18. Hari ibu

8 2 0
                                    

(Part yang di tulis miring adalah POV dari buku diary Sisilia)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Part yang di tulis miring adalah
POV dari buku diary Sisilia)

Sudah dapat separuh cerita 😊.

Semoga kalian masih bertahan membaca sampai tamatt. 😭🙏

Happy Reading ✨

-----





22 Desember 2018

Semenjak perbincangan kami di mobil hari itu, kak Naufal jadi lebih perhatian denganku. Terkadang ia terkesan seperti tidak membiarkanku untuk merasa sendirian. Mengajakku bicara. Membantuku belajar. Sesekali juga mengajakku pergi meski hanya sekedar jalan-jalan menyusuri jalanan kota dengan mobil kesayangannya. Mungkin kakak laki-lakiku itu sudah menyadari betapa malangnya aku di keluarga ini. Dan menjadikannya kasihan dengan adik perempuannya ini.

Tidak apa-apa jika alasannya mendekat hanya karena mengasihaniku. Aku tidak akan mempermasalahkan itu. Yang pasti sekarang aku tau, bahwa setidaknya ada yang satu orang yang peduli dengan keberadaanku di rumah ini.

"Lebih bagus yang mana? kanan atau kiri?" Naufal mengangkat tas yang ada di masing-masing tangannya. Menunjukkan kedua benda itu untuk meminta pendapat sang lawan bicara.

"Menurutku lebih bagus yang sebelah kanan," jawab Sisi.

Naufal kembali melihat-lihat tas di kedua tangannya. "Menurutku juga begitu."

"Baiklah. Kita ambil yang ini saja," timpalnya.

Detik selanjutnya, Naufal melangkah menuju kasir untuk melakukan pembayaran.

Pagi ini, dua kakak beradik itu sedang mengelilingi pusat perbelanjaan. Hari ini termasuk hari yang spesial setiap tahunnya. Selain perayaan 'Hari Ibu', 22 Desember adalah hari ulang tahun ibu mereka. Wanita yang sudah melahirkan dua anak itu, dilahirkan pada tanggal ini.

"Kau sudah mempersiapkan sesuatu untuk ibu?"

Sisi yang sibuk memakan es krim itu menganggukkan kepala. "Aku sudah mempersiapkannya dari 4 hari yang lalu."

"Kak," panggil Sisi.

"Hm?"

"Apa kali ini ibu akan mau menerima hadiah dariku?" tanya Sisi. Terlihat sekali gadis itu sedang merasa ragu. Lantaran setiap kali Sisilia memberikan hadiah, ibunya kelihatan sekali tidak suka.

"Jangan pesimis dulu." Naufal mencoba menyemangati adiknya itu. Agar Sisi juga bisa percaya diri kali ini.

"Ayah bilang, mereka berdua akan pulang lebih cepat hari ini. Kita harus segera bersiap-siap," terang Naufal.

Mereka akhirnya memutuskan untuk menyudahi kegiatan jalan-jalan ini. Dan bisa cepat pulang untuk menyiapkan kejutan ulang tahun untuk sang ibu di rumah hari ini.



Semesta dan Sisinya [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang