Bab 13. A mystery box

96 51 79
                                    


"Aku hanya ingin menetap lebih lama, agar kamu bisa tau, mempertahankan semuanya penuh dengan cara"




Daniel memasuki rumah nya dengan langkah lebar, ia terkejut ketika matanya melihat Aruna tengah memeluk kakinya sendiri yang di tekuk itu dengan tubuh terguncang.
Suara tangisnya cukup terdengar oleh Daniel, maka dari itu  ia segera terburu-buru menghampiri sang adik.

"Run! Hey, kenapa?" Tanyanya, ia meraih tangan Aruna kemudian sedikit menarik nya agar sang adik tidak terus membenamkan wajah di antara lututnya itu. Daniel langsung memeluk tubuh Aruna, mengelus lembut pundaknya berusaha menyalurkan ketenangan pada sang adik kesayangan.

Aruna belum bisa menjawab, tangisnya tersedu-sedu. Membuat Daniel yang mendengar nya ikut merasa pilu.

Tidak lama kemudian, Chaka-pun sudah pulang dari kantor nya, pada awalnya langkah Chaka begitu tenang dan terkesan bahagia, sampai akhirnya sepasang mata Chaka melihat situasi yang membuat nya cukup panik, Chaka langsung menghampiri Daniel serta Aruna dengan terburu-buru. 
Raut penuh pertanyaan dan kecemasan itu terlihat dari wajah Chaka, ia memandang Daniel, berharap Daniel bisa menjawab, namun Kaka laki-laki Aruna itu hanya bisa menggeleng-kan kepala.

Chaka ingin menggapai pundak Aruna, namun gadis itu beringsut dan menghindari sentuhan kekasihnya. Chaka tentu saja terheran, pria itu menekuk-kan kaki, merendahkan tubuhnya, agar Chaka mampu melihat wajah Aruna. Tangan pria itu memegang pada gagang sofa yang tengah Aruna duduki.

Lagi-lagi Aruna menangkis tangan Chaka yang ingin menggenggam tangannya, gadis itu tidak menoleh sedikit pun pada Chaka. Mata yang sembabnya di biarkan menatap lurus ke depan atau sesekali menoleh ka arah Daniel dan mengeratkan pelukannya.

"Kenapa?" Tanya Chaka, suara nya sangat pelan karena ia takut menyakiti Aruna ketika suaranya tinggi.
"Kamu bilang ya, Kamu marah sama aku? Kenapa?" Tanya Chaka sekali lagi, sang kekasih masih enggan untuk membuka suara.
"Kalo kamu diem aja aku gak tau salah aku di mana, Run!?" Suaranya masih rendah dan terdengar lembut. Namun rasa takut dalam diri Chaka tidak bisa di sembunyikan.

Tangan Aruna masih di genggam erat oleh Daniel, sedangkan untuk genggaman Chaka, wanita itu menolaknya.
Mata Chaka beralih untuk melihat Daniel sekali lagi, namun Daniel masih menggelengkan kepala tidak mendapatkan jawaban.

"Kamu pulang sana, Ka!" Ujar Aruna pada akhirnya. Suara serak yang hampir tidak terdengar itu keluar dari bibir Aruna.

Ungkapan Aruna membuat Chaka tertegun sejenak, ia mencoba mencerna kata-kata yang keluar dari bibir Aruna, apakah Aruna mencoba mengusirnya? Aruna sudah tidak mencintai nya? Tapi kenapa?

"M-maksud kamu?" Tanya Chaka. Jantung Chaka berdetak cepat saat ini, ketakutan-ketakutan-nya kembali menguasai.
Ia takut kehilangan, Chaka tidak mau meninggalkan. Ia hanya ingin menetap pada hati yang tepat.

"Kamu punya rumah sendiri, tolong pulang!" Suara datar milik Aruna itu menjadi petir yang langsung menyambar hati Chaka, sehingga membuat jantung nya berdebar kuat.

"Aku gak mau, Run!" Ucap Chaka menolak.

"Pulang, Ka!" Ujar Aruna masih dengan suara yang datar dan pelan.

"Gak mau, Runa. Aku mau di sini sama kamu, aku mau jaga kamu, aku gak mau jauh dari kamu. Run aku-"

"Aku udah ada Daniel Chaka, aku bisa semuanya sendiri, aku udah gede, aku gak butuh kamu!"

LOST [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang