BAGIAN 8 : INSECURITY TERSEMBUNYI

12 9 0
                                    

you don't have to be perfect, you just haveto try your best

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

you don't have to be perfect, you just have
to try your best

🍁

Sore tadi aku bertemu dengan insecurity, dia sedang duduk manis menikmati wajahku yang—mungkin terlihat seperti pemandangan yang lucu. Kadang ia tersenyum, kadang tertawa, kadang juga menyengir begitu menyeramkan. Ingin aku menghiraukannya, menganggap seolah dia tak ada, tapi entah kenapa dia selalu lebih cepat masuk ke dalam pikiran dan menyebarkan 'virus' menyebalkan. Tawa bengis dia sontak keluar.

"MAURA!"

Tidak, bukan insecurity yang berbicara.

"Kau menghapus akun cerita mu? Kenapa?" Jia menunjuk layar ponselnya, terlihat aplikasi berwarna orange dengan icon huruf 'WD' sedang terbuka. "Padahal ceritamu sudah lebih dari 10 ribu pembaca, followers mu juga tembus 400–an. Apa tidak sayang?"

Ku lirik sekilas ke dalam ruangan tempat ku belajar, dengan senyum meremehkan 'dia' menghilang. Meninggalkan rasa bimbang dan pikiran negatif tak berkesudahan.

"Maura"

"Akan lebih disayangkan jika aku mempertahankannya, akan lebih disayangkan jika pembaca datang memikirkan hal yang tidak seharusnya. Akan lebih disayangkan, kalau mereka mengikuti aku yang bahkan kau tau sendiri, cerita seperti apa yang aku tulis. Sangat disayangkan jika karena ceritaku mereka termotivasi berbuat sesuatu—yang aku sendiri tidak tau apakah itu baik atau buruk" badanku lumayan bergetar mengatakan hal itu

"Ini memang bukan ending yang bagus dan akan sulit memulai sesuatu di luar kebiasaanku. Tapi apa yang bisa aku perbuat selain merubah cerita penuh kehaluan itu? Duniaku bukan fantasy, masa depanku bukan imajinasi. Apa yang bisa aku lakukan selain keluar dari dimensi menakutkan yang sangat mengganggu pikiran. Aku tak seperti mereka yang bisa dengan mudah memilah bacaan, tapi aku ingin mencobanya sekarang" si hazel menarik nafas dalam

"Biarkan semuanya hilang, tidak ada yang dapat aku banggakan di sana. Aku mungkin akan kembali menginstall nya, menulis di sana, jika keadaan ku sudah siap. Siap menulis tulisan yang lebih bermanfaat dari sebelumnya. Lebih baik seperti itu kan, Jia?"

Pelukan dan senyum hangat gadis berjilbab ungu tersebut menenangkan. "Kau sedang ada masalah ya? Mau menangis? Biar aku temani"

Tanpa bisa ditahan air mata gadis berkacamata akhirnya lepas dari kekangan, turun perlahan membasahi pipinya sampai meninggalkan rasa sesak di dada. Jia menepuk pelan pundak sang sahabat.

"Jangan menumpuk masalah sendiri, kau lupa jika aku ini sahabatmu sejak kecil? Cerita saja padaku jika kau ingin"

"Apa aku terlalu naif?"

"Hm?"

"Aku bisa memberikan seribu kata dan nasehat kepada Keyfan tapi kenapa menasehati diriku sendiri aku tidak bisa? Aku bisa meminta dia untuk tidak insecure dengan dirinya tapi kenapa aku tidak bisa melakukan demikian?"

Jia terdiam cukup lama sebelum menarik nafas. "Kau mau tau jawabannya?"

Pelan, Maura menganggukkan kepala.

"Jawabannya adalah karena kau peduli pada dia. Kau sadar dirimu belum bisa seperti itu, maka kau tidak ingin orang lain merasakan apa yang sudah kau rasakan lebih dulu. Tidak apa. Kita semua, pada saat-saat tertentu memang perlu memberi dan menerima nasehat. Karena jujur, menasehati diri sendiri lebih sulit ketimbang menasehati orang lain, benar?"

"Yaa, berkata memang lebih mudah daripada melakukannya" Maura menghapus air mata. "Terima kasih Jia"

"Sudah lebih baik?"

"Hm sedikit" bibir gadis itu tersenyum kecil

"It's okay. Ambil waktumu untuk menenangkan diri, kau mau aku belikan ice cream?"

"Ice cream coklat bentuk ikan?"

"Ice cream coklat bentuk ikan, boleh juga. Tunggu sebentar ya" Jia berlari keluar kamar Maura, meninggalkan sang gadis yang kembali memejamkan mata karena kehadiran insecurity dalam pikirannya

Berani berisik dalam keheningan. Itulah dia.

"Dengar. Aku memang tidak sebaik yang kau pikirkan, aku hanyalah manusia biasa yang tak luput dari dosa dan kesalahan. Tapi bukankah disetiap kesalahan akan selalu ada jalan pengampunan?" Maura memandang bayangan dirinya di balik cermin

"Kau tidak perlu menjadi baik untuk orang lain, Maura. Jadilah baik untuk dirimu sendiri sebelum kau berbuat baik pada mereka. Perlahan, kau pasti bisa melakukannya. Kau masih punya Tuhan. Jika tak ada orang lain yang mau mendengar, jika mereka menjauh karena ketidaksukaan mereka yang tak berkesudahaan, maka dengan adanya Tuhan, itu sudah lebih dari cukup untuk membuatmu tetap tenang. Kau juga memiliki sahabat yang baik bukan?" gadis itu menghela nafas

"Insecurity. Aku tau kau tidak akan mau benar-benar pergi. Entah setelah ini atau mungkin esok hari, kau pasti akan menyelinap lagi"

"Satu insecurity berakhir, maka akan muncul insecurity-insecurity yang lain. Aku yakin kau akan terus berusaha seperti itu sampai aku merasa jenuh dan capek untuk hidup. Tidak apa. Sekarang, aku akan berusaha menghadapinya. Menjadi diri yang lebih kuat dan semakin kuat di tengah gemburan insecurity yang akan datang"

"Karena aku.. tidak lagi sendirian. Kau paham?"

🎞

THE END

INSECURITY DAN PERTEMUAN HARI INITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang