⚠️TW: Kinda explicit ⚠️
"Seharusnya harga diri lebih memiliki derajat yang lebih tinggi dari ke tujuh langit"
Seorang gadis tengah menyulut rokok nya, ia duduk di sisi ranjang sembari menghembuskan asap tembakau yang sedang ia apit dengan kedua jari, tatapan sayu terpancar dari manik lentik miliknya. Gadis cantik itu membungkukkan badan agar tangannya dapat meraih kain bagian atas yang tergeletak di atas lantai, kemudian ia memakai nya, menutupi tubuh bagian depan yang sedari tadi di biarkan terbuka.
Sedangkan laki-laki yang menjadi teman tidur nya hanya bersandar sembari mengotak-atik ponsel, entah apa yang sedang dia lakukan, mengabari orang terdekat? Mengabari kekasih? Atau mengabari teman yang harus dia sewa untuk besok malam? sehingga fokusnya terus pada benda berbentuk persegi panjang tersebut.
Tubuh bagian atas sang lelaki masih terbuka, sehingga otot-otot perut yang yang nyaris sempurna milik nya terlihat begitu jelas, sedangkan bagian bawahnya ia tutupi dengan selimut."Gue tau Lo bajingan, tapi gue gak nyangka Lo sebajingan ini, Bas!" Ungkap si gadis.
"Maksud Lo?" Tanya Laki-laki yang tidak lain adalah Baskara. Matanya tidak menoleh sedikit pun pada wanita yang sudah bersedia melayani setiap kali di butuhkan.
"Lo ngehamilin pacar Chaka, kan?" Tanya si gadis bersurai blonde itu, ia masih bersiap-siap, sesekali menghidu asap rokok sembari memakai pakaian yang tertanggal sebab permainan gila yang sudah ia lewati dengan Baskara.
Baskara berhenti bermain ponsel, ia melirik pada Gadis yang sudah menutupi tubuhnya dengan lengkap, Baskara memandang Nya dengan sedikit rasa curiga. Pasalnya, ia teringat pada kotak hitam yang ia dapat dari anonymous kemarin lusa.
Baskara menggenggam keras pada ponsel miliknya, ia beringsut, mendekati gadis cantik itu dengan tergesa."Lo tau dari mana soal itu?" Tanya Baskara pelan, ia berbisik tepat di telinga sang gadis yang masih duduk di sisi ranjang dengan tubuh yang di hadapkan ke arah jendela agar ia mampu melihat suasana malam kota dari atas gedung. Karena gorden kamar di biarkan terbuka begitu saja, jadi Shofia bisa melihat jelas lampu yang menyala di seluruh penjuru kota.
"Gue tau, gue kenal Chaka!" Ujar-nya, ia menjawab dengan enteng, namun berbeda dengan raut wajah Baskara yang berubah menjadi sedikit panik dan rasa emosi yang tertahan. Baskara mengepalkan tangannya, urat-urat yang tercipta jelas di punggung tangan dan lengan bagian atasnya mampu memberi tahu siapa saja yang melihatnya jika Baskara kali ini tengah mencoba meredam emosi yang sedetik lagi mungkin akan memuncak jika ia tidak menahan.
"Lo suka sama Chaka?" Baskara kembali bertanya, kekeh-an lembut yang di berikan gadis itu membuat Chaka sedikit terheran. Si gadis menoleh dan memandang wajah Baskara yang sudah berada tepat di sisinya.
"Tadinya, tapi Chaka kayanya sayang banget sama Aruna!" Jawab si gadis.
"Shofia, Lo mau bantu gue?" Baskara berujar sembari menatap mata Si gadis cantik. Menangkis semua isi kepala yang berfikir bahwa Shofia lah, orang yang menaruh kotak hitam di atas mejanya pada saat itu.
Shofia menghembuskan nafas panjang, ia merasa lelah, sikap Baskara dan paksaan yang selalu di berikan membuat nya muak. Ia pun sering kali mendapat kekerasan jika dirinya tidak menuruti perintah Baskara, bagi Shofia Baskara adalah iblis yang menyerupai manusia, namun jika tidak karena bayaran yang ia dapat dari Baskara, Shofia tidak akan bisa hidup lama seperti saat ini. Mungkin, ia sudah mati di tangan preman yang selalu mengejarnya untuk menagih hutang sang ayah yang entah sudah pergi ke mana.
Jadi, mau tidak mau Shofia harus berbalas Budi dan menuruti semua kemauan Baskara karena uang untuk melunasi semua hutang nya bukanlah dengan nominal yang sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST [END]
RomanceMenyayangi bukan kepada yang seharusnya. Mencintai bukan pada pemiliknya. Dan menjaga bukan tanggung jawabnya. Tapi, perkara, tragedi, dan takdir datang tanpa di undang. Sehingga mau tidak mau, penolakan pun tertolak, menjalani yang bukan semesti n...