POV : Bintang
*
*
*
*"Andai kau tau, jika selama ini aku yang jatuh cinta kepadamu." -Bintang Pradipta.
Aku tidak akan berbohong. Rasa kesal itu ada saat Sisi tidak menjawab pertanyaanku dengan jelas hari itu. Sementara aku sangat ingin tau tentang perasaannya yang sebenarnya.
Aku ingin tau, apa arti Semesta Buana baginya.
Aku tidak suka melihat Sisi menatap laki-laki itu dengan mata yang berbinar-binar, seakan-akan di matanya hanya ada Semesta Buana seorang.
Selama ini aku harus berusaha begitu keras untuk membuatnya melihat ke arahku. Sedangkan kenapa laki-laki itu bisa dengan mudah menarik perhatiannya tanpa harus berusaha sekeras aku?
Harus aku katakan,
Aku yang bertemu dengannya lebih dulu.
Aku yang mengenalnya lebih dulu.
Aku yang selama ini ada di sisinya.
Dan...
Aku juga yang mencintainya lebih dulu.Tetapi kenapa dia malah menjatuhkan hatinya kepada seseorang yang baru saja dia kenal.
Setiap kali melihat Sisi yang nampak begitu tertarik dengan semua hal tentang Semesta, hatiku seperti dihantam dengan batu yang berat dan tajam. Sakit sekali. Rasanya aku ingin sekali mencari cara untuk bisa menjadi seorang Semesta.
Terkadang aku berharap bisa dilahirkan kembali. Tetapi sebagai seorang Semesta Buana Terra Amerta. Agar bisa dikagumi dan dicintai oleh Sisilia Rona Renjana.
Sejak hari itu, di lorong lantai 2. Hari di mana aku memanggil namanya dengan suara lantang yang penuh emosi, aku mengabaikannya. Setiap kali kami tidak sengaja bertemu, aku selalu mengalihkan wajah. Bisa kulihat tatapan penuh tanya yang dia layangkan kepadaku setiap kali aku menghindari untuk berkontak mata dengannya.
Ingin sekali aku mengatakan yang sebenarnya tentang perasaan yang sudah lama terpendam ini. Hanya saja aku takut. Aku takut dia akan berubah dan menjauhiku. Karena aku tau, selama ini Sisi hanya menganggapku sebagai seorang teman.
➖➖➖➖➖
"Bintang, ada temanmu." Aku menoleh ke arah yang ditunjuk salah satu teman kelasku. Ada Flora di sana. Sebelum menghampirinya, aku mengedarkan pandangan. Melihat apakah ada Sisi juga di sana. Ternyata tidak. Dia sendirian.
Dengan langkah berat, aku berjalan keluar kelas. "Ada apa?" tanyaku.
"Kalian tidak ingin berbaikan saja?" sahut Flora.
Lagi. Ini sudah kesekian kalinya dia menemuiku untuk bernegosiasi. Membujuk agar aku berhenti marah.
"Ayolah Bintang, berbaikanlah dengannya. Aku tidak ingin kita bertiga jadi terpisah seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta dan Sisinya [✔️]
Teen FictionBerisi tentang cerita yang tertulis di dalam diary seorang Sisilia Rona Renjana. Dimana kisah ini pertama kali ditulis olehnya pada 2018 di buku dengan sampul coklat yang selalu dia bawa kemana-mana. Dia menceritakan tentang kehidupan dan hari-hari...