Mengerjakan tugas kuliah di balkon apartemen membuat Priska lebih fokus. Dia harus segera mengumpulkan essaynya untuk besok.
Sebelum tinggal di apartemen, Priska tinggal di sebuah kamar kos yang ia sewa. Tapi karena tragedi pernikahan yang tak diinginkan, Priska pun tinggal di apartemen ini bersama Dewa.
Apartemen yang ditinggali oleh Priska dan Dewa ini merupakan apartemen dengan tipe studio, tapi cukup luas dan mewah. Di mana hanya ada satu ranjang saja di dalamnya dan sesuai kesepakatan, mereka akan tidak akan tidur bersama di ranjang tersebut. Melainkan mereka juga menyediakan sebuah kasur lantai yang bisa dilipat dan mereka bergiliran untuk menggunakan ranjang itu.
Selesai mengerjakan essay, dia menutup laptopnya. Lalu saat itu juga, Priska mendengar suara pintu apartemen dibuka.
"Kak Dewa sudah pulang kayaknya ...," gumamnya sambil pura-pura tak tahu.
Priska urung menutup laptop dan malah menyalakannya lagi. Dia pun kembali berpura-pura sedang mengerjakan tugas dan mengabaikan kedatangan Dewa.
"Hah, capek banget! Mama tadi ke sini, ya, katanya?" tanya Dewa yang berdiri di pintu balkon.
"Hmmm," jawab Priska sok serius tanpa menoleh ke arah Dewa.
"Bawa apaan aja mama tadi? Biasanya suka bawa makanan!" ujar Dewa sambil meninggalkan Priska dan menuju ke arah kulkas.
"Pris, soda lemon abis, ya?" teriak Dewa saat ia membuka kulkas.
"Hmmm!" jawab Priska lebih keras, tapi tak ada kata-kata yang keluar.
"Wah, ini minuman apaan nih? Punya kamu ini, Pris? Aku minum, ya!" teriak Dewa lagi yang tak digubris oleh Priska.
Tapi mata Priska langsung melotot dan ingat pada susu kotak pemberian sang mama mertua. "Waduh, gawat!" serunya yang langsung berlari.
Tanpa pikir panjang, dia langsung merebut minuman kotak itu dari tangan Dewa. "Jangan minum ini! Punyaku!" tegur Priska sambil menyembunyikan minuman tersebut.
"Kan, punya banyak kamu, bagi satu kenapa!" protes Dewa sambil memutar bola matanya kesal.
"Nggak, pokoknya Kak Dewa nggak boleh minum ini!" Priska pun menyembunyikan susu kotak tersebut ke bagian kulkas paling bawah.
"Kalau begitu aku mau soda lemon!" tuntut Dewa saat itu juga.
Sambil berdecak dan mengentakkan kaki, Priska menuruti keinginan suaminya itu.
"Kalau bukan malam itu ... aku mungkin tidak akan terjebak di pernikahan ini," gumam Priska sambil berjalan ke mini market depan apartemen dan mengingat malam tersebut.
**
Saat itu, ketika liburan semester tiba. Keluarga Priska berlibur sejenak ke rumah nenek mereka di luar kota, tepatnya di Bandung. Sementara Priska sendiri tinggal di daerah Sukabumi karena ayahnya yang bertugas di sana.
Priska cukup senang ketika berlibur di Bandung, karena hawanya yang sejuk dan pemandangan yang indah.
Akan tetapi, kesenangan Priska itu seketika retak bagai gelas kaca rapuh disiram air panas. Hal itu terjadi karena anak tertua dari tetangga nenek juga datang membawa keluarganya. Di mana anak tertua sang nenek ini, seumur dengan ayahnya Priska, sehingga mereka pun berteman. Lalu otomatis, teman ayahnya ini juga membawa anak semata wayangnya yang berusia dua tahun lebih tua dari Priska.
Ya, cucu dari tetangga nenek itu adalah Dewa.
"Teh, kamu ingat, nggak, dulu kamu suka ngecengin anak tetangga yang tinggal depan rumah! Anaknya Tante Tari itu!" tutur ibu dari Priska.
![](https://img.wattpad.com/cover/374447323-288-k472884.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Simpanan Ketua BEM!
RomanceMungkin dia bukan jodohku! "Kalau begitu kenapa kita nikah?" "Please, deh! Asal jangan Kak Dewa!" . . . Memohon agar perjodohan ini dibatalkan? Hah! Jangan mimpi Priska! "Jelaskan sama mama papa, kenapa kalian berdua di kamar seperti ini!" "Mama...