.・゜゜・.・゜゜・
Namun, sebelum Arunika sampai di kelas. Dia berbelok menuju toilet terdekat dan masuk ke salah satu bilik. Di dalam bilik, dia mengeluarkan spons cuci piring miliknya yang sudah dia siapkan sebelumnya dari kamarnya.
Dengan hati-hati, Arunika menekan kunci yang dia pegang ke dalam spons, memastikan setiap lekukan dan detail kunci tercetak dengan jelas di permukaan spons yang lembut.
"Sekarang aku punya cetakannya," bisik Arunika pada dirinya sendiri sambil mengamati hasil cetakan kunci yang ada di spons. "Langkah selanjutnya adalah membuat duplikatnya."
Arunika menyimpan spons tersebut kembali ke dalam tasnya dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang melihatnya. Dia kemudian keluar dari toilet dan berjalan menuju kelasnya dengan langkah yang tenang.
°°°
Hari itu telah berlalu dengan cepat dan pagi telah tiba. Ini adalah hari yang selalu dinantikan oleh para murid di Arcanum Academy—Minggu. Hari hari di mana para siswa bebas dari jadwal ketat dan bisa beristirahat atau melakukan aktivitas lain di luar sekolah.Tiap siswa memiliki rencana mereka masing-masing. Ada yang mengunjungi orangtua, ada yang bekerja, berkeliling desa, dan sebagainya.
Arunika pun memiliki rencananya sendiri. Rencana yang sangatlah penting baginya. Dia bangun pagi-pagi sekali, mengambil spons yang berisi cetakan kunci dari tasnya, dan memasukkannya ke dalam kantong jaket. Tak lupa dia mengikat rambut panjangnya dengan ikatan ponytail.
Setelah ia meninggalkan kamar dan melangkah keluar dari asrama. Udara pagi terasa segar, menandakan hari yang cerah. Dia berjalan menuju beberapa toko dan convenience store untuk membeli hal yang diperlukan untuk membuat duplikat kunci.
Selang beberapa saat, Arunika kembali ke kamarnya di asrama. Dia memeriksa kunci yang tercetak di spons yang dibawanya.
"Masih aman," gumamnya.
Dengan cermat, Arunika mengeluarkan alat-alatnya dari tas-termasuk pasta gigi dan bahan yang diperlukan untuk membuat duplikat dari cetakan tersebut.
Pertama-tama, dia mencampurkan pasta gigi dengan sedikit bubuk kertas untuk membuat campuran yang kental. Ia mengoleskan campuran ini ke cetakan spons yang telah dibuat. Dengan hati-hati, ia menutup cetakan spons dengan campuran tersebut, memastikan seluruh permukaan terisi dengan rata.
Selanjutnya, Arunika membiarkan campuran itu mengering. Karena butuh waktu yang cukup lama hingga kering dengan baik, Arunika memutuskan untuk menunggu di bangku taman.
°°°
Di sisi lain, sebuah mobil berwarna hitam mendekat dan berhenti di tepi danau kecil yang tersembunyi di balik pepohonan, cukup jauh dari pusat desa.Alex memutar badan dan menatap mobil itu, lalu melempar puntung rokoknya ke tanah dengan gerakan cepat dan menginjaknya dengan sepatu Martin boots-nya.
Luna membuka pintu mobil dan keluar. "Wah, tempat ini luar biasa. Udaranya sangat sejuk dibandingkan dengan kota kita," katanya selagi berjalan mendekati Alex.
"Ini daftar siswa yang sekelas denganku." Alex mengulurkan beberapa lembar kertas begitu Luna berdiri di hadapannya. "Sejauh ini baru beberapa murid saja yang berhasil kudekati."
"Lihatlah sekejam apa pria ini," sindir Luna sambil menatapnya dari atas ke bawah secara berulang. "Aku menyetir selama hampir 10 jam dan kau bahkan tidak menyapaku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcanum Academy
Mystery / ThrillerDi tengah desa terpencil, Arcanum Academy berdiri megah sebagai sekolah eksklusif yang terpisah antara murid dari kalangan atas dan murid penerima beasiswa. Ketika seorang siswi beasiswa menghilang, Alex, seorang detektif muda yang baru dipindahkan...