30. Bumantara ada untuk Renjana (Bonus)

7 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Happy Reading 🤗👋





19 Mei 2019

Pagi ini, Sisilia sangat bersemangat. Bangun lebih awal untuk bersiap-siap. Mengingat bahwasanya hari ini adalah janji temu yang kedua kalinya bersama Semesta Buana.

Adik perempuan Naufal itu sudah berdiri di depan cermin cukup lama. Dengan memakai setelan baju berwarna putih dan kuning, serta sebuah pita yang menghiasi rambut panjangnya. Dia sudah membayangkan betapa menyenangkannya melihat bunga matahari bersama seseorang yang juga sangat ia kagumi.

Setelah dirasa sudah terlihat baik penampilannya, gadis itu beranjak pergi. Meninggalkan kamarnya dan melangkah keluar rumah. Senyuman di wajah cantik itu menambah poin plus untuk penampilan menakjubkannya hari ini. Orang-orang yang berpapasan dengannya nampak terpaku. Memandang betapa indahnya salah satu ciptaan Tuhan yang bernama Sisilia Rona Renjana.

Sisi memilih duduk di bangku bus yang tidak terlalu banyak dikerumuni orang. Duduk sendiri sambil menatap keluar jendela. Memperhatikan orang-orang yang sedang berada dipinggir jalan.

Langit hari ini cukup cerah. Sang matahari bersinar sempurna di atas sana. Sorotnya itu memberikan perasaan tenang di hati para manusia yang sedang ingin menikmati waktu liburan di luar rumah. Ditemani dengan kicauan burung dan hembusan angin sejuk. Mungkin bagusnya cuaca saat ini sebab doa dari banyak orang, termasuk Sisilia.

Masih pukul setengah sembilan pagi, tapi Sisi sudah sampai di taman kota. Saking semangatnya, gadis itu datang 30 menit lebih awal dari jam yang dijanjikan. Duduk manis di salah satu bangku di bawah rimbunnya pohon. Mengeluarkan ponselnya dan memutuskan untuk mendengarkan musik dengan penyuara telinga, sembari mengedarkan pengelihatan. Menelisik setiap kerumunan manusia yang tertangkap oleh sepasang matanya. Dan menebak-nebak apakah Semesta ada di antara mereka.

Ketika Sisi sedang menikmati pemandangan di depannya, tiba-tiba musik terhenti. Lamunannya pun ikut buyar. Gadis berpita kuning itu meraih ponselnya, memeriksa apa yang terjadi dengan benda persegi panjang miliknya itu.

"Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba mati? Padahal tadi baterainya sudah penuh," gerutunya sambil mengetuk-ketuk ponselnya yang mendadak tidak mau menyala.

Karena tetap tidak bisa, Sisi menghela napas kasar. Kemudian melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Sontak ia kembali celingukan, sebab jam menunjukkan sudah menunjukkan pukul sembilan.

9:15 - Sisi pikir mungkin jalanan sedang macet. Jadi Semesta akan sedikit terlambat.

9:45 - Sisilia masih menunggu. Gadis itu bahkan sampai berdiri. Menengok ke arah pintu masuk taman kota.

Semesta dan Sisinya [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang