan berbeda usia itu saling pandang dan sama-sama bingung.

"Emangnya usiamu berapa?" Tanya Aksena kemudian usai melepaskan jabatan tangan mereka.

"Dua puluh tahun." Jawab Jessy yang membuat Aksena membelalak kaget dan Aksero nyengir kuda.

"Jangan mau sama kakakku, ya! Dia udah tua! Udah om-om!" Ucap Aksena kemudian yang kali ini membuat Aksero membelalak kaget sampai melongo. Sementara Jessy, gadis itu hanya diam tak tahu apa-apa.

Aksena duduk bersebelahan dengan Jessy, membuat Jessy sedikit bergeser, canggung. Dia melanjutkan makan es serutnya yang sempat tertunda. Sesekali menanggapi perkataan Aksena, sementara Aksero? Hanya diam sambil curi-curi pandang pada gadis di hadapannya.

"Saya duluan ya, Mbak, Mas!" Ujar Jessy seraya beranjak dari tempat duduknya.

"Mau kuantar?" Tanya Aksero yang ditolak halus oleh Jessy.

"Mang, berapa tadi?"

"Udah dibayarin sama Mbaknya, Neng!" Jawab pedagang es serut itu seraya tersenyum dan menoleh ke arah Aksena.

"Lah? Mbak, punya saya kenapa-"

"Santai aja, Jes." Aksena memotong ucapan Jessy seraya tersenyum manis. "Besok malam kamu mau gak datang ke rumah orang tuaku? Ikut acara makan malam bersama kami?" Tanya Aksena yang membuat Jessy kaget bukan main.

Siapa dia sampai diajak makan di rumah orang kaya? Bahkan bertemu dengan Aksero saja baru beberapa kali masih bisa dihitung dengan jari. Dan Aksena? Baru kali ini dia bertemu dengan wanita cantik itu.

"Sa-saya Mbak?" Tanya Jessy tak percaya.

"Iya, kamu! Besok Aku suruh kak Aksero jemput deh! Biar rumah kami makin ramai. Kebetulan suamiku juga masih di luar negeri. Di rumah cuma ada orang tua kami, anakku,  dan beberapa hewan peliharaan. Kamu suka hewan berbulu, kan? Besok kukenalin deh sama mereka semua!"  Jelas Aksena semangat.

Kenapa harus dia yang diundang? Memangnya dia siapa? Hanya orang miskin dari desa yang mengharapkan kehidupan layak di kota.

"Ta-tapi kenapa Mbaknya ajak saya? Saya 'kan-"

"Kamu 'kan temen baruku dan kak Aksero. Jadi kami cuma mau kenalin kamu ke orang tua. Gak salah 'kan?" Jawab Aksena yang diangguki Aksero.

Ragu. Dia baru kali ini diundang makan malam di rumah orang asing. Terlebih melihat kedua kakak beradik itu adalah orang kaya. Memangnya pantas dia datang kesana dan ikut bergabung makan malam bersama mereka?

CINTA TERAKHIR TUK MAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang