Bab 04. Don't wanna break up

170 92 98
                                    

"Jadi aku harus berjalan sendiri dan kamu pergi?"





Daniel berjalan terburu-buru di lobi kantor, emosinya menggebu-gebu, ia mengepal erat sampai urat-urat di punggung tangannya tercipta begitu jelas.

Pria yang tengah berapi-api itu menggertak kan gigi ketika netranya melihat sosok yang ia cari, amarah Daniel semakin memuncak ketika melihat Baskara dengan begitu santainya dan tanpa bersalah masih menjalankan hari-hari dengan tenang.

Daniel tentu tidak terima, ketika adiknya selalu merasa takut di setiap detik, sedangkan Baskara, pria brengsek itu masih bisa tersenyum dan bersenang-senang.

Ia bergegas menghampiri Baskara dan tanpa pikir panjang, Daniel meraih kerah baju laki-laki yang tengah berbincang dengan karyawannya itu.

"Wow wow.. Calm down!" Kata Baskara yang masih bersikap santai di tambah wajahnya yang terlihat kebingungan.

Daniel mendorong tubuh Kawannya itu, memojokkannya pada tembok. Mata Daniel memerah, ia sudah tidak bisa menahan ingin memberikan tinju di atas muka pria yang sudah membuat Aruna hancur.

"Lo kenapa si?" Tanya Baskara tanpa menyadari kesalahannya.

"Lo yang kenapa, Bangsat?" Gertak Daniel tepat di depan wajah Baskara.
"Lo apain Adek gue, Baskara?"

"Apaan sih? Gue ga ngapa-ngapa-"

"BRENGSEK!"

BUGH...

Belum juga Baskara selesai menjawab, satu pukulan Daniel sudah melayang mengenai wajahnya. Baskara oleng, kepalanya terasa pening ketika mendapat sekali Bogeman dari Daniel, ia kembali menatap nanar mata Kawannya itu sembari menyentuh pipi dan menahan darah yang hendak mengalir dari sudut bibir nya.

"Aruna hamil, anjing" desis Daniel.

"Ya terus hubungannya sama gue apa?"

"Masih ga mau ngaku?" Daniel lebih mendesakkan tubuh Baskara, "MASIH GA MAU NGAKU LO, BANGSAT?" Teriakan Daniel yang berat menggema seisi gedung, sampai seluruh karyawan tersentak kaget, ada beberapa karyawan berkumpul dan mem-video apa yang saat ini tengah terjadi.

Bukannya takut Baskara malah menyeringai, terkekeh seolah-olah meremehkan Daniel.

"Terus kenapa kalo gue apa-apain adek Lo sampe hamil, hah?" Tanya Baskara enteng.
"You wanna kill me? Mau laporin gue? Go Ahead, loser!" Sambung baskara dengan tawa jahatnya.

Mimik wajah Baskara yang seolah-olah meremehkan itu kini berubah menakutkan, ia sama seperti Daniel, mengeraskan rahang dengan mata yang melebar.
Dua pria itu kini sama-sama tengah di kuasai oleh api amarah.

"Lagian, adek Lo itu bukan di pake sama gue doang, di pake pacarnya, di pake temen-temennya, atau mungkin di pake sama lo juga pernah!?" Baskara menepuk-nepuk pipi Daniel, seringai-an nya kembali muncul, pria berparas tampan namun pribadinya yang seperti iblis itu mendekat dan berbisik pada Daniel, "you know what? She looks so fine when she act like a whore!"

Tanpa pikir panjang, Mendengar perkataan kurang ajar yang keluar dari bibir kawannya sejak sekolah menengah atas itu, Daniel kembali meninju wajah Baskara berkali-kali sampai tubuhnya tersungkur.
Belum puas, Daniel menindih tubuh Baskara lalu memberikannya beberapa pukulan sampai Baskara benar-benar tidak berdaya.

LOST [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang