7. Perasaan tersembunyi

16 4 0
                                    

(Part yang di tulis miring adalah POV dari buku diary Sisilia)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Part yang di tulis miring adalah
POV dari buku diary Sisilia)


Happy Reading 🤗👋



-----





22 September 2018

"Kau menyukainya ya?" Sisi terkejut kala mendengar Flora tiba-tiba menanyakan itu sambil menyenggol pelan pundaknya.

Saat ini mereka bertiga sedang ada di depan kelas yang berada di lantai 2. Menyaksikan serunya beberapa siswa yang sedang bermain sepak bola di bawah sana. Dikarenakan jika turun dan melihat langsung dari samping lapangan, terik matahari akan terasa sangat panas. Jadi ketiga manusia yang selalu bersama itu memutuskan untuk melihatnya dari lantai 2.

"Hm? Menyukai siapa?" tanya Sisi balik. Tidak langsung membenarkan perkataan yang dilontarkan teman baiknya itu. Ia juga menoleh ke arah gadis berambut pendek yang berdiri di sampingnya.

Kemudian Flora memberinya kode dengan menunjuk seseorang di bawah sana dengan dagunya dan berujar, "Semesta dari kelas 12 IPA-3."

Mendengar pernyataan temannya itu, Sisi langsung mengangkat satu alisnya dan menatap Flo dengan raut wajah yang tidak bisa dijelaskan. Gadis berambut panjang dengan bando merah muda itu merasa terheran-heran, bagaimana teman perempuannya itu bisa tau bahwa dia menyukai Semesta.

Aku sedikit terkejut saat Flo menyadari kalau aku benar-benar menyukai Semesta Buana. Apa terlalu kentara di wajahku jika aku jatuh cinta?

Selama ini, kedua teman dekatku hanya tau bahwa aku sekedar mengagumi saja, tidak lebih dari itu.

Karena itu aku berusaha keras menutupi perasaanku. Tetapi sepertinya hari ini aku sudah tertangkap basah.

"Kau tidak pandai menyembunyikan perasaan," bisik Flora tepat di telinga Sisilia. Lalu ia kembali fokus menonton pertandingan sepak bola. Sedangkan Sisi, gadis itu hanya terdiam menatap lurus ke depan.

"Kau benar-benar menyukai Semesta?" Sisilia kembali menoleh saat mendengar pertanyaan itu. Kali ini kata-kata itu tidak keluar dari mulut Flora Bunga Cantika, melainkan dari laki-laki yang juga ada di sampingnya sejak tadi.

Bahkan Bintang ikut melontarkan pertanyaan seperti itu. Aku tidak tau harus merespon seperti apa, jadi aku hanya menatap sekilas ke arahnya lalu kembali menatap lurus ke depan.

Aku menyadari bahwa saat ini Bintang sedang menatapku kesal karena pertanyaannya tidak kujawab dengan jelas.

"Sudahlah, aku mau kembali ke kelas," ucap Sisi, yang kemudian diikuti Flora yang juga beranjak dari sana.

Semesta dan Sisinya [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang