Jangan lupa VOMENT, FOLLOW, & SHARE cerita ini ya! Thankyou!
•••
Hari ini seperti biasa Natha's Story selalu ramai dengan pelanggan. Berkat santapan lezat yang tersedia, dan suasana kafe yang nyaman disertai nuansa Instagramable yang dimilikinya. Jessy mengambil alih mesin kasir di hari pertamanya bekerja kembali setelah sebelumnya izin sakit selama tiga hari. Sementara Vernatha sedang pergi menghadiri acara ulang tahun teman sekelas Juan bersama sang putra.
"Selamat siang, Mas dan Mbaknya!" Sapa Jessy ramah pada sepasang muda-mudi yang akan membayar pesanannya sore itu.
"Siang, Mbak. Kami mau bayar!" Jawab si pemuda seraya tersenyum singkat dan melirik gadis muda yang sejak tadi selalu menunduk takut.
"Oke, Mas. Meja nomor sembilan ya. Tadi pesanannya ada Zuppa soup, Black Forest, Fanta susu, sama Ice Lemon Tea, ya! Jadi totalnya seratus tiga puluh dua ribu ya, Mas!" Ucap Jessy seraya menghitung jumlah harga tiap menu dengan komputer di hadapannya.
"Ini Mbak!" Si pemuda menyerahkan beberapa lembar uang seratus lima puluh ribu. "Kembaliannya ambil aja, saya buru-buru!" Ucapnya kemudian segera menarik tangan perempuan di belakangnya untuk mengikuti.
"Terima kasih Mas..." Jessy terperangah ketika matanya bersitatap dengan perempuan itu.
Dapat dilihatnya bahwa perempuan itu seolah ingin meminta tolong. Dengan memperlihatkan bekas memar kebiruan di dekat telinganya yang tertutupi rambut saat sedang menoleh ke belakang menatap Jessy yang setia berdiri di mesin kasir.
Membuat pikiran Jessy menerawang jauh. Pada kejadian masa lalu yang melibatkan kakak kandungnya, Julia Alderia. Kakaknya yang cantik, baik, dan pemalu. Mati mengenaskan di usia yang terbilang masih sangat muda, akibat kekerasan dalam rumah tangga yang dialaminya.
"Mbak gapapa, Jes. Kamu gak usah khawatir! Ini kemarin cuma kepentok pintu pas mati lampu."
"Ini memar jatuh dari kamar mandi waktu Mbak lagi mau bersih-bersih!"
"Mohon maaf, pihak kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi nyawa pasien atas nama Julia Alderia tidak bisa tertolong. Ini juga merupakan akibat dari benturan yang terjadi pada bagian perut dan pinggangnya, sehingga mengakibatkan pasien mengalami keguguran."
"Saya belum siap jadi Ayah! Saya sudah bilang ke dia sejak awal!"
"Kamu lihat kakakmu, Nak? Dia yang memilih hidup bersama orang kaya! Orang kaya itu jahat, Nak! Mereka semena-mena dengan orang miskin seperti kita!"
Lintasan kejadian masa lalu seolah memaksa masuk kembali dalam memori Jessy. Kalimat demi kalimat yang terucap bergema dalam telinganya. Air matanya kembali jatuh, disertai gelengan kepala. Sangat sakit, dia tidak mau mengingat semua itu.
"Jessy!"
Matanya membelalak kaget, seolah kembali tersadar. Di hadapannya sudah berdiri seorang waiters tampan seusia dengannya, Rivaldi Alvano.
"Ya?" Tanyanya.
"Kamu kenapa? Tatapanmu kosong, terus tiba-tiba geleng-geleng sambil mejem!" Jawab Rival dengan ekspresi bingung.
"Oh, A-aku gapapa, Riv." Jawab Jessy berusaha tersenyum semanis biasanya.
"Kalau masih sakit gak usah masuk dulu, Jes. Minta tambahan izin aja. Mbak Natha pasti paham, kok." Ucap Rival lagi.
"Aku gapapa, Riv. Udah sehat kok, segar bugar! Tadi cuma agak kepikiran nenek di kampung aja, Aku kan udah tiga tahun gak pulang." Kilahnya. Meski setelahnya hatinya membenarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA TERAKHIR TUK MAMA
Fantasy"Kenapa Om datang lagi di kehidupan Mama? Bukannya Om luka pertamanya Mama?" -Juan Vernaldi Alzikra -ON GOING-