3. Peran penting

8 4 0
                                    

(Part yang di tulis miring adalah POV dari buku diary Sisilia)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Part yang di tulis miring adalah
POV dari buku diary Sisilia)


Happy Reading 🤗👋


-----






15 Agustus 2018

Hari ini aku kembali berdebat dengan Bintang. Sepertinya, hal itu sudah menjadi sebuah kebiasaan. Karena akan sangat aneh jika satu hari saja kita tidak beradu mulut dan berujung duduk saling membelakangi karena merasa kesal.

"Kalian akan terus seperti ini?" ucap Flora yang duduk di depan Sisi dan Bintang.

"Aku akan berhenti marah jika dia meminta maaf," sahut Sisi.

Gadis itu mengamuk karena Bintang membuat gambar yang dia lukis selama semalaman sobek menjadi dua bagian.

"Aku tidak sengaja, itu juga sobek karena kau terlalu menahan saat aku mengambil kertasnya," elak Bintang.

Laki-laki itu masih tidak terima saat Sisi menyalahkannya. "Lagi pula kau juga bersalah kepadaku. Kau memukulku sampai berdarah. Lihatlah!" lanjutnya. Bintang memperlihatkan lengannya yang terluka.

Dan lagi-lagi aku membuatnya terluka. Kali ini karena terlalu kesal melihat gambaran ku koyak, aku memukulnya dengan sebuah papan dada dari kayu hingga dia tergores dan berdarah.

"Sudah cukup! Kalian berdua sama-sama bersalah, jadi ayo saling meminta maaf." Flo berusaha menengahi dua orang yang sama-sama keras kepala itu.

Karena kami berdua masih diam dan tetap tidak bergeming sama sekali, akhirnya Flo beranjak dari tempat duduknya. Dia mengambil tanganku dan tangan Bintang. Lalu memaksa kami berdua bersalaman.

"Ayo katakan sesuatu," titahnya. "Bintang, kau laki-laki kan? Akui kesalahanmu dan minta maaf kepadanya." Flo mengatakan hal itu dengan tegas.

Terdengar helaan nafas Bintang, lalu setelahnya dia berkata, "Aku minta maaf karena membuat gambarmu sobek."

Laki-laki itu akhirnya meminta maaf kepadaku.

"Kau juga, minta maaf padanya. Dia terluka karenamu." Ucapan Flora kali ini tertuju kepada Sisi.

Karena Bintang sudah mengakui kesalahannya dan meminta maaf, jadi aku juga harus melakukan hal yang sama.

"Maaf..." ucap Sisi lirih.

"Bilang yang benar, Sisi!"

Dengan perasaan yang masih kesal, Sisi mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah laki-laki yang juga sedang menatapnya itu. "Aku minta maaf."

Semesta dan Sisinya [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang