Menjelang sore, Gaara kembali ke kamar, membawa segelas air dan beberapa handuk bersih. Sakura masih terbaring di tempat tidur, tampak lebih tenang meski wajahnya masih terlihat lelah. Gaara duduk di tepi tempat tidur, menatapnya dengan penuh perhatian.
"Sakura, aku tahu kau masih merasa lelah dan bingung, tapi kau perlu membersihkan diri agar merasa lebih baik," kata Gaara dengan lembut.
Sakura menatapnya sejenak, kemudian mengalihkan pandangannya, tidak menjawab. Gaara menarik napas dalam-dalam dan melanjutkan, "Aku bisa membantumu. Tolong izinkan aku membantumu, hanya kali ini saja."
Sakura tampak ragu-ragu, namun akhirnya mengangguk pelan. "Baiklah," bisiknya.
Gaara tersenyum tipis, merasa sedikit lega. Dia mendekati Sakura dan dengan hati-hati mengangkatnya dalam gendongannya. Sakura meringis sedikit karena rasa sakit di tubuhnya, tetapi tidak menolak. Dia membawanya ke kamar mandi dan menurunkannya dengan lembut.
"Tinggalkan aku, aku bisa mandi sendiri," kata Sakura dengan suara yang lebih tegas.
Gaara mengangguk, memahami. "Kalau sudah selesai, panggil aku ya," ucapnya sebelum keluar dari kamar mandi, menutup pintu dengan lembut di belakangnya.
Sakura menghela napas panjang, merasakan campuran antara kelegaan dan kebingungan. Dia mulai membersihkan diri, air hangat membantu meredakan rasa sakit dan ketegangan di tubuhnya. Meski pikirannya masih penuh dengan berbagai emosi, perlahan dia mulai merasa sedikit lebih baik.
Sementara itu, Gaara menunggu di luar kamar mandi, berusaha menenangkan pikirannya sendiri. Dia merasa sedikit lega bahwa Sakura sudah mau bicara kepadanya dan menerima sentuhannya, meskipun masih dalam keadaan rapuh.
Setelah selesai mandi, Gaara dengan lembut menggendong Sakura yang sudah memakai handuk kembali ke kamar. Dia telah menyiapkan pakaian baru yang dibelinya di pasar tadi pagi. Melihat pakaian tersebut, Sakura merasa sedikit lega, meskipun hatinya masih campur aduk.
Gaara menangkap pandangan Sakura pada pakaian itu dan menjelaskan, "Aku membelinya tadi," ucapnya lembut.
Sakura mengangguk pelan. "Terima kasih," cicitnya, suaranya nyaris tak terdengar.
Tiba-tiba, sebuah suara keras terdengar di tengah-tengah mereka.
Poof!
Seekor tanuki kecil muncul, mengenakan ekspresi terkejut.
"Gaaraa!! Akhirnya aku bisa... Wowww, apa yang kalian lakukan?" tanya Shukaku dengan mata melebar, melihat Sakura yang hanya memakai handuk dengan Gaara di sampingnya.
Wajah Sakura langsung memerah, dan Gaara buru-buru mengangkat Shukaku dan membawanya keluar kamar, menutup pintu dengan cepat di belakang mereka. Dia sangat kesal melihat rona merah di wajah rakun pasir itu.
"Apa yang kau lakukan di sini, Shukaku?" Gaara berbisik marah, mencoba menenangkan dirinya.
Shukaku tertawa kecil, "Aku hanya ingin memberitahumu sesuatu, tapi sepertinya aku datang di waktu yang salah. Maaf, Gaara, aku tidak tahu kau sedang sibuk."
Gaara menghela napas panjang, berusaha menenangkan diri. "Ini bukan urusanmu, Shukaku. cepat katakan!"
***
Gaara kembali masuk ke kamar dan melihat Sakura yang telah selesai berpakaian. "Ada kabar baik," katanya dengan suara tenang. "Shukaku bilang Godaime akan mengirim Katsuyu untuk teleport kita."
Sakura mengangguk pelan, tapi tidak memberikan respon lebih.
"Mau makan di luar?" tanya Gaara, berharap bisa mengajaknya keluar dari kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Got You Darling (Gaara X Sakura)
Fanfiction"Sakura? kau kah itu? kau darimana saja? semuanya mengkhawatirkan mu" "Salam Kazekage-sama, maaf aku bukan Sakura mu" *** "Permainan apa ini? beraninya! akan aku pendam kalian semua dengan pasir ku! kembalikan Sakura ku!" -Sabaku no Gaara- "Gaara...