you don't have to be perfect, you just have
to try your best🍁
"MAURA"
Salah seorang gadis berpakaian casual berbalik badan. "Hai" sapa dia
Laki-laki berkacamata yang tadi memanggil mengulurkan sebuah buku kepada si gadis. "Untukmu"
Kening gadis itu mengkerut. "Dalam rangka apa?"
"Tidak ada, hanya ingin memberimu hadiah saja"
"Apa aku pernah memberitaumu kapan hari ulangtahun ku?"
"Apa memberi hadiah harus melulu dihari ulangtahun?"
Maura tersenyum. "Tidak"
"Aku memberimu itu karena aku tau kau senang sekali membaca buku. Hari ini.. juga hari pertama kita bertemu lagi semenjak aku mengunjungimu di cafe, bulan kemarin"
"Lantas?"
Keyfan. Laki-laki yang berdiri di hadapan Maura menghembuskan nafas panjang sebelum menyunggingkan senyum yang tak pernah ia tunjukkan. Setidaknya pada Maura.
"Ayo kita mulai dari awal. Kenalkan, namaku Keyfan, mahasiswa jurusan Akuntansi semester tujuh yang hanya memiliki sedikit teman" Keyfan mengulurkan tangan kanan
Astaga.
"Begitukah caramu berkenalan?" tanya Maura
"Aku tidak pernah mengajak orang berkenalan lebih dulu sebelumnya. Kau tau kan? Insecurity dalam pikiranku terus memaksaku untuk diam"
"Jadi maksudmu, kau sudah tidak memilikinya saat ini? Insecurity?"
"Dia masih ada tapi mungkin eksistensinya lebih kecil sekarang, buku yang kau beri dulu lumayan berdampak besar. Aku jadi tidak terlalu mengambil hati perkataan orang-orang yang beraninya membicarakan aku di belakang"
"Itu kabar bagus"
"Tentu, jadi bagaimana? Mau berkenalan dengan si pemiliki insecurity akut ini?"
Maura mendecis namun tetap menerima uluran tangan si laki-laki dengan senyum kecil. "Baiklah, salam kenal. Aku Maura, mahasiswi jurusan Psikologi dan aku.. juga pemilik si insecurity"
"Bohong sekali"
"Kau pikir ada orang di dunia ini yang luput dari insecurity?"
Kedua mata Keyfan memincing. "Apa yang membuatmu insecure? Kau cantik, baik, memiliki banyak teman, dan pintar. Tidakkah semuanya sempurna?"
"Astaga. Pikiranmu cukup dangkal ternyata" geleng Maura yang dibalas pelototan seram dari Keyfan. "Meskipun kau berpikir aku sempurna, nyatanya aku memiliki banyak sekali kekurangan. Kau saja yang belum melihatnya sekarang"
"Contohnya?"
Maura berpikir sambil mengetuk-ngetuk sudut bibir. "Hmm pasangan?"
"Ya?"
"Aku masih single, Keyfan"
"Kau—apa? Jangan bercanda"
"Aku tidak bercanda"
Keyfan mendorong kacamatanya sampai naik ke atas tulang hidung dia. "Tidak masuk akal"
"Kenapa? Kau mau menjadi pasanganku?
"Hey! Kau tidak bisa menembak ku lebih dulu!"
"Apa aku baru saja menembakmu?"
"Kau bertanya seperti itu.. bukankah itu artinya kau menembak ku?"
"Kau tidak mau?"
"Tidak!" Laki-laki tersebut terdiam dan menciptakan keheningan diantara mereka selama beberapa saat
"Jahat"
"B-bukan begitu. M-maksudku a-aku belum kepikiran. L-lagipula bukankah kita tidak terlihat pantas? Kau.. dan aku? Tidakkah akan terkesan seperti seorang pelayan bersama ratu" lirih dia
Maura merotasikan bola mata. "Insecurity mu benar-benar masih berkuasa ya?"
"Ini bukan tentang insecurity. Hanya saja aku sedikit sadar diri"
Kepala si gadis mengangguk kecil. "Kalau begitu pantaskan saja dulu dirimu"
"Aku?"
"Iya" gantian, Maura menyerahkan sesuatu untuk Keyfan. "Aku tau kau orang yang jauh lebih baik dari yang aku pikiran. Jika kau berkenan.. mungkin kita sungguhan bisa jadi pasangan. Pasangan insecurity?"
Lucu sekali.
Keyfan menggelengkan kepala mencoba menyadarkan dirinya yang tanpa sadar melamun mendengar ucapan Maura. "Kau tidak bercanda?"
"Tidak. Itu CV yang kau pegang"
"Kau mau melamar pekerjaan?"
Maura menyilangkan kedua tangan di dada. Membuat Keyfan menyengir sebelum menyimpan amplop yang si gadis berikan.
"Jujur aku tidak ada persiapan. Aku mengajakmu ke sini hanya untuk memberikan buku, tak disangka kau malah memintaku untuk menjadi pasanganmu. Semalam aku pasti bermimpi bagus. Tapi.. kenapa tiba-tiba?"
"Tidak tiba-tiba, selama satu bulan aku sudah memikirkannya, dan tidak ada salahnya untuk mencoba bukan?"
Keyfan memperhatikan si gadis yang nampak membuang muka. "Baiklah. Akan aku coba pertimbangkan"
"Terima kasih. Jadi? Mau adat apa kita nanti?"
"Hah?"
Apa ini salah satu 'kekurangan' Maura? Benar? Dia sungguh tidak sabaran sebagai perempuan.
"Aku tidak akan terkejut jika mereka akan menikah dalam waktu tiga bulan" Jia bersedekap sembari melihat sahabatnya bersama Keyfan
"Tidak usah menunggu tiga bulan. Besok pun sepertinya Maura siap melakukannya" sahut Agam yang membuat Jia menoleh kemudian menganggukkan kepala
"Kau benar. Gadis itu.. terlalu di luar nalar"
Sangat.
🎞
FIN
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURITY DAN PERTEMUAN HARI INI
Fiksi UmumInsecurity bukan hanya tentang kita yang mudah tidak percaya diri. Bukan hanya tentang kita yang melihat sesuatu lalu berpikir : Oh tidak! Aku tidak akan bisa lebih baik dari mereka. Tidak. Insecurity bisa menjadi lebih dari apa yang kita pikirkan. ...