40. Pain - Bonus Chapter 03

9 2 0
                                    

"Jika keberadaan tak kunjung membuatmu paham, maka kehilangan yang akan menamparmu hingga sadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika keberadaan tak kunjung membuatmu paham, maka kehilangan yang akan menamparmu hingga sadar."

🍂







Sebelum peti mati itu di tutup, Naufal mendekati jasad adiknya yang terlihat sangat cantik. Sisilia seperti hanya sedang tertidur biasa. Dengan usaha keras menahan air mata agar tidak jatuh mengenai tubuh tak bernyawa itu, Naufal segera membisikkan beberapa kalimat perpisahan kepada sang adik.

"Damailah di sana, adikku. Datanglah ke mimpiku saat aku merindukanmu," lirihnya. Sejenak ia menarik napas. "Sisilia, kakak sangat menyayangimu. Sebesar rasa sayangmu kepadaku. Aku juga bangga melihatmu tumbuh sekuat itu selama ini. Sampai jumpa, adikku tersayang. Di kehidupan selanjutnya, jadilah adikku lagi. Supaya kakak bisa menebus semua kesalahan kakak kepadamu di kehidupan ini."

Sisilia pergi dengan diantar oleh banyak manusia yang menghormati dan menghargai kepergian dirinya. Isakan tangis terdengar mengiringi setiap langkah dalam perjalanannya menuju keabadian. Saat ini mereka diselimuti penyesalan, tentang kenapa baru hari ini menyadari betapa berharganya gadis itu.

Ternyata benar, jika keberadaan seseorang tidak mampu menciptakan kasih sayang. Maka kepergiaannya akan menjadi tamparan kesadaran untuk orang-orang di sekitarnya. Sampai mereka paham betapa berharganya seseorang itu.

Bahkan setelah pemakaman selesai. Dan kini tubuh itu benar-benar tidak akan lagi terlihat di sudut bumi manapun, Indah Lestari tak juga kunjung berhenti menangis dan memohon agar putrinya bisa kembali.

Kedua orang tua yang selama ini mengabaikan putrinya, sekarang sedang menemui penderitaan atas kehilangan. Kehilangan sosok anak perempuan yang dalam hidupnya hanya menginginkan kasih sayang dari keluarga. Tetapi mereka tidak pernah memberikan itu. Sampai gadis malang itu menemui ajalnya sendiri.

Mau menangis sekeras apapun, ia tidak akan kembali bernyawa. Dan raganya tidak bisa hidup lagi.

"Maafkan ibu, nak. Maafkan ibu..."




➖➖➖➖➖




New York - 2019

Sejak tadi, ponsel di atas meja itu tak berhenti berdering. Sementara sang pemilik masih sibuk dengan kegiatannya.

"Amerta, your phone keeps ringing. It seems important," teriak seseorang.

"Wait a minute, I'm almost done." Tak perlu menunggu lama, langsung terdengar sahutan dari kamar mandi.

Semesta dan Sisinya [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang