Menceritakan tentang seorang gadis yang spesial, namun hidup nya tak pernah luput dari yang namanya secuil luka. Arina Putri Asyifa, yang hidupnya penuh dengan banyak rintangan dan penuh drama. Untuk selengkapnya silakan membaca karya aku. Jangan lu...
Aku juga ngga pernah anggap cerita aku ini bagus kok...
Tapi aku sedih soalnya sepi, kaya nya emang cerita aku yang ga menarik ya?
Gapapa deh...
💗Happy Reading💗
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Menjelaskan sesuatu yang tidak pantas dibahas itu terasa sakit ya?" ~Arina Putri Asyifa
***
"Na! Gue mau nanya sama Lo" Intonasi bicara Arkha terdengar sangat serius.
Kini semua murid-murid SMA High Internasional School sudah tiba di salah satu hotel yang berada di kota Bandung. Para Guru mengurus semua kamar untuk para siswa-siswi. Sedangkan semua murid sedang istirahat di taman yang berada di halaman hotel tersebut.
"Lo mau nanya apa? kok... kelihatan serius?" Bibir Arina terlihat sangat pucat. Rasa sakit di kepalanya terus menyiksa. Bahkan sekarang ditambah perut nya yang terasa sangat mual.
"Gue boleh minta satu kamar sama lo?" Tanya Arkha pada Arina.
"Boleh aja, asal jangan aneh aneh!" Peringat Arina. Sepertinya Ia masih trauma dengan kejadian disaat Arta menyentuh tubuhnya tanpa izin.
"Kaga lah! Gue gabakal ngapa-ngapain lo lah! Gue cuma pengen jagain lo doang!" Arkha terlihat kesal karena Arina berburuk sangka kepadanya.
"Hehe iya." Arina yang merasa bersalah pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Masih pusing? Atau... Maag lo kambuh?" Tanya Arkha kemudian disaat melihat Arina mulai memegangi perutnya.
"Em? Engga kok... Udah sembuh!" Arina berusaha terlihat baik-baik saja sambil menyunggingkan seulas senyuman tipis.
"Terus itu perut nya kenapa? masih pucat juga!" Arkha menarik tubuh Arina agar jatuh dalam pelukannya.
"Engga..." Arina tetap saja menggeleng meskipun Ia benar-benar merasakan sakit di perutnya.
"Anak-anak! Silahkan memasuki kamar masing-masing ya! pokoknya satu kamar lima orang! tapi ada satu kamar yang buat dua orang saja. Sudah Ibu tentukan bagaimana kelompoknya. Tinggal dicek aja di list." Seru Bu Lia mengarahkan semua murid agar memasuki kamar yang telah disediakan.
