you don't have to be perfect, you just have
to try your best🍁
"Bukumu" uluran tangan mungil mengalihkan atensi pemuda yang sedang bermain ponsel dari dunianya
"Pardon?"
"Aku membeli dua buku kemarin, tadinya ku pikir saudaraku mau membaca, ternyata tidak. Kau mau mengambilnya?"
Yang ditanya melirik sebentar ke belakang tubuh Maura. "Biar aku bayar" ujar dia
"Baiklah. 1 juta, deal?"
"Apanya yang 1 juta? Kau pikir aku tidak tau berapa harga buku itu? Aneh"
"Kau yang aneh, apa kata memberi tidak ada di kamusmu? Aku tidak menjualnya, ambil saja kalau mau membaca" gadis itu meletakkan buku tersebut di atas tas si empu lalu ikut duduk
"Kenapa duduk di sini?"
"Memangnya ada aturan tempat ini tidak boleh diduduki?"
Ya Tuhan, laki-laki yang diberi buku merotasikan matanya. "Kau tidak lihat mereka menatap ku seperti buronan" tunjuk dia ke belakang
"Mereka memang selalu seperti itu, abaikan saja"
Enteng sekali mulutnya bicara. Cibir Keyfan
"Oh ya omong-omong apa kau mau bekerja paruh waktu? Cafe dekat kampus sedang mencari pegawai sambilan baru" si gadis kembali berseru
"Kau mengajakku?"
"Aku mengajak pohon di belakangmu!"
"Tidak lucu"
Kening gadis tadi mengkerut, ia tolehkan kepala ke belakang dimana tiga laki-laki juga ikut menggerutu di sana, berisik.
"Lupakan saja, aku mungkin tidak akan diterima di sana" lanjut Keyfan
"Tidak bisakah kau berpikir positif sedikit? Banyak orang sukses tapi tidak good–looking. Dari daftar Forbes 30 Under 30 saja, banyak anak-anak muda di bawah 30 tahun yang sukses dengan bisnisnya. Mereka berasal dari berbagai orang dengan bentuk tubuh, struktur wajah, sampai warna kulit yang berbeda-beda, and look?! Mereka tidak insecure tuh. Good–looking bukan jadi syarat di sana, Keyfan"
"Kalau good–looking bukan suatu syarat, kenapa orang-orang good–looking selalu dipilih oleh mereka?" kembali, dia melihat orang di belakang Maura. "Mereka menyukaimu juga pasti karena kau good–looking kan?"
Benar. Orang yang sedang insecure adalah orang yang paling menyebalkan.
"Oke, kelihatannya memang begitu, but everything is not what it seems. Tidak semua seperti kelihatannya, sekarang aku tanya padamu, Fan" Maura melipat tangannya di dada. "Jika ada seseorang yang mendekatimu, mengaku menyayangi atau bahkan mencintaimu, apa itu bisa membuatmu terbebas dari perasaan insecure?"
Tidak.
"Kalau mereka hanya memandang fisik, bagaimana jika fisik kita tiba-tiba berubah? Apa mereka bisa seenaknya pergi atau bilang kalau mereka sudah engga cinta? Tidak. Dengan cara seperti itu kita tidak akan benar-benar tau mana orang yang tulus. Lagipula, kita diciptakan juga bukan untuk menjadi good–looking di hadapan manusia lain"
"Oke, mungkin dalam pekerjaan, ketika ada dua kandidat yang sama-sama hebat kualitasnya namun yang satu lebih good–looking dari satunya, ada kemungkinan besar dia yang akan diterima. Tapi apakah peluang kita cuma disitu saja?"
"Tidak"
"Yeah. Peluang itu ada dimana-mana"
Keyfan kembali menghela nafas. "Jadi kesimpulannya?"
"Kesimpulannya, kau tidak perlu merasa rendah. Orang good–looking saja ingin membuktikan kalau mereka benar-benar ahli dan lebih dari sekadar good–looking kok. Good–looking kalau skill nya cemen juga percuma kali, Fan" Maura membersihkan roknya yang tertempel debu kursi taman
"Kalau ingin mendaftar di sana, kita bisa berangkat bersama. Kalau tidak ya sudah, aku pergi duluan. Jangan lupa baca bukunya, beberapa omonganku juga aku kutip dari sana"
"Kau bilang buku ini baru"
"Ya memang baru. Kau tidak sadar kalau masih ada plastik yang membungkus buku itu? Aneh" sambil menggelengkan kepala, Maura beranjak dari tempatnya, diikuti tiga laki-laki yang masih menatap Keyfan sinis
"MAURA! MAKASIH"
Tangan kanan si gadis terangkat tanpa menoleh ke belakang. Sepertinya buku pemberian dia akan selalu Keyfan baca.
🎞
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURITY DAN PERTEMUAN HARI INI
Ficción GeneralInsecurity bukan hanya tentang kita yang mudah tidak percaya diri. Bukan hanya tentang kita yang melihat sesuatu lalu berpikir : Oh tidak! Aku tidak akan bisa lebih baik dari mereka. Tidak. Insecurity bisa menjadi lebih dari apa yang kita pikirkan. ...