Yahh... akhirnya sudah sampai di halaman terakhir. Dan bentar lagi tamat 😊.
✨
Happy Reading~
👋🤗
➖➖➖➖➖
"Aku kalah telak dalam pertarungan kali ini.
Badainya terlalu besar dan aku tidak mampu melaluinya."
Dari jauh, terlihat salah seorang gadis yang memakai dress putih sedang berdiri di tepian pantai. Menatap hamparan air luas dengan ombak yang cukup tinggi malam ini. Membiarkan air laut yang datang menyapu pasir di daratan juga ikut menabrak kakinya.Penampilannya sangat cantik malam ini. Seperti sengaja merias dirinya untuk menyambut sesuatu. Dress putih dengan panjang selutut serta rambut hitam panjang yang tergerai. Dipadukan dengan sepasang flatshoes berwarna senada dengan bajunya. Terlihat sempurna. Persis seperti seseorang yang ingin menghadiri pesta namun dengan raut wajah yang bertolak belakang dengan tampilannya.
Raut wajah yang ia tunjukkan sama sekali tidak menunjukkan suasana bahagia. Melainkan wajah sendu dengan tatapan kosong lurus ke depan.
Beberapa orang di sana terus memandangnya penuh tanya. Pasalnya gadis itu terus berdiri di tempat yang sama dengan posisi tak bergeming sama sekali.
"Dia sudah berdiri mematung di sana sejak tadi, apa kakinya tidak pegal?" bisik seseorang yang lewat.
"Sepertinya ada yang aneh dengannya," jawab manusia lain yang ada di sebelah.
Bahkan ada seseorang yang sampai menghampirinya dan memberitahukan peringatan. "Nona, maaf mengganggumu. Cukup berbahaya berdiri sedekat ini dengan pantai, karena malam ini ombak sedang tinggi. Sebaiknya kau lihat dengan duduk di bangku sana saja."
Namun tak ada respon sama sekali dari seseorang yang ia ajak bicara. "Nona? Kau dengar aku?"
Karena merasa tak dihiraukan, seorang pria itu beranjak pergi sambil terus bertanya kepada dirinya sendiri dengan sesekali menoleh ke belakang. "Apa dia tidak bisa mendengar? Apa mungkin dia bukan manusia? Jangan-jangan dia penunggu pantai ini. Maka dari itu sejak tadi hanya diam dan berdiri di sana," ucapnya sambil bergidik ngeri.
Lamunan gadis cantik itu buyar ketika ponsel di genggamannya berbunyi beberapa kali. Tangannya nampak begitu lemah padahal hanya sekedar mengangkat sebuah ponsel dan mengecek isi pesan yang masuk.
📲 Kakak :
Sisilia.
Sedang apa?
Sudah makan?
Apa kau sudah tidur?
Kakak akan pulang besok pagi. Tunggu yaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta dan Sisinya [✔️]
Fiksi RemajaBerisi tentang cerita yang tertulis di dalam diary seorang Sisilia Rona Renjana. Dimana kisah ini pertama kali ditulis olehnya pada 2018 di buku dengan sampul coklat yang selalu dia bawa kemana-mana. Dia menceritakan tentang kehidupan dan hari-hari...