•salah masuk kamar

157 13 0
                                    

"nanti lo dari sini lurus terus belok kanan, pintu yang nomor dua, itu kamar yang lo tempatin." seraya menunjuk-nunjuk arah yang akan devi lewati nanti

"iya fan, makasih ya lo udah nolongin gue"

"bisa jalan gak lo?"

"bisa kok fan kaki gue udah gak separah tadi sakitnya, makasih ya lo udah mau nolongin gue"

"hm"

afan berlalu begitu saja meninggalkan Devi yang tercengang melihat sikap afan.

"dari pada gue lama-lama disini mending gue ke kamar terus bersih-bersih"

langkah devi masih agak p1ncang akibat kejadian tadi mungkin disaat motor afan mendekat ia menjatuhkan diri kurang tepat hingga kakinya tergilir namun untung saja kakinya tidak separah tadi jadi ia masih bisa melangkah walaupun agak kesusahan.

__

devi sampai didepan dua pintu yang menjadi pilihannya sekarang.

"tadi afan bilang pintu nomor dua, satu.. dua.." hitung devi.
" jadi yang ini dong!" gumamnya menunjuk pintu berwarna putih tersebut.

tanpa aba-aba devi membuka pintu tersebut, kesan pertamanya melihat kamar ini adalah kagum. tembok yang berwarna abu-abu serta hiasan berwarna emas, beda dengan kamar devi yang sengaja di design ayahnya dengan putih polos yang terkadang warna putih polos itu membuat kepalanya sedikit pusing dan berujungan devi sendirilah memberi hiasan berwarna-warni agar tidak bosan di pandang.
setelah selesai mengagumi kamar tersebut, gadis ini duduk di tepi ranjang dan mulai merapihkan ikatan rambutnya.

ceklek!

degg!

tanpa disangka afan keluar dari pintu kamar mandi menggunakan handuk putih dari pinggang ke bawah sedangkan yang atas bertelanj4ng dad4. sekitar lima detik keadaan sunyi, netra devi tertuju pada roti sobek yang menghiasi perut pria tersebut.

"AAA!" devi berteriak histeris seraya menutupi wajahnya sedangkan lelaki yang baru keluar dari kamar mandi tersebut hanya tersentak kaget tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
takut orang rumah bangun dari tidur, afan seketika menghampiri devi dan menutup sumber suara teriakan tersebut.

"sstt! lo bisa diem gak?" masih dengan posisi yang sama

"hmm mhhm!" devi menggeleng-gelengkan kepalanya dan memukuli pelan tangan afan.

"diem!" melepaskan tangannya.

"huhh!" devi mengatur nafasnya kembali, hampir saja ia kehilangan nafas ulah afan.

"lo bisa gak si gak usah teriak?!" menatap tajam devi

"gue kaget." cicit devi

"ngapain lo ada disini? ini kamar gue!"

"kamar lo? bukannya lo bilang gue tidur di kamar nomor dua? inikan kamar kedua" bingung devi

"gua bilang kamar nomor dua devi bukan kamar kedua!" murka afan kepada gadis yang sedang duduk di ranjang nya. "sini lo!" menarik pergelangan devi dengan kasar.

"aduh pelan-pelan, fan! kaki gue sakit!"

"biar lo tau!" menghempaskan lengan devi hingga gadis tersebut jatuh kelantai

"awh! kaki gue!" memegang kakinya yang terasa nyeri

"lo bisa baca gak sih lihat! gagang pintu ini ada tulisan nomor satu! terus lo lihat ini baru kamar yang lo tempatin nomor dua!"

"lah kebalik?"

"lo aja yang gak bisa baca!" ketus afan.

"maaf fan, gue kira ini kamar nomor dua terus yang sebelah nomor satu. gue juga gak ngeliat angka yang ada di gagang pintu."

devi tertunduk menahan malu sudah numpang, salah masuk kamar lagi! ini akan menjadi kenangan yang paling memalukan baginya.

"dah sana masuk kamar!"

"iya" devi berusaha bangkit dari lantai dengan hati-hati.

afan yang melihat cara devi berdiri membuatnya gregetan dan lagi-lagi ia harus turun tangan.

grebb!

tanpa menunggu persetujuan lawan bicaranya afan menggendong devi ala bridal-style.

"fan! turunin gue!"

"lo lama."

afan melangkah dimana ada angka nomor dua terpampang di gagang pintu.

brak!

kaki lelaki itu menendang pintu tersebut dengan kasar lalu melangkah ke kasur.
pria tampan ini segera menghempaskan tubuh devi ke kasur empuk yang ada di depannya.

"tidur! gak usah ganggu gue!" ketus afan lalu pergi dan menutup pintu dengan kasar.

"untung gue gak di tonj0k"

jujur devi sangat merasa malu kepada afan, pertama kalinya afan menjadi repot ulah dirinya. andai saja ia lebih teliti tadi mungkin afan tidak semarah ini pada dirinya.

next?

hi everyone! makasih banget kalian yang udah mau baca cerbung dari author, plus kalian yang udah mau semangatin author buat cerbung ini, insyaallah author bakal berusaha untuk membuat para defan terhibur dengan adanya cerbung #Perfect_Love.

perfect loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang