"Pada saat itu dunia semakin hancur, semesta berduka, dan cahayanya menghilang"
Aruna berjalan dengan tergesa-gesa menyusuri sebuah lorong rumah sakit, bau obat-obatan pun menyeruak masuk kedalam indera penciumannya.
Wajah cantik namun terlihat cemas itu terpancar, ia berjalan dengan langkah lebar sembari menggendong Annalise, ia mencari tempat di mana sang ayah di rawat.Setelah satu Minggu adanya Preskon, Aruna mendapatkan kabar jika sang ayah drop, Hadi di larikan ke rumah sakit ketika mengalami sesak nafas.
Aruna di antar oleh Daniel, karena pekerjaan yang menumpuk Chaka tidak sempat mengantar Aruna.Netra Aruna mendapati ibu Daniel yang baru saja keluar dari ruangan.
Kaki yang berjalan pun sedikit ia cepat kan, Daniel yang di belakang, ikut melangkah dengan tergesa agar bisa menyusul Aruna."Gimana keadaan ayah?" Kata Aruna, matanya bertemu pandang dengan ibu Daniel. Ada semburat khawatir yang tergambar di raut wajah Aruna dan juga Daniel.
"Masuk aja ya? Ayah mau bicara sama kamu!" Kata ibu Daniel.
Aruna pun segera memasuki ruangan. Daniel yang hendak ikut bersama Aruna itu di tahan oleh sang ibu.
"Kenapa?" Tanya Daniel menatap ibunda nya dengan kebingungan.
"Biarkan ayah mu bicara empat mata dulu sama Aruna ya?"
Mendengar ungkapan dari sang ibu membuat Daniel sedikit kecewa, ia pun ingin bertemu ayahnya, ia juga ingin melihat kondisi sang ayah.Daniel terduduk di atas kursi yang berada tepat di depan ruangan sang ayah.
Ia menunggu Aruna keluar, karena mungkin peraturan nya bertemu sang ayah dengan cara bergantian....
"Mana cucu ayah?" Suara berat yang sedikit serak itu terdengar.
Aruna tersenyum kemudian memperlihatkan Annalise pada Hadi. Ayahnya.
"Siapa namanya?" Tanya Hadi kembali, ia menatap sekilas mata anak perempuan nya."Annalise, yah!" Jawab Aruna dengan senyuman.
"Annalise, ini eyang!" Ucap Hadi, tubuh nya masih terbaring lemah.
"Aruna!" Panggil Hadi dengan satu tarikan nafas. Paru-paru nya masih terasa sesak, sehingga ia harus berusaha dengan susah payah ketika mengeluarkan suara.
"Iya, ayah!" Kata Aruna dengan begitu lembut, tubuhnya sudah ia dudukan di atas kursi, tepat di samping ranjang.
"Ayah boleh minta sesuatu sama kamu?"
"Apa, ayah?" Senyuman merekah masih terpancar dari bibir Aruna, ia merasa cukup senang karena ayahnya tidak se-keras seperti biasanya.
"Keluarga Wirautama itu, keluarga yang cukup berpengaruh. Mereka bisa melakukan apapun untuk menghancurkan kita, ayah takut keluarga ayah hancur!" Jelas Hadi, anak perempuannya masih terdiam.
"Jadi, ayah minta kamu terima pertanggung jawaban Baskara dan menikah dengannya!"Suara petir yang berada di angkasa bagai berlabuh pada relung hati Aruna ketika mendengar ucapan sang ayah, rintik hujan yang mulai turun bersamaan dengan linangan air yang menumpuk pada pelupuk mata Aruna.
Air matanya menetes, sama dengan semesta yang menurunkan hujannya dengan cukup deras."Ayah takut, ancaman terus berdatangan jika kamu menolak, Aruna!" Hadi menghapus air mata sang anak yang jatuh membasahi pipi mulus nya.
"Tapi Aruna tidak mencintai Baskara, yah. Aruna mencintai Chaka!" Ucapannya terpotong-potong karena isakan tangis yang semakin terdengar pilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST [END]
RomanceMenyayangi bukan kepada yang seharusnya. Mencintai bukan pada pemiliknya. Dan menjaga bukan tanggung jawabnya. Tapi, perkara, tragedi, dan takdir datang tanpa di undang. Sehingga mau tidak mau, penolakan pun tertolak, menjalani yang bukan semesti n...