1. Harus Nurut Atau ...

200 10 0
                                    


Ini adalah hari pertama untuk Priska menjadi anggota dari pengurus himpunan mahasiswa jurusan. Dengan segudang prestasi yang pernah ia dapatkan sebelumnya, dirinya pantas untuk menduduki posisi sebagai sekretaris di himpunan mahasiswa tersebut.

Gadis cantik dengan rambut bergelombang yang selalu periang itu, memiliki nilai yang cukup tinggi di jurusannya. Lalu dia bisa kuliah selama ini juga melalui beasiswa bidik misi. Bukan mahasiswa biasa pastinya, yang bisa mendapat beasiswa bidik misi. Mereka pasti memiliki otak yang cerdas, termasuk Priska.

"Priska Angelina Shaumi!" panggil seseorang yang berlari ke arahnya.

"Kamu dipanggil sama Kak Dewa ke ruang organisasi!" tutur kawannya pada Priska.

Wajah Priska yang tadinya tersenyum lebar saat sedang bersama anggota himpunan lainnya, mendadak langsung kecut mendengar nama Dewa disebutkan. Tapi ia tak bisa lama-lama memasang wajah cemberut itu. Bagaimanapun juga, dia tetap harus senyum.

"Oh gitu, ya? Sekarang, nih?" tanya Priska.

"Iya, sekarang!" jawab salah satu temannya yang memanggil tadi.

Priska mengembuskan napas dengan berat. Lalu ia tersenyum dengan lebar. "Baik, aku ke sana sekarang."

*

Dewa Yunanda, seorang ketua dari Badan Eksekutif Mahasiswa, yang merupakan organisasi tertinggi dalam suatu kampus, tentunya berada di atas himpunan mahasiswa. Pria tersebut merupakan pria populer dan hanya berkencan dengan mahasiswi populer juga.

Beberapa orang menyebut Dewa sebagai seorang playboy, karena ia tidak pernah lama menjalin hubungan dengan seseorang dan cenderung berganti-ganti. Meski menurut pengakuan Dewa, dirinya hanya sekedar berganti wanita, tapi tidak pernah berselingkuh darinya.

Lalu, kenapa seorang ketua dari Badan Eksekutif Mahasiswa memanggil sekretaris dari sebuah himpunan? Rasanya, hubungan organisasi mereka terlalu jauh. Apabila mereka hendak melakukan sesuatu, banyak sekali perantara yang harus mereka lalui demi kesesuaian dengan prosedur dan birokrasi. Kecuali jika yang mereka lakukan adalah sesuatu yang sifatnya pribadi dan tak ada sangkut paut dengan organisasi.

Pria dengan wajah putih dan rahang yang tegas itu duduk di mejanya. Ruangan organisasi ini sedang kosong, hanya ada Dewa yang sedang menatap ke arah pintu menggunakan mata tajamnya.

'Blak'

Tanpa ketukan pintu, tanpa salam, apalagi sapaan yang santun. Seorang gadis membuka pintu dari organisasi tersebut dengan keras. Tapi Dewa sama sekali tak terkejut meski pintu organisasinya dibanting.

Priska masuk ke dalam ruangan tersebut sambil melirik kanan-kiri terlebih dahulu. Setelah itu, dia menutup pintu dan langsung menghampiri Dewa.

"Kak Dewa!" panggilnya dengan nada yang kencang.

Pria yang dikenal playboy itu langsung turun dengan melompat dari atas meja. Dia langsung berjalan mendekat ke arah Priska dan keduanya bertemu di bagian tengah ruangan.

Tanpa rasa takut dan segan, Priska melipat tangan dan mengangkat dagu saat bertatapan dengan Dewa.

"Memang ya, cuma istriku yang tidak ada takut-takutnya sama ketua BEM!" tutur Dewa sambil terkekeh dengan keras.

"Heh! Sssssst!" Priska terburu-buru membekap mulut Dewa dengan tangannya.

"Aduuuh!" Dewa melepaskan tangan Priska dan langsung melirik pada gadis tersebut.

"Ya, Kak Dewa jangan kencang-kencang ngomongnya!" ungkap Priska kesal. "Ada apa?" tanyanya dengan nada yang kesal.

"Sepatuku kotor! Tolong dibersihkan, dong!" titah Dewa dengan santainya.

Istri Simpanan Ketua BEM!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang