•Afan jail

98 15 0
                                    

kring!

suara bel pulang saat ini berbunyi kencang di seluruh wilayah SMA Garuda Bangsa, seluruh para murid maupun guru berjalan ke arah gerbang sekolah yang tadinya sudah dibuka oleh satpam penjaga sekolah, namun berbeda dengan Pak Nunus, guru ini masih setia membawa tongkat besinya dan berjalan melewati koridor, tujuannya saat ini adalah mencari murid-murid yang mungkin masih ada didalam kelas, mengapa? tiga hari yang lalu peraturan ini ditetapkan karena mereka mendapatkan kasus pembvllyan didalam kelas, padahal kejadian itu sudah lewat dari jam sekolah.

"heii! kenapa kalian masih disini?!" teriak pak nunus sambil memvkul tembok dengan tongkat besinya

"lagi diskusi aja." jawab rayen dengan memandang dingin pak nunus.

kedua lelaki tampan itu sedari dulu memang tidak suka dengan guru ini, pasalnya hanya kesalahan kecil saja, guru ini akan menghukum murid tanpa rasa iba.

"bohong! kalian pasti mau melakukan sesuatu kan?!" desak pak nunus

"nggak kok, pak. kita lagi bahas materi yang bu salma tadi kasih." jujur devi

"jangan bohong kalian! sekarang juga kalian ke ruang BK, bersihkan ruangan tersebut sampai tidak ada debu lagi! kalau masih ada setitik debu yang saya lihat awas saja!"

"yaelah pak! apa salahnya kami diskusi? masa kami diskusi malah disuruh bersihin ruangan BK? sehat'kah?" tanya aza dengan tatapan remehnya.

"kamu? kamu yang waktu itu makan dikantin waktu jam pelajaran kan? " ucap pak nunus dengan dari telunjuknya ke arah gadis berjaket hitam tersebut.

"kenapa kamu gak ke BK?"

"karena saya belajar."

"berulangkali saya bilang, jangan pakai jaket di sekolah!" bent4k pak nunus, beralih menatap gadis yang masih mengenakan jaket.

"dingin lho, pak."

"kamu berani menjawab guru?!" bent4k pria paruh baya itu sekali lagi

"ntar kalo gak jawab dikira gak punya mulut, hehe" ujar aza dengan menunjukkan gigi kelincinya

__

kini terlihat kedua gadis sedang menyapu ruangan, dan dua lelaki kini tengah membersihkan debu-debu dengan kemoceng yang mereka bawa.

"gara-gara lo! ngapain tadi nolak untuk buka jaket, akhirnya kita ngeberesin ini kan" celoteh rayen

"kok gue? ini semua karena kita diskusi diluar jam sekolah" kata aza yang membela diri

"za, lo gak denger tadi sebelum pak nunus ninggalin kita?" ucap devi menatap aza dengan tatapan tajam.

flashback on:

"saya akan batalkan hukumannya, kalo temen kalian yang satu ini lepas jaket nya." ucap pak nunus meninggalkan mereka berempat di ruangan BK.

flash back off!

"ya sorry, kalo gue lepas aneh rasanya" menatap devi dengan rasa bersalah.

afan tidak mengeluarkan suara sama sekali, ia hanya membersihkan jendela ruangan tersebut tanpa ada niatan untuk berpindah tempat, pikirannya sekarang tertuju pada seorang gadis yang menjadi alasan mereka dihukum, afan baru menyadari sekarang. mengapa aza tidak pernah melepaskan jaket? baik didalam sekolah maupun diluar sekolah, ini semua cukup membuatnya curiga.

_

"huft! akhirnya selesai" tutur devi sambil mengelap keringat yang bercucuran di dahinya.

"pulang, yuk" ajak afan

"gimana?"

guru berkumis tebal itu datang secara tiba-tiba hingga sukses membuat para remaja ini tersentak kaget.

perfect loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang