.・゜゜・.・゜゜・Arunika melanjutkan membersihkan noda kopi dengan hati-hati dan begitu rompi Alex bersih dari noda kopi, Arunika menyerahkannya kembali kepada Alex.
"Aku harap ini cukup membantu. Sekali lagi, aku minta maaf."
Tangan Alex terulur untuk menerima rompinya dan mengamati kain yang kini tampak lebih baik.
"Terima kasih. Aku akan pergi ke ruang ganti."
Alex mulai berbalik untuk pergi ke ruang ganti, tetapi sebelum dia melangkah terlalu jauh, Arunika memanggilnya.
"Arga, tunggu sebentar," katanya dengan nada ragu.
Langkah Alex seketika berhenti dan menoleh. "Ada apa lagi?"
Arunika melangkah maju beberapa langkah, lalu Arunika menunjuk ke arah salah satu kancing baju Alex yang tampak longgar. "Kancingmu ada yang hampir terlepas," kata Arunika dengan nada pelan.
Tatapan Alex turun ke bawah dan matanya sedikit melebar, menyadari bahwa kancing tersebut memang sudah hampir terlepas. Tapi sebenarnya itu bukanlah kancing baju biasa, melainkan kamera yang menyerupai kancing baju yang sengaja disematkan di sana oleh Alex untuk merekam segala kegiatan di Arcanum Academy.
Dia hanya tersenyum tipis pada Arunjka, lalu dengan cepat bergegas menuju ruang ganti, membawa serta kekhawatiran yang baru. Arunika memandangnya sejenak sebelum berbalik dan pergi ke ruang ganti perempuan.
°°°
Pruitt!!
Suara peluit berkesiur di lapangan. Para siswa kelas kelas 11-A berkumpul di bawah terik matahari dan mengarahkan pandangan mereka ke arah pelatih olahraga yang sedang berdiri dengan tangan terlipat di depan dada.
Arunika mengambil tempat di barisan, mencoba mengalihkan pikirannya ke aktivitas fisik yang menanti. Pelatih kini berdiri di depan barisan dan mulai memberikan instruksi.
"Baik, semuanya. Hari ini kita akan latihan lari lintas alam," katanya dengan suara yang kuat.
Bruk!!
Suara keras terdengar dari arah gedung sekolah, diikuti oleh teriakan panik dari beberapa siswa. Semua mata langsung tertuju pada sumber suara, dan kengerian meliputi seluruh lapangan ketika mereka melihat tubuh seorang siswa jatuh dari lantai atas gedung sekolah dan menghantam tanah dengan keras.
Arunika menoleh dengan cepat dan menutup mulutnya saat melihat tubuh itu tergeletak tak bergerak di tanah. Seketika dia mengenali sosok itu—Vina.
Dunianya terasa berputar dengan cepat hingga rasa pusing yang mendadam menghantam kepalanya. Tanpa pikir panjang, ia mulai bergerak maju, mendekati gadis yang kini tergeletak tak berdaya, namun Arunika terjatuh saat tubuh mungilnya disenggol oleh lengan besar milik pelatih mereka.
Pelatih segera mengambil alih situasi, berteriak memerintahkan para siswa untuk mundur dan memberi ruang.
"Semua mundur! Jangan mendekat!" teriak dengan tegas, sementara ia sendiri berjongkok disamping Vina untuk memeriksa kondisinya. Dia menempelkan dua jari di leher Vina, mencari denyut nadi. "Cepat, panggil ambulans!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcanum Academy
Mystery / ThrillerDi tengah desa terpencil, Arcanum Academy berdiri megah sebagai sekolah eksklusif yang terpisah antara murid dari kalangan atas dan murid penerima beasiswa. Ketika seorang siswi beasiswa menghilang, Alex, seorang detektif muda yang baru dipindahkan...