Ketemu lagi di bab selanjutnya ini hehe 🤗.(Part yang di tulis miring adalah
POV dari buku diary Sisilia)-----
16 Januari 2019
Hari ini aku berjanji menemani Flo mencari hadiah untuk ulang tahun sepupunya. Kami pergi ke salah satu pusat perbelanjaan yang tidak terlalu jauh dari rumah. Dia bilang, ingin membelikan sebuah sepatu olahraga, karena sepupunya itu suka sekali bermain bulu tangkis.
"Kau tertarik dengan sepatu itu?" Sisi sontak menoleh ke arah Flora.
Aku melihat sepasang sepatu yang menurutku cukup bagus. Entah kenapa benda itu tiba-tiba membuatku teringat kepada Bintang.
"Kenapa tidak jadi ambil?" tanya Flo. Ketika melihat Sisi yang menaruh sepatu itu kembali di rak.
"Aku hanya melihat-lihat."
Mereka pun lanjut mencari sepatu yang cocok dengan sepupu Flora. Menyeleksi setiap model sepatu yang ada di rak. Memang cukup sulit jika membeli sesuatu untuk seseorang. Takut jika nanti tidak cocok. Karenakan pendapat setiap orang berbeda-beda. Apa yang menurut kita bagus, belum tentu menurut orang lain juga bagus.
Cukup lama keduanya memutari toko sepatu ini, hingga akhirnya Flora berhasil menemukan sepasang sepatu yang membuatnya tertarik. "Kurasa ini akan cocok untuknya. Bagaimana menurutmu, Sisi. Sepatu ini terlihat bagus?"
Sisilia menganggukkan kepala. "Bagus."
Setelah menyelesaikan pembayaran, sepasang sahabat itu keluar dan berniat untuk mengisi perut. Sebentar lagi juga waktunya makan malam.
Baru saja beberapa langkah menjauh dari toko sepatu, mereka berdua berpapasan dengan Semesta Buana. Laki-laki itu sedang berjalan sendirian. Karena mata mereka sempat bertemu, jadi Sisi dan Flora spontan menyapa dan sedikit melontarkan basa-basi.
Waktu kembali mempertemukan aku dan Semesta di tempat selain sekolah. Hari ini, dia memakai setelan kemeja dan celana khas pria kantoran. Aku menatapnya cukup lama. Kharismanya seperti mencuat keluar dan membuat siapapun yang berpapasan dengan laki-laki itu akan memandangnya penuh rasa kagum. Orang yang tidak mengenalnya mungkin berpikir bahwa dia adalah seorang pengusaha muda yang tampan. Padahal dia masih seorang siswa SMA yang berada di tingkat akhir.
"Ternyata kalian di sini." Ketiga manusia yang baru saja saling menyapa itu, secara bersamaan menoleh ke arah sumber suara.
Sisi melebarkan matanya, melihat siapa yang datang. "Bagaimana kau tau kami di sini?"
Aku sengaja tidak membalas pesan Bintang agar laki-laki itu berhenti membuntuti kemanapun aku pergi. Tetapi sekarang, dia malah tiba-tiba muncul di hadapanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta dan Sisinya [✔️]
Teen FictionBerisi tentang cerita yang tertulis di dalam diary seorang Sisilia Rona Renjana. Dimana kisah ini pertama kali ditulis olehnya pada 2018 di buku dengan sampul coklat yang selalu dia bawa kemana-mana. Dia menceritakan tentang kehidupan dan hari-hari...