33. Perasaan satu sama lain

5 2 0
                                    

Di part ini dan selanjutnya ada beberapa POV, jadi baca pelan-pelan saja supaya bisa paham

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di part ini dan selanjutnya ada beberapa POV, jadi baca pelan-pelan saja supaya bisa paham.

Happy Reading~~

👋✨


✨⏳✨




17 Mei 2019

Semenjak Bintang mengatakan tentang rencana kepergiaannya ke luar negeri, Flora menjadi tidak bisa fokus melakukan apapun. Dalam kepalanya selalu terputar perihal itu. Benaknya seolah terisi penuh dengan laki-laki bernama Bintang Pradipta.

"Aku akan ke perpustakaan untuk mengembalikan ini," ucap Sisilia.

Flora kembali larut dalam lamunannya setelah melihat Sisi yang telah menghilang dari balik pintu kelas. Kala sedang melamun, tiba-tiba muncul sebuah pemikiran yang membuat gadis berambut hitam itu mendadak punya keberanian untuk menemui Bintang dan mengatakan sesuatu.

Teman sebangku Sisilia itu beranjak dari duduknya. Melangkahkan kaki sembari mengedarkan penglihatan. Mencari seseorang yang sudah menjadi tujuannya keluar kelas.

'Terlepas dari apapun yang terjadi setelahnya, aku harus mengatakan semuanya sebelum terlambat,' batin Flora seiring berjalan dengan langkah tegapnya.

"Bintang," panggilnya saat melihat laki-laki yang baru keluar dari ruang kelas. Dengan cepat, gadis itu berlari menghampirinya.

Flora merasa harus mengatakan sesuatu kepada sahabat laki-lakinya itu sebelum mereka berpisah jarak.

"Aku ingin mengatakan sesuatu," ucap Flora ketika sampai di hadapan Bintang.

"Aku juga ingin mengatakan sesuatu," sahut Bintang.

Degub jantung Flora terasa semakin berdebar dua kali lebih cepat. Antara gugup dan juga penasaran tentang apa yang akan laki-laki di depannya itu katakan.

"Kalau begitu kau duluan saja yang mengatakannya." Flora meminta Bintang berbicara lebih dulu, karena dia harus menenangkan diri dari rasa gugup yang tiba-tiba menyerang.

"Aku mempertimbangkan kembali soal keputusan pergi ke luar negeri."

"Kau tidak jadi pergi?" tangkas Flora. Raut wajah tegangnya berubah menjadi antusias. Dia akan sangat senang jika Bintang sungguh memutuskan untuk tidak jadi pergi.

"Keputusanku untuk jadi pergi atau tidak, akan tergantung dengan jawaban Sisi," ujar Bintang.

Kalimat yang baru saja Bintang lontarkan, mengubah ekspresi Flora menjadi kebingungan. Gadis berambut hitam sebahu itu tidak mengerti apa maksud Bintang soal kepergiannya yang tergantung kepada Sisi.

"Jawaban Sisi?"

Bintang menganggukkan kepala. Kemudian terlihat menarik napas pelan. "Aku akan menyatakan perasaanku kepada Sisi. Jika dia menerimaku, aku akan tetap di sini bersamanya. Aku tidak akan pergi."

Semesta dan Sisinya [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang