you don't have to be perfect, you just have
to try your best🍁
"Dia bilang seperti itu?"
Maura mengangguk tanpa mengalihkan pandangan dari buku.
"Lalu kenapa mengadukannya? Kau ingin aku semakin merasa insecure dengan perkataan dia? Sahabatmu?"
"Aku tidak mengadu, hanya sedang bercerita tentang first impression Jia terhadapmu. Lagipula bukankah sebelum aku bicara, kau sudah merasa seperti itu? Insecure dengan keadaanmu?"
Laki-laki itu membenarkan kacamata yang bertengger di hidungnya. "Kita bahkan belum saling kenal. Kau tidak takut aku tersinggung lalu menegur sahabatmu? Bukankah dia bisa marah jika tau aku mengetahui hal ini darimu?" Keyfan melanjutkan
Sementara si gadis menutup pena dan buku catatan di pangkuannya. "Aku tidak yakin kau akan melakukannya, bahkan wajahmu sama sekali tidak tersinggung saat mendengar ucapanku barusan. Kau hanya diam, kan?"
"A-aku.. Itu karena aku baru pertama kali mendengar pendapat seseorang secara langsung. Mereka selalu berbicara di belakang ku, jadi aku sedikit terkejut" ia mengelak
"Hm. Jika kau ingat, kita pernah satu tempat kursus sewaktu SMA. Dan ku pikir dulu kau tidak se–insecure sekarang, bahkan disaat teman-teman mu bilang kau kuno atau ketinggalan jaman. Lalu kenapa—"
"Itu karena aku masih bodoh"
Maura menoleh saat laki-laki itu memotong pembicaraan, ekspresinya kembali kecewa.
"Aku belum mengerti jika mereka melakukannya untuk membully, aku pikir mereka simpati, dan mencoba peduli dengan keadaanku. Tapi semakin lama, aku sadar mereka tidak memandang ku seperti itu. Persis seperti sahabatmu. Mereka hanya mendekati ku untuk satu tujuan tertentu, seperti tugas atau memalak uang saku. Sisanya? Tidak ada"
Kali ini hanya diam yang berjarak diantara mereka. Keyfan menjadi kelu, sementara Maura hanya memandang tali sepatunya yang terlepas karena tak terikat kuat dan sempat terinjak.
"Kau tau?" Keyfan menarik nafas panjang. "Aku sama sekali tidak good–looking, itu masalah ku. Mau berubah? Aku tak tau harus bagaimana. Aku tidak tau standar apa yang mereka gunakan untuk menilai seseorang, jadi aku memilih diam. Tapi aku tidak menyangka kalau diam ku pun bisa mereka manfaatkan sebagai gunjingan dan itu menyakitkan"
Maura melirik sekilas sebelum kembali memperhatikan tali sepatunya. "Kamu engga harus good–looking kok"
Sayup-sayup Keyran mendengar perkataan itu.
"Siapa bilang kamu harus good–looking? Society? Atau orang di masa lalu yang menolakmu kemarin? Tidak. Jangan percaya pada mereka. YOU. DON'T. HAVE. TO BE. GOOD–LOOKING" si gadis menekan setiap kata yang ia ucapkan
"Karena di dunia ini, good–looking bukan satu-satunya kelebihan yang ada" sembari melanjutkan, Maura mengikat tali sepatunya
"Kalau kata kak Alvy : You don't to be Beautiful, you can be kind, saving someone's life and that's still Beautiful in some ways" Maura menumpuk pandangannya pada kantung kecil berisikan makanan kucing di saku luar ransel Keyfan
"Kau bahkan jauh lebih baik daripada mereka"
Keyfan terdiam.
"Oh ya. Besok buku pesananku datang, kau mau meminjamnya setelah aku selesai membaca?"
Binar mata Keyfan seketika terlihat, ia seolah sangat tertarik pada tawaran kecil Maura. "Tentang apa?"
"Insecurity, tentu saja. Kau pikir buku apa yang sedang kau butuhkan sekarang, hah?"
Astaga.
🎞
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURITY DAN PERTEMUAN HARI INI
General FictionInsecurity bukan hanya tentang kita yang mudah tidak percaya diri. Bukan hanya tentang kita yang melihat sesuatu lalu berpikir : Oh tidak! Aku tidak akan bisa lebih baik dari mereka. Tidak. Insecurity bisa menjadi lebih dari apa yang kita pikirkan. ...