35. Kehilangan Dunia

10 2 0
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading.

👋✨

(Seperti biasa, yang ditulis miring adalah POV dari Sisilia)

Happy Reading~










"Dirinya-lah satu hal yang aku butuhkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dirinya-lah satu hal yang aku butuhkan.
Dan dari banyaknya harapan, bersamanya adalah yang paling aku inginkan."

-Sisilia Rona Renjana.

➖➖➖➖➖








Naufal keluar dari kamar Sisilia setelah memastikan adik perempuannya sudah terlelap. Rasa tidak tega dan khawatir berulang kali menghantuinya. Dia takut adik perempuan satu-satunya itu akan melakukan sesuatu yang tidak terduga selama ada dalam kesedihan mendalam.

Sepertinya malam ini dia tidak akan bisa tidur. Berjaga di depan kamar sang adik terdengar bukan ide yang buruk. Demi memastikan gadis itu baik-baik saja.

Semalaman Naufal tertidur di sofa ruang tamu. Bahkan ketika ayah dan ibunya menyuruh dirinya pindah, laki-laki itu tetap menolak.

Paginya dia kembali memeriksa keadaan Sisi di kamar. "Rupanya dia masih tidur," lirih Naufal.

Ketika berniat memperbaiki selimut, kakak laki-laki Sisilia itu terkejut kala tidak sengaja kulit mereka bersentuhan. Naufal sontak menaruh telapak tangannya di kening Sisi. "Dia demam."

"Sisi." Naufal menepuk pelan pipi gadis yang sedang terpejam itu berkali-kali. "Sisilia. Kau bisa dengar kakak?"

"Hm."

Naufal menghela napas lega saat Sisilia merespon ucapannya, meski hanya sebuah deheman. Artinya gadis ini masih tersadar. "Kau demam. Ayo bangun dulu dan minum obat," titahnya kepada sang adik.

Semesta dan Sisinya [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang